Inibaru.id - Kenaikan air laut telah menjadi ancaman nyata bagi banyak daerah pesisir di seluruh dunia. Dalam upaya untuk melindungi wilayah ini, konsep pembangunan giant sea wall atau tanggul laut besar muncul sebagai solusi potensial. Namun, di balik ambisi untuk meraih keamanan pesisir, timbul dilema etis yang signifikan karena pembangunan ini dapat membawa risiko besar terhadap masyarakat nelayan tradisional yang telah mendiami daerah tersebut selama bertahun-tahun.
Salah satu permasalahan utama adalah penggusuran kampung nelayan yang seringkali menjadi konsekuensi dari proyek ini. Pembangunan giant sea wall memerlukan lahan yang luas, dan seringkali kampung-kampung pesisir yang telah menjadi tempat tinggal para nelayan turun-temurun harus mengalah untuk memberikan ruang bagi infrastruktur yang lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya, sumber penghidupan, dan jaringan sosial yang telah terjalin di antara masyarakat nelayan.
Di samping itu, dampak lingkungan juga menjadi pertimbangan kritis. Meskipun tujuannya adalah melindungi, konstruksi giant sea wall dapat merusak ekosistem pesisir dan mengubah pola aliran air laut. Ini dapat memiliki efek negatif terhadap keberlanjutan lingkungan dan keberagaman hayati laut, yang merupakan aset berharga bagi kehidupan masyarakat nelayan.
Aspek sosial ekonomi juga patut diperhatikan. Perubahan dalam pola air laut dan ekosistem dapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan, mengancam mata pencaharian nelayan, serta memicu perubahan dalam struktur ekonomi lokal.
Oleh karena itu, perencanaan pembangunan seharusnya tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis dan ingenieris, tetapi juga aspek-aspek sosial dan ekonomi yang erat terkait dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.
Dalam menghadapi dilema ini, penting untuk melibatkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memperhitungkan aspirasi, kekhawatiran, dan kebutuhan masyarakat yang terdampak, pembangunan dapat lebih sesuai dengan konteks lokal dan lebih berkelanjutan.
Pendekatan holistik yang mengintegrasikan kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi perlu diadopsi untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara perlindungan pesisir dan keberlanjutan masyarakat lokal.
Sebagai konklusi, dilema pembangunan giant sea wall mencerminkan tantangan kompleks yang terkait dengan penyeimbangan antara perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Melibatkan semua pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga masyarakat lokal, adalah kunci untuk merumuskan solusi yang nggak hanya efektif dalam melindungi pesisir tetapi juga menghargai dan melindungi warisan budaya masyarakat nelayan tradisional.
Hm, daripada membuang banyak anggaran untuk membangun tembok ini, sepertinya lebih baik menanam mangrove dan melakukan upaya lain yang lebih ramah lingkungan untuk mencegah kenaikan air laut ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)