Inibaru.id – Muhammad Nabil Arif Adhitya tampak teguh dengan pendiriannya dengan mengatakan, dia bergender netral. Mengenakan setelan hitam-putih berjas almamater merah Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dia menghadapi dua dosen yang terus bertanya, "Apa gendermu?"
Hasrul, salah satu dosen, akhirnya mengusir Nabil setelah gagal dapat jawaban yang dia inginkan. Wakil Dekan III Fakultas Hukum (FH) Unhas itu pun meminta Nabil keluar dari acara pengenalan mahasiswa baru FH Unhas yang digelar di Baruga Prof Dr H Baharuddin Lopa, Jumat (19/8).
Nggak lama kemudian, peristiwa itu viral di media sosial. Nggak sedikit yang mencaci apa yang dikatakan Nabil, banyak pula yang mendukung keputusan sosok yang di KTP mengaku berjenis kelamin laki-laki tersebut.
Kisruh ini mereda setelah Dekan FH Unhas Hamzah Halim pada Sabtu (20/8) pasang badan dengan menegaskan, Unhas adalah kampus inklusif dan Nabil nggak bakal didiskriminasi. Namun, nggak demikian dengan "gender netral". Identitas gender itu hingga kini masih terus menjadi perdebatan.
Gender Netral itu...
Sebelum memutuskan berdebat, sebaiknya kamu tahu dulu apa itu gender netral, Millens. Singkatnya, gender netral adalah sebuah identitas gender pada seseorang yang menganggap dirinya bukan laki-laki atau perempuan. Artinya, dia bisa keduanya atau bukan keduanya. Hm, bingung?
Ehm, kalau kamu bingung, itu wajar. Di Indonesia, gender netral, non-binary, atau nonbiner memang bukanlah istilah yang lazim diucapkan. Umumnya masyarakat hanya mengenal identitas gender laki-laki dan perempuan, sedangkan yang berada di luar itu adalah penyimpangan.
Sementara, seorang nonbiner nggak bisa mengidentifikasi dirinya hanya sebagai laki-laki atau perempuan. Konsep identitas ini nggak hanya diambil dari jenis kelamin fisik yang terlihat sejak lahir, tapi juga pengalaman gendernya selama hidup.
Sosok selebritas dunia yang pernah menyatakan dirinya memiliki identitas gender nonbiner atau netral antara lain Sam Smith, Miley Cyrus, Brendon Urie, Sia, dan Demi Lovato.
Gender Bukan Jenis Kelamin
Sebagian besar orang mengidentifikasi diri dengan konsep biner seks melalui jenis kelamin yang "tertempel" pada tubuhnya saat lahir. Disebut "biner" karena jenis kelamin hanya ada dua, yakni perempuan dan laki-laki. Dalam KBBI, biner berarti serba dua.
Berdasarkan biner seks, identitas gender kita adalah seorang laki-laki karena memiliki penis dan perempuan karena bervagina. Saat perasaan kita juga meyakini demikian, berarti jenis kelamin dan identitas gender kita sama.
Namun, gender bukanlah jenis kelamin. Pada kasus Nabil, kendati di KTP dia berjenis kelamin laki-laki, benaknya enggan mengakuinya demikian dan memilih gender netral. Bisa jadi, dia merasa identitas gendernya saat ini nggak dipengaruhi oleh organ kelamin yang dia miliki sejak lahir.
Mengutip Healthline, gender netral disematkan untuk orang yang nggak mengidentifikasi diri sebagai perempuan atau laki-laki serta merasa nggak cocok untuk memilih salah satunya. Ini berbeda dengan transgender yang sudah memilih jenis kelamin yang diinginkan, meski harus melalui operasi.
Orang nonbiner umumnya akan menolak keras pandangan masyarakat yang menyematkan dirinya sebagai perempuan atau lelaki. Jennifer K Bosson dalam The Psychology of Sex and Gender menulis, seorang non-biner bisa merasa dua atau lebih gender, tapi bisa juga nggak berada di gender mana pun.
Nah, sudah paham kan apa yang dimaksud Nabil sebagai gender netral? Sekarang kamu sudah boleh berdebat lagi dengan orang lain, Millens! (Cnn,Kom/IB09/E03)