BerandaHits
Sabtu, 26 Agu 2022 09:00

Metode Wolbachia, Jurus Baru Kota Semarang Lawan DBD

Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD berkembang biak di tempat yang banyak airnya atau tempat penampungan air, seperti selokan, vas atau pot tanaman, tempat minum hewan peliharaan, kolam renang, atau tempat sampah. (Klikdokter)

Kota Semarang nggak pengin prediksi kenaikan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada Oktober 2022 benar-benar terjadi. Mereka pun menerapkan metode Wolbachia untuk mencegahnya.

Inibaru.id - Setiap tahun, penyakit demam berdarah dengue (DBD) selalu menjadi ancaman kesehatan bagi kita. Kalau nggak rutin membersihkan genangan air, bisa-bisa jadi tempat munculnya nyamuk Aedes Aegypti di lingkungan rumah kita.

Di Kota Semarang, terutama di beberapa daerah tertentu, populasi nyamuk penyebab DBD itu tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang memprediksi bakal ada kenaikan angka kasus DBD pada Oktober 2022 nanti.

Pada bulan tersebut, sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim hujan. Biasanya hal ini juga diikuti dengan peningkatan jumlah nyamuk akibat banyaknya genangan air yang bisa jadi tempat nyamuk berkembang biak, salah satunya nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

Kasus DBD di Kota Atlas terus menurun sejak Mei 2022. Pada Agustus 2022 angka kasus nggak mencapai 10. (Getty Images/Boy_Anupong)

Memang, menurut Kepala Dinkes Kota Semarang Moh Abdul Hakam, angka kasus DBD di Kota Atlas cenderung terus menurun sejak Mei 2022. Bahkan, pada Agustus 2022, angka kasusnya nggak mencapai 10. Tapi, tetap saja Dinkes mewaspadai mulainya musim hujan tahun ini yang bisa membuat kasusnya naik kembali.

Oleh karena itulah, Dinkes Kota Semarang mulai menyiapkan strategi baru untuk menangkalnya. Caranya adalah dengan menerapkan Metode Wolbachia yang sebelumnya sukses menurunkan angka kasus DBD di Bantul dan Sleman sampai 77 persen. Bahkan, angka pasien yang dirawat di RS karena DBD di dua kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut bisa ditekan sampai 88 persen.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat proyek penanganan DBD dengan Wolbachia bisa segera dilaksanakan,” harap Hakam, Kamis (25/8/2022).

Apa Metode Wolbachia Itu?

Metode Wolbachia sebelumnya sukses menekan angka infeksi DBD di Yogyakarta. . (VOA/Nurhadi Sucahyo)

Wolbachia sebenarnya adalah sejenis bakteri yang bakal dimasukan ke dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti. Bakteri ini membuat nyamuk tersebut mandul dan nggak bisa bertelur.

Untuk memastikan bakteri ini masuk ke dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk-nyamuk tersebut bakal dikawinkan dengan nyamuk Aedes yang sudah dikembangbiakkan dengan cara khusus di dalam ember. Nyamuk-nyamuk ini sudah punya Wolbachia dan nggak bisa mengeluarkan virus DBD, Millens.

“Ember akan diletakkan di setiap 75 meter di daerah dengan kasus DBD tinggi. Harapannya, dalam enam bulan atau satu tahun bisa menekan kasus DBD,” ucap Hakam.

Kira-kira di mana saja sih daerah di Semarang dengan kasus DBD tinggi? Ternyata, ada tiga kecamatan, yaitu Tembalang, Ngaliyan, dan Banyumanik. Jadi, kemungkinan tiga wilayah inilah yang bakal jadi tempat Metode Wolbachia diterapkan.

Semoga metode Wolbachia yang dilakukan di Kota Semarang membawa hasil yang baik seperti yang terjadi di Yogyakarta, ya! Tugas kita sebagai masyarakat tentu saja selalu menjaga kebersihan lingkungan agar genangan air dan tempat yang kotor nggak lagi ada. (Hal, Tri/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024