BerandaHits
Selasa, 15 Jan 2024 16:34

Menyisir 'Giant Sea Wall' yang Penuh Dilema

Giant sea wall membawa dampak lingkungan yang serius. (gelora)

Mungkin membangun tembok superbesar di pinggir pantai bisa mencegah air laut naik ke permukaan. Tapi, ada banyak persoalan yang musti dipertimbangkan.

Inibaru.id - Kenaikan air laut telah menjadi ancaman nyata bagi banyak daerah pesisir di seluruh dunia. Dalam upaya untuk melindungi wilayah ini, konsep pembangunan giant sea wall atau tanggul laut besar muncul sebagai solusi potensial. Namun, di balik ambisi untuk meraih keamanan pesisir, timbul dilema etis yang signifikan karena pembangunan ini dapat membawa risiko besar terhadap masyarakat nelayan tradisional yang telah mendiami daerah tersebut selama bertahun-tahun.

Salah satu permasalahan utama adalah penggusuran kampung nelayan yang seringkali menjadi konsekuensi dari proyek ini. Pembangunan giant sea wall memerlukan lahan yang luas, dan seringkali kampung-kampung pesisir yang telah menjadi tempat tinggal para nelayan turun-temurun harus mengalah untuk memberikan ruang bagi infrastruktur yang lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya, sumber penghidupan, dan jaringan sosial yang telah terjalin di antara masyarakat nelayan.

Di samping itu, dampak lingkungan juga menjadi pertimbangan kritis. Meskipun tujuannya adalah melindungi, konstruksi giant sea wall dapat merusak ekosistem pesisir dan mengubah pola aliran air laut. Ini dapat memiliki efek negatif terhadap keberlanjutan lingkungan dan keberagaman hayati laut, yang merupakan aset berharga bagi kehidupan masyarakat nelayan.

Aspek sosial ekonomi juga patut diperhatikan. Perubahan dalam pola air laut dan ekosistem dapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan, mengancam mata pencaharian nelayan, serta memicu perubahan dalam struktur ekonomi lokal.

Oleh karena itu, perencanaan pembangunan seharusnya tidak hanya mempertimbangkan aspek teknis dan ingenieris, tetapi juga aspek-aspek sosial dan ekonomi yang erat terkait dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.

Perkampungan nelayan tradisional bisa terancam karena tembok besar ini. (Kompas/Mita Amalia Hapsari)

Dalam menghadapi dilema ini, penting untuk melibatkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memperhitungkan aspirasi, kekhawatiran, dan kebutuhan masyarakat yang terdampak, pembangunan dapat lebih sesuai dengan konteks lokal dan lebih berkelanjutan.

Pendekatan holistik yang mengintegrasikan kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi perlu diadopsi untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara perlindungan pesisir dan keberlanjutan masyarakat lokal.

Sebagai konklusi, dilema pembangunan giant sea wall mencerminkan tantangan kompleks yang terkait dengan penyeimbangan antara perlindungan lingkungan dan kesejahteraan sosial. Melibatkan semua pemangku kepentingan, dari pemerintah hingga masyarakat lokal, adalah kunci untuk merumuskan solusi yang nggak hanya efektif dalam melindungi pesisir tetapi juga menghargai dan melindungi warisan budaya masyarakat nelayan tradisional.

Hm, daripada membuang banyak anggaran untuk membangun tembok ini, sepertinya lebih baik menanam mangrove dan melakukan upaya lain yang lebih ramah lingkungan untuk mencegah kenaikan air laut ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: