BerandaHits
Senin, 16 Mei 2021 09:35

Mudik, Tradisi yang Mulai Dilakukan Para Petani pada Zaman Majapahit

Ilustrasi mudik. (via Hai Grid)

Menjelang Hari Raya Idulfitri, mudik merupakan peristiwa penting dan harus dilakukan hampir seluruh masyarakat muslim Indonesia yang merantau. Bahkan bagi non-muslim, peristiwa mudik juga dimanfaatkan untuk liburan. Ada yang mengatakan mudik kali pertama dilakukan ketika zaman Majapahit.

Inibaru.id - Bagi masyarakat Indonesia, mudik menjadi ajang bersilaturahmi dengan keluarga, sowan kepada orang tua, mengunjungi makam leluhur, hingga menjadi momen berbagi kepada handai taulan di kampung sebagai pembuktian atas kesuksesan para pemudik di kota-kota.

Menelisik awal mula mudik di Indonesia, nggak ditemukan kapan tepatnya orang-orang Nusantara melakukan mudik. Dalam beberapa catatan, mudik kali pertama dilakukan sejak masa kerajaan Majapahit, yakni sekitar 1293 M. Tapi, ada versi lain yang menyebutkan jika sejarah mudik berasal dari tradisi kerajaan Islam di Mataram.

Tapi sepertinya, mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa yang telah berjalan sejak sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Profesi sebagai petani membuat penduduk dapat berkelana dan membuka lahan baru di mana saja. Para perantau itu akhirnya mempunyai momentum untuk pulang ke tempat asalnya.

Dulu, para perantau ini kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam leluhurnya. Mobilitas ini menjadi sakral karena dianggap mampu melancarkan rezeki ketika kembali ke perantauan. Para pejabat dari kerajaan Mataram Islam yang berjaga di daerah kekuasaan juga melakukan mudik. Mereka bakal kembali menghadap raja pada Hari Raya Idulfitri.

Arti Kata Mudik

Mudik dijadikan ajang para pekerja untuk kembali ke kampung halaman. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Ada dua versi mengenai asal usul kata “Mudik”. Dalam bahasa Jawa ngoko, Mudik berarti ‘Mulih dilik’. Artinya, pulang sebentar saja. Kata mudik kemudian mengalami transformasi. Istilah ini dikaitkan dengan kata “udik” yang berarti kampung atau desa.

Pengistilahan ini mulai muncul pada 1970-an. Saat itu, Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Untuk penduduk lain yang berdomisili di desa, kota ini menjadi salah satu kota impian untuk mengadu nasib.

Kota ini dihuni 80 persen urbanis yang merupakan pekerja. Mereka yang telah mendapatkan pekerjaan di sana biasanya hanya mendapatkan libur panjang ketika lebaran saja. Nah, momen inilah yang akhirnya dimanfaatkan untuk kembali ke kampung halaman.

Kebiasaan ini terus berlanjut dan mengakar. Nggak hanya di Jakarta, tradisi perpindahan penduduk dari desa ke kota juga terjadi ibu kota provinsi di seluruh Indonesia. Terlebih dengan diterapkannya otonomi daerah pada 2000 silam, orang semakin banyak mencari peruntungan di kota.

Pemberian libur panjang ketika Lebaran ditambah diberikannya Tunjangan Hari Raya Para, membuat para pekerja memanfaatkan momen ini untuk pulang kampung. Hingga akhirnya, mudik menjadi sebuah fenomena tahunan.

Wah, ternyata mudik sudah ada dari zaman baheula ya, Millens? (Lon/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: