Inibaru.id – Sikap toleransi dan menghargai perbedaan sepertinya memang harus diajarkan sejak dini, seperti yang dilakukan oleh PAUD Kucica Ungaran, Kabupaten Semarang. Sebanyak 20 siswa mengikuti kunjungan ke produsen bakpao di Salatiga, pada Sabtu (10/2/2018). Kunjungan itu sengaja dilakukan menjelang perayaan Imlek untuk membuat anak-anak merasakan kubudayaan Tionghoa yang lekat dalam pembuatan bakpao.
Di Dapur Bakpao Anugerah, Salatiga, bocah-bocah yang rata-rata berusia 2-6 tahun itu diajari tahapan pembuatan bakpao dari awal hingga siap saji. Mereka dipandu langsung oleh Chef Albert, pemilik Dapur Bakpao Anugerah yang merupakan keturunan Tionghoa.
Dengan telaten Chef Albert mengajari mereka, mulai dari membuat adonan, membentuk bakal bakpao, mengukus, hingga menjadi bakpao siap saji. Setelah dikemas, bakpao-bakpao isi cokelat tersebut kemudian dibawa pulang anak-anak sebagai oleh-oleh.
Baca juga:
Bandar Arisol "Mama Yona" Jadi Tersangka Kasus Penipuan
Bingung Libur Imlek Mau ke mana? Nonton Film Pai Kau Aja!
Didampingi para pengajar, siswa PAUD Kucica Ungaran terlihat serasi mengenakan baju berwarna merah. Bahkan ada juga siswa yang memakai baju khas Tiongkok bertemakan Imlek .
Kepala PAUD Kucica Ertania Johana Maryasmara mengatakan, kegiatan fieldtrip ini merupakan upaya pihak sekolah untuk mengajari toleransi kepada siswa. Dia mengaku sengaja mengenalkan makanan khas dari Negeri Tirai Bambu yang juga familiar bagi mereka.
“Belajar keberagaman bisa dari mana saja. Nah, tahun ini kami mengajak anak-anak untuk kenal lebih dekat dengan kuliner khas Tionghoa, yakni bakpao," ujar perempuan yang kerap disapa Hana itu.
Para siswa PAUD Kucica sedang membuat bakpao. (Dok PAUD Kucica)
Selain belajar membuat bakpao, para siswa juga diajak belajar membuat topi khas Tiongkok. Selain antusias membuat bakpao, mereka juga tampak sangat antusias membuat topi yang banyak kita lihat dalam film-film silat klasik Tiongkok tersebut. Nggak cuma membuat, anak-anak tersebut juga dikenalkan dengan fungsi dan makna topi yang dibuatnya.
Baca juga:
Jeruk Mandarin yang Kian Langka Menjelang Imlek
Liku-Liku Imlek Nusantara
“Aku suka bikin topi. Ini topi pelindung dewa,” ujar Kevin, salah seorang siswa PAUD Kucica.
Sejumlah siswa terlihat langsung memakai topi hasil buatannya itu. Topi tersebut terus mereka pakai saat membuat babakpao, bahkan topi berwarna merah dan putih itu tetap di kepala mereka hingga pulang dari Salatiga.
Ah, indahnya toleransi. Semoga kelak para siswa menjadi generasi yang toleran ya, Millens. (TS/IF)