Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

"Hari Senin-Jumat tingkat kunjungan sekitar 500-an orang, Sabtu 1.000-an wisatawan, sedangkan Minggu kurang lebih 2.000-an pengunjung,” kata Bimo, Sabtu (1/2/2025).

Khusus untuk libur Isra Mi'raj dan Tahun Baru Imlek kemarin, Semarang Zoo menggelar berbagai even menarik selama lima hari, yakni tanggal 25-29 Januari 2025. Tujuannya tentu demi menarik wisatawan untuk datang.

"Kami menampilkan beberapa acara yang meriah seperti Parade Barongsai, Lomba Mewarnai, Festival Tari, Mandarin Cosplay dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Sukses mendatangkan banyak wisatawan nggak bikin Semarang Zoo puas. Mereka pengin lebih banyak wisatawan datang. Makanya, pihak Semarang Zoo berkoordinasi dengan beberapa stakeholder&nbsp;demi mengembangkan potensi wisata di sana.

"Pilihan desain konsep pengembangan Semarang Zoo sudah ada, tapi butuh dana yang tidak sedikit. Inilah yang sedang kami koordinasikan dengan para ‘stakeholder’,” jelasnya.

Diketahui pada awal tahun 2025, Semarang Zoo menerima bantuan dana&nbsp;corporate social responsibility&nbsp;(CSR) sebesar Rp750 juta dari sejumlah perusahaan untuk pengembangan potensi wisata.

Tempat wisata yang dulu dikenal sebagai Bonbin Mangkang tersebut dipercaya menjadi fasilitator antara Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia atau PUTRI dengan PT. Global Tix, Aqua, dan Joyday dalam rangka kerja sama dengan destinasi wisata.

Tiga perusahaan tersebut kemudian memberikan bantuan dana CSR untuk pengembangan wisata Semarang Zoo. PT. Tirta Investama (Aqua) menyalurkan dana senilai Rp400 juta dalam bentuk donasi pakan satwa dan seragam karyawan.

Sementara itu, PT. Global Tix memberikan Rp. 50 juta dalam bentuk donasi satwa asuh Semarang Zoo. Terakhir, CSR dari PT. Green Asia Food Indonesia (Joyday) menyediakan Rp 300 juta berupa pemberian sarana prasarana, fasilitas umum, dan seragam karyawan. 

Cukup menggembirakan ya mendengar kabar Semarang Zoo banyak didatangi pengunjung. Semoga saja kualitasnya membaik agar semakin menarik minat banyak orang untuk datang.&nbsp;(Danny Adriadhi Utama/E07)

Inibaru.id -&nbsp;Libur panjang perayaan Isra Mi'raj dan Imlek pada akhir Januari 2025 membuat sejumlah obyek wisata di Semarang diserbu wisatawan, Senin (24/4). Salah satunya adalah obyek wisata Senarang Zoo yang didatangi 5.000 orang selama periode tersebut.

Direktur Semarang Zoo Bimo Wahyu Widodo mengatakan jumlah kunjungan yang mencapai 5.411 tersebut relatif meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Untuk hari-hari biasa, rata-rata pengunjung Semarang Zoo sekitar 500 orang per hari. Sedangkan di akhir pekan berada di kisaran angka 1.000 hingga 2.000 orang per hari.

Sukses mendatangkan 5.000 pengunjung selama libur panjang Januari 2025, Semarang Zoo semakin berbenah demi semakin meningkatkan minat wisatawan datang ke sana.

Semarang Zoo Dikunjungi 5.000 Orang Selama Libur Panjang&nbsp;

Awalnya, angpao diberikan langsung oleh orang tua atau tetua keluarga kepada anak-anak sebagai simbol perlindungan dan doa agar mereka tumbuh sehat dan kuat.

Pada masa Dinasti Ming dan Qing, tradisi memberi angpao mulai berkembang menjadi lebih meriah. Pohon-pohon jeruk yang dihiasi angpao kecil digunakan sebagai simbol kemakmuran dan rezeki berlimpah.

Tradisi ini kemudian berkembang menjadi permainan petik angpao dari pohon, yang hingga kini dilakukan di berbagai negara dengan komunitas Tionghoa, termasuk Indonesia.

Petik angpao di pohon saat Imlek melambangkan usaha dan harapan untuk meraih keberuntungan. Pohon yang dihiasi angpao juga dianggap sebagai pohon rezeki, di mana setiap angpao yang dipetik dipercaya membawa berkah tersendiri bagi penerimanya. Kegiatan ini menjadi simbol bahwa keberuntungan harus dijemput dengan usaha, bukan sekadar menunggu.

Selain itu, tradisi ini juga mengajarkan nilai berbagi dan kebersamaan. Dengan memberikan angpao kepada anak-anak dan tamu yang hadir, tuan rumah menyampaikan doa serta harapan akan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua.

Di era modern, tradisi petik angpao semakin populer dan dilakukan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya di rumah-rumah, pohon angpao kini sering dipajang di pusat perbelanjaan atau tempat umum selama perayaan Imlek. Kegiatan petik angpao kerap dijadikan ajang lomba atau permainan yang menarik minat anak-anak dan orang dewasa.

Pohon yang digunakan biasanya berupa pohon buatan yang dihias dengan ornamen berwarna merah dan emas, termasuk angpao yang digantungkan di dahan-dahannya. Beberapa tempat bahkan menyediakan angpao berisi hadiah spesial, seperti voucher belanja atau barang berharga lainnya.

Tradisi petik angpao di pohon saat Imlek bukan sekadar permainan, tetapi juga bentuk pelestarian nilai-nilai budaya Tionghoa. Dari masa ke masa, tradisi ini terus dijalankan sebagai simbol keberuntungan dan harapan akan kehidupan yang lebih baik. 

Nah, dengan setiap angpao yang dipetik, terselip doa-doa baik dan semangat positif untuk menghadapi tahun yang baru. Selamat Tahun Baru Imlek, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Petik angpao di pohon adalah salah satu tradisi unik dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang identik dengan keceriaan dan harapan akan rezeki. Tradisi ini nggak hanya menjadi hiburan bagi anak-anak, tetapi juga mengandung makna simbolis yang dalam. Angpao, atau amplop merah berisi uang, sudah sejak lama dipercaya membawa keberuntungan dan kemakmuran bagi penerimanya.

Angpao sendiri berasal dari kebiasaan masyarakat Tiongkok kuno memberikan hadiah berupa uang kepada keluarga dan orang-orang terkasih saat pergantian tahun. Warna merah pada angpao melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan penangkal roh jahat. 

Menjadi sesi seru yang pasti ditunggu-tunggu, begini sejarah tradisi petik angpao di pohon saat Imlek.

Sejarah Tradisi Petik Angpao di Pohon saat Imlek, Sesi Seru yang Ditunggu

   Pohon jeruk kecil ini sangat populer sebagai dekorasi Imlek karena buah jeruk melambangkan kemakmuran dan kekayaan. Warna oranye cerah dari jeruk dianggap menyerupai emas, sehingga dipercaya membawa rezeki bagi pemiliknya.  

   Mei Hua sering dipajang selama Imlek karena melambangkan ketabahan dan harapan baru. Bunga ini mekar di tengah musim dingin, sehingga dianggap sebagai simbol kekuatan dan harapan di tengah kesulitan.  

  Pohon angpao biasanya berupa ranting pohon yang dihias dengan amplop merah berisi uang. Amplop merah melambangkan kebahagiaan, sedangkan pohon ini secara keseluruhan menjadi simbol harapan akan berkah dan kemakmuran di tahun baru. Kalau dipikir-pikir, ya iya juga ya? Siapa yang nggak bahagia dapat angpao? Ha ha

  Bambu rejeki sering digunakan sebagai simbol keberuntungan dan harmoni. Tumbuhan ini diyakini mampu menarik energi positif dan mendatangkan kesejahteraan bagi keluarga.

Selain memperindah suasana perayaan, pohon Imlek juga memiliki makna filosofis yang dalam. Warna-warni dari buah, bunga, dan hiasan pada pohon melambangkan kehidupan yang penuh keceriaan dan optimisme. Kehadiran pohon ini dipercaya mampu mengusir energi negatif dan membawa suasana positif ke dalam rumah.  

Bagi banyak keluarga Tionghoa, pohon Imlek tidak hanya sekadar dekorasi, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga harapan dan semangat dalam menghadapi tahun yang baru. Dengan setiap pohon yang dipajang, terselip doa-doa untuk kesehatan, kebahagiaan, serta kemakmuran bagi seluruh anggota keluarga.  

Menghias pohon Imlek adalah tradisi yang menggambarkan semangat menanam harapan di awal tahun. Setiap hiasan yang digantungkan memiliki arti tertentu, seperti doa untuk panjang umur, kesuksesan, dan hubungan yang harmonis. Oleh karena itu, pohon Imlek menjadi simbol awal yang baik untuk memulai tahun baru dengan penuh harapan dan semangat positif.

Dengan segala maknanya yang mendalam, pohon Imlek nggak hanya mempercantik suasana, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kebaikan yang selalu dijunjung tinggi dalam perayaan Tahun Baru Imlek.

Kalau pohon Imlek favoritmu apa nih, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Perayaan Imlek nggak hanya identik dengan warna merah, angpao, dan kue keranjang, tetapi juga dengan pohon Imlek yang menjadi simbol penting dalam tradisi ini. Pohon Imlek sering dijadikan ornamen utama di rumah-rumah maupun tempat umum selama perayaan Tahun Baru Imlek.

Pohon ini melambangkan harapan, keberuntungan, dan kesejahteraan di tahun yang akan datang.

Dengan hiasan buah, bunga, serta angpao merah, pohon Imlek membawa doa-doa baik untuk kehidupan yang lebih makmur dan penuh kebahagiaan di tahun mendatang.

Pohon Imlek Simbol Harapan dan Keberuntungan

Legenda tentang barongsai berasal dari Tiongkok kuno dan memiliki berbagai versi di berbagai daerah. Salah satu legenda paling terkenal adalah tentang Nian, sebuah monster mitos Tiongkok yang tinggal di pegunungan dan akan turun dari sana setiap tahun pada malam Tahun Baru Imlek untuk memangsa manusia dan hewan.

Menurut legenda, penduduk desa menyadari bahwa Nian takut pada warna merah, suara keras, dan petasan. Oleh karena itu, untuk melindungi diri dari serangan Nian, mereka mulai menggunakan dekorasi merah, memainkan musik keras, dan melemparkan petasan saat Nian turun dari pegunungan. 

Namun, pada suatu hari, sebuah makhluk misterius, yang dikenal sebagai "barongsai," muncul dan berhasil mengusir Nian dari desa. Barongsai menjadi simbol keberanian, kekuatan, dan perlindungan bagi masyarakat Tionghoa.

Sejarah barongsai di Tiongkok memiliki akar yang panjang dan berkembang selama ribuan tahun. Awalnya, barongsai digunakan dalam ritual keagamaan untuk membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat. Namun, seiring berjalannya waktu, barongsai menjadi bagian dari pertunjukan seni yang melibatkan gerakan tarian dan akrobatik yang indah.

Di Tiongkok, pertunjukan barongsai sering diadakan pada perayaan Tahun Baru Imlek, festival-festival budaya, dan acara penting lainnya. Selain itu, barongsai juga diperkenalkan ke berbagai negara Asia Tenggara oleh para imigran Tionghoa, di mana tradisi ini terus berkembang dan dihargai hingga hari ini.

Pada dasarnya, barongsai bukan hanya sekadar tarian hiburan, tetapi juga mewakili warisan budaya yang kaya dan simbolisme yang mendalam dalam budaya Tionghoa.

Melalui gerakan tari yang dinamis dan ekspresifnya, barongsai terus menghidupkan legenda dan sejarahnya, memperkaya tradisi Tionghoa dan mempertahankan warisan budaya yang berharga.

Menarik ya? Kamu suka juga nggak nonton pertunjukan ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Nggak lengkap rasanya jika Imlek dirayakan tanpa pertunjukan barongsai. Ngomong- ngomong, seni unik ini memiliki legenda serta sejarah yang mengakar dalam budaya Tionghoa dan telah menjadi bagian integral dari tradisi Tionghoa selama berabad-abad.

Berikut adalah gambaran umum tentang legenda dan sejarah barongsai:

Barongsai menjadi simbol keberuntungan dan kekuatan. Atraksi ini nggak pernah absen dari berbagai perayaan orang-orang Tionghoa. Tapi, bagaimana legenda dan sejarah seni unik ini?

Sejarah dan Legenda Barongsai

Warna-warna seperti emas, pink, biru, dan
hijau, semakin populer sebagai alternatif untuk merah. Banyak orang kini
memilih baju dengan nuansa warna yang mencerminkan kepribadian dan selera
pribadi mereka. 

Selain itu, beberapa orang menggabungkan warna merah dengan
warna lain untuk menciptakan gaya yang unik dan menarik.

Perubahan ini mencerminkan semangat inklusivitas dan
kreativitas dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Nggak lagi terikat pada aturan
warna yang kaku, masyarakat sekarang lebih bebas mengekspresikan diri melalui
pilihan fashion mereka.

Oleh karena itu, kita dapat melihat variasi warna yang
beragam saat merayakan Imlek, menciptakan keberagaman dan keindahan dalam
perayaan ini.

Penting untuk diingat bahwa tradisi tetap memiliki tempat
yang penting, tetapi adaptasi terhadap perubahan dan perkembangan adalah kunci
keberlanjutan budaya.

Jadi, mari kita sambut Tahun Baru Imlek dengan semangat
yang ceria dan penuh keberagaman dalam pemilihan warna baju, karena pada
akhirnya, yang terpenting adalah semangat kebahagiaan dan persaudaraan yang
kita rasakan selama perayaan ini.

Kalau kamu suka warna baju apa nih buat dipakai Imlek, Millens?
(Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Seiring dengan perubahan zaman, tradisi
Imlek dan aturan fashion telah mengalami transformasi yang menarik. Salah satu
mitos yang kini terpecahkan adalah keyakinan bahwa baju yang dikenakan selama
perayaan Imlek harus selalu berwarna merah. Padahal, faktanya, nggak ada aturan
kaku terkait warna baju yang harus dipilih selama perayaan Tahun Baru Imlek.

Sejak dulu, warna merah dianggap sebagai simbol
keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa. Namun, pandangan ini telah
berkembang seiring berjalannya waktu. Saat ini, masyarakat Tionghoa semakin
terbuka terhadap variasi warna dalam pemilihan pakaian Imlek.

Merah memang identik dengan perayaan Imlek sehingga ornamen hingga pakaian dipilih yang berwarna merah. Tapi, kamu boleh kok memilih warna selain merah untuk Imlek.

Mitos Terpecahkan; Baju Imlek Nggak Harus Berwarna Merah!

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Cuci Baju

Eh ini beneran, lo, Millens.
Di Hari Raya Imlek, kamu dilarang mencuci baju, khususnya di dua hari pertama
pada Tahun Baru. Konon, dua hari ini adalah hari ulang tahun dari Dewa Air. Dia
nggak suka dan bahkan bisa tersinggung kalau ada orang mencuci baju di hari
ulang tahunnya, Millens. Kalau
begini, bisa mempengaruhi rezekimu, lo.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Menyapu atau Membuang Sesuatu

Saat Tahun Baru Imlek, kamu bakal dilarang untuk menyapu
atau membuang sesuatu. Kalau memang pengin bersih-bersih rumah, lakukan
sebelumnya, ya? Bahkan, membuang sampah atau barang-barang yang dianggap nggak
berguna nggak boleh lo dilakukan saat Imlek.

Konon sih, pamali
menyapu dan membuang di Tahun Baru Imlek ini sama saja dengan membuang rezeki.
Duh, bisa rugi setahunan dong kalau begini.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Menangis

Kalau sedih atau terharu, gimana? Ya, sebaiknya ditahan, Millens. Di Hari Raya Imlek, kamu memang nggak boleh menangis. Konon, kalau sampai ada yang menangis, bisa membawa
nasib buruk atau bahkan kemalangan, lo.

Gara-gara hal ini, banyak orang tua yang sebisa mungkin
menjaga anak-anak kecil mereka agar nggak menangis. Bahkan, ada yang menyebut
di Tahun Baru Imlek, sebaiknya anak-anak nggak dihukum atau dimarahi meski
melakukan kesalahan, lo.

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Minum Obat

Konon, di Tahun Baru Imlek sampai Festival Lentera, nggak
boleh minum obat atau datang ke rumah sakit. Kalau nggak, bisa membuat penyakit
ini susah sembuh sepanjang tahun. Duh, kalau ada obat yang wajib diminum
setiap hari gimana dong? Kalau yang ini sih pengecualian, ya? Kan wajib agar
bisa sembuh.

5.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Membuat Benda Pecah

Beneran deh, kamu harus hati-hati agar nggak memecahkan
benda di Tahun Baru Imlek. Andaipun nggak sengaja, segera kumpulkan pecahannya
dan ditempatkan di dalam kertas atau kain dengan warna merah. Tujuannya, demi
mencegah perpecahan keluarga dan seretnya rezeki, Millens.

Kira-kira, ada lagi nggak ya pantangan imlek yang sebaiknya
dihindari? (Ine/IB09/E05)

Inibaru.id – Hari
Raya Imlek pada 2022 ini dirayakan pada 1 Februari. Sebagaimana di beberapa
tahun sebelumnya, Imlek dirayakan di tengah musim hujan. Nah, katanya sih,
adanya hujan ini bisa membawa hoki alias keberuntungan. Menurut kepercayaan, biar hokinya
nggak hilang, kamu juga harus menghindari pantangan imlek, lo.

Masyarakat Tionghoa percaya kalau mereka harus menghindari sederet pantangan ini agar pada tahun ini, keberuntungan terus menyertai dan
kesialan jauh. Nah, biar kamu nggak makin penasaran, berikut adalah
sejumlah pantangan imlek tersebut, Millens.

Biar hoki dan nggak mendapatkan banyak masalah, kamu harus menghindari sejumlah pantangan Imlek, lo. Hm, apa saja, ya kira-kira-kira?

Biar Tetap Hoki, Hindari Pantangan Imlek Ini

Mengadopsi dari ketupat opor dan ketupat sayur, Jongkie
mengungkapkan bahwa lontong opor punya bahan yang hampir serupa. Yang
membedakan adalah lontong sebagai pengganti ketupat dan tiga komponen lain
yaitu kedelai bubuk, abing, dan docang. Yap, karena rata-rata tentangga kaum
Tionghoa kala itu merupakan muslim, mereka nggak mencampurnya dengan babi
atau apa pun yang nggak boleh dikonsumsi.

Bukan tanpa alasan, keempatnya punya makna bagi warga peranakan
lo. Jongkie mengungkapkan bahwa modifikasi ketupat yang kotak menjadi lontong
dengan bentuk bundar ketika dipotong melambangkan bulan purnama penuh (purnama
pada perayaan Cap Go Meh). Bentuk bundar lontong juga bermakna sebagai hubungan
persaudaraan yang nggak terputus.

Sedangkan abing yang bercita rasa manis melambangkan doa
agar diberi yang manis-manis dalam hidup. Begitupun rasa gurih dari docang dan
bubuk kedelai agar yang menyantapnya selalu mengalami nasib yang baik (gurih). Oleh
Jongkie Tio, ketiganya disebut sebagai syarat karena secara turun temurun
digunakan oleh leluhur mereka sebagai bumbu makasan.

&nbsp;“Lontong Cap Go Meh
itu &nbsp;100 persen kupatan, dikasih tiga ini (bubuk
kedelai, docang dan abing) jadi lontong Cap Go Meh,” tambahnya.

Sepiring lontong Cap Go Meh lengkap terdiri dari 12
komponen. Karena Jongkie Tio nggak sempat menyebutkan, saya berusaha
mengidentifikasi satu per satu. Beberapa di antaranya adalah lontong, sayuran,
sambal ati, sambal tahu, suwiran ayam, telur, docang, abing, bubuk kedelai, dan
kuah santan.

Untuk menyantap hidangan peranakan yang autentik satu ini
kamu bisa datang ke Restoran Semarang. Jika beruntung, kamu bisa bertemu
Jongkie Tio yang nggak segan-segan bercerita banyak hal tentang Pecinan dan
berbagai budaya Tionghoa di Semarang. (Zulfa Anisah/E05)

Inibaru.id - Lima belas hari setelah Imlek, warga
peranakan di Indonesia merayakan Cap Go Meh. Pada perayaan yang
bertepatan dengan bulan purnama ini, Cap Go Meh juga merupakan penutup bagi
musim semi dan momen melepaskan sanak famili yang akan kembali ke perantauan.

Di perayaan ini, ada kuliner hasil akulturasi budaya Tionghoa
dan Jawa yang pupuler di Kota Semarang . Yap, lontong Cap Go Meh! Menurut
Jongkie Tio pemilik Restoran Semarang, kuliner satu ini merupakan bukti seduluran
antara etnis Tionghoa dan etnis lain di sekitar tempat tinggal mereka.

“Kalau penutup lebaran ada bodo kupat bagi orang Jawa, orang
Tionghoa juga pengin ngasih wewehan buat tetangga etnis lain.” Ungkapnya.

Lontong Cap Go Meh merupakan kuliner peranakan yang terinspirasi dari lontong opor. Disajikan ketika perayaan Cap Go Meh, sepiring hidangan ini punya makna yang mendalam.

Meracik Toleransi dan Persaudaraan dalam Sepiring Lontong Cap Go Meh 

Namun, hal tersebut berbeda dengan di Indonesia. Menurut sosok 79 tahun yang kini harus berjalan dengan bantukan tongkat
penyangga itu, orang Tioghioa di negeri ini macam-macam, ada yang
peranakan dan perantauan yang menetap.

"Yang peranakan kayak saya ini nggak
mudik,” ujarnya.&nbsp;

Bagi masyarakat Tionghoa, momen mudik , menurut Jongkie, menjadi waktu yang tepat untuk kembali pada akar rumput mereka. Bedanya, Imlek sekaligus bertujuan menyongsong musim semi, beda dengan Lebaran yang waktunya
berubah-ubah. 

"Ya, semua kembali lagi pada tatanan agama masing-masing," terangnya, lalu tersenyum ramah.

Dalam beberapa hal, tradisi Imlek memang sejatinya mirip tradisi Lebaran di Indonesia. Jongkie Tio mengatakan, beberapa tradisi pas Lebaran kayak bangun pagi, mandi dan keramas, lalu menemui orang tua untuk meminta maaf dengan cara bersimpuh, juga dilakukan orang Tionghoa.

"Cuman, sekarang anak-anak minta
maafnya sambil menyodorkan tangan, minta angpao!” kelakar Jongkie.

Selain itu, masyarakat Tionghoa, tambahnya, juga bersih-bersih rumah menjelang Imlek, nggak jauh berbeda dengan tradisi umat Islam saat Lebaran.&nbsp;

"Yang mungkin beda, kami kalau nyapu nggak boleh dibuang ke luar. Buang rezeki,
jadi harus masuk," kata dia.

Terus, makanan! Secara umum, perayaan Imlek selalu dilengkapi dengan sajian ikan bandeng, ayam kukus,
manisan, dan kue keranjang. Sementara, untuk buah, masyarakat Tionghoa menghidangkan pisang, jeruk,
srikaya, dan belimbing. 

Oya, perlu kamu tahu, salah satu sajian yang juga selalu dalam rangkaian perayaan Imlek adalah Lontong Cap Go Meh. Makanan tersebut, kata Jongkie, diciptakan dan hanya disajikan di Indonesia.

“Lontong Cap Go Meh itu penutup (perayaan Imlek)," tutur lelaki paruh baya tersebut, "Seperti&nbsp;Bada Kupat&nbsp;pada rangkaian tradisi Lebaran."

Hidup bertahun-tahun sebagai bagian dari masyarakat Tionghoa di Kota Semarang, Jongkie Tio mengaku telah merasakan manis-pahitnya menjadi minoritas di Indonesia. Membandingkan gimana perayaan Imlek dulu dan sekarang, dia mengatakan, tiap masa punya cerita. 

"Sebelum Pak Harto (Presiden Soeharto) berkuasa, perayaan Imlek masih meriah," kenangnya, "Jalan
Pemuda itu ramai kalau Imlek."

Saat Orde Baru, tutur Jongkie, umat Tionghoa dibungkam. Mereka memang tetap diperkenankan menggelar kegiatan agama, tapi nggak boleh terlampau ramai. 

"Nah, setelah Gus
Dur memunculkan kami kembali, segala hal tentang masyarakat Tionghoa itu kembali pulih,” ujarnya.

Jongkie merasa bersyukur karena keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia kini lebih diakui. Kendati demikian, dia kini merasa prihatin dengan hubungan antarmanusia saat ini. Sejak berkembangnya teknologi, hubungan personal, khususnya antaranggota keluarga, nggak kayak dulu lagi.&nbsp;

“Ya, banyak yang berubah, tapi saya tetap mensyukuri segala limpahan berkah
pada Tahun Baru Imlek,” tandasnya, menggantung.

Duh, Pak Jongkie, turut prihatin ya! Buat kamu yang merayakan Imlek, tradisi mudik mungkin perlu tetap kamu lestarikan ya, Millens! Ibarat orang Jawa, mudik itu&nbsp;nyambung balung! Selamat Imlek, gong xi fat chai!&nbsp;(Audrian F/E03)

Inibaru.id - Ada
sebuah tradisi pada Tahun Baru Imlek yang nggak jauh beda dengan Hari Raya Idulfitri, yaitu mudik. Sebagaimana umat Islam, pemeluk Konghucu pun memanfaatkan
momen Imlek untuk berkumpul bersama sanak keluarga.

Hal ini diamini Jongkie Tio.&nbsp;Storyteller&nbsp;dari Semarang yang rajin mengarsipkan berbagai bentuk sejarah
orang-orang Tionghoa di Kota Lunpia ini mengatakan, masyarakat Tionghoa biasanya bakal berbondong-bondong pulang kampung.

“Kalau di Tiongkok ramai. Bandara penuh. Kereta api juga penuh. Sama lah seperti di sini (saat lebaran),” tutur Jongkie saat ditemui Inibaru.id di Restoran Semarang, Selasa (21/1/2020).

Nggak cuma umat Islam yang mengenal mudik saat Lebaran. Masyarakat Tionghoa, khususnya penganut Konghucu, juga menyempatkan diri untuk mudik, yang biasanya dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek.

Mudik Jelang Imlek Jadi Momen Tahunan Masyarakat Tionghoa untuk Kembali ke Akar Rumput

Inibaru.id &ndash; Siapa bilang Imlek hanya dirayakan satu hari? Memang sih, yang ditetapkan untuk libur nasional hanya sehari. Namun, kemeriahan dan kesakralan Imlek itu dibungkus dalam serangkaian kegiatan yang berlangsung selama 15 hari berturut-turut.
Setiap hari dalam 15 hari itu memiliki kegiatan dan makna yang berbeda. Mau tahu? Yuk, simak biar nggak semakin penasaran!
Hari Pertama
<img src="/nuploads/59/angpau-emas-untuk-imlek-antarafoto_ratio-16x9.jpg" alt="" width="600" height="337" />
&nbsp;
<code>Angpau menjadi salah satu ciri khas Imlek. (Antara Foto/Jessica Helena Wuysang)</code>
Di hari pertama Tahun Baru Imlek, warga Tionghoa akan mengunjungi anggota keluarga mereka yang lebih tua sebagai tanda hormat. Nah, pada momen itulah anggota keluarga yang sudah menikah akan membagikan angpau kepada yang belum menikah.
Hari Kedua
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://i.ytimg.com/vi/YHVCDcmnLwg/maxresdefault.jpg" alt="Hasil gambar untuk ziarah makam leluhur imlek" width="599" height="337" />
<code>Ziarah ke makam leluhur adalah salah satu tradisi selama Imlek. (Youtube/NET Yogya)</code>
Hari kedua yang dikenal juga dengan istilah kainian merupakan hari ulang tahun Dewa Kemakmuran, Millens. Pada hari itu, warga Tionghoa akan berkunjung ke makam leluhur mereka untuk mendoakan para leluhur.
Hari Ketiga
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://www.indonesiakaya.com/uploads/_images_gallery/IMG_7315.JPG" alt="Hasil gambar untuk imlek di rumah" width="598" height="398" />
<code>Di hari ketiga Imlek, warga Tionghoa berdiam diri di rumah. (Indonesiakaya)</code>
Warga Tionghoa percaya, hari ketiga Imlek merupakan hari yang nggak baik untuk bepergian dan menerima tamu. Karena itu, kebanyakan dari mereka hanya berdiam diri saja di rumah.
Hari Keempat
<img src="/nuploads/59/2015_02_18-15_35_18_121eaf57d670e847485b17fa3c6a5aec_760x437_thumb.jpg" alt="" width="600" height="337" />
<code>Imlek merupakan momen berkumpul bersama keluarga. (Kotakami)</code>
Hari keempat dipercaya sebagai momen kebangkitan nih. Decodeko.co.id (25/1/2017) menulis, pada hari keempat biasanya menjadi momen bagi menantu pria untuk mengunjungi mertua mereka sebagai wujud rasa hormat, lo.
Hari Kelima
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2018/03/09/6a485913-5067-4a87-8065-ef107bcc5160.jpeg?w=700&amp;q=90" alt="Hasil gambar untuk menyantap pangsit dim sum" width="604" height="403" />
<code>Masyarakat Tionghoa menyantap pangsit pada hari kelima Imlek. (Joeleriksson)</code>
Hari kelima adalah saatnya menyantap pangsit! Yap, hari kelima merupakan hari menyantap makanan tradisional khas Tiongkok. Menyantap pangsit pada hari kelima Imlek merupakan cara warga Tionghoa merayakan ulang tahun Tuhan Kekayaan.
Hari Keenam
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2017/01/CNY.jpg" alt="Gambar terkait" width="604" height="402" />
<code>Berkunjung ke rumah kerabat saat Imlek. (Chiculture)</code>
Hari keenam merupakan waktu yang pas untuk berkunjung ke rumah teman dan kerabat terdekat. Yap, menjalin silaturahmi nggak boleh terlupa kan?
Hari Ketujuh
<img src="/nuploads/59/sembahyang-imlek-pontianak-antarafoto_ratio-16x9.jpg" alt="" width="600" height="336" />
<code>Seorang warga melakukan sembahyang. (Antara Foto/ Jessica Helena Wuysang)</code>
Seluruh warga Tionghoa percaya akan bertambah usia satu tahun di hari ketujuh. Pada hari itu mereka akan menyantap ikan utuh dan mi sebagai lambang kelancaran rezeki dan usia yang panjang.
Hari Kedelapan
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://www.bca.co.id/sitecore/content/BCACOID/Website/Tentang-BCA/Korporasi/Berita/2018/02/09/02/46/~/media/Images/berita-bca/201802/20180209-cara-hemat-siapkan-makan-bersama" alt="Gambar terkait" width="599" height="400" />
<code>Makan malam bersama di hari kedelapan. (Istockphoto)</code>
Malam kedelapan Imlek merupakan malam kelahiran Kaisar Langit atau sang penguasa surga. Warga Tionghoa merayakannya dengan makan malam bersama anggota keluarga. Mendekati tengah malam, ada ritual Kaisar Langi,t lo. Ritual itu berupa membakar dupa dan mempersembahkan makanan pada Kaisar Langit dan Dewa Dapur.
Hari Kesembilan
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="http://cdn2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/warga-tionghoa-berdoa-di-kelenteng-fuk-ling-miau-gondomanan.jpg" alt="Hasil gambar untuk berdoa di kelenteng" width="606" height="340" />
<code>Orang sembahyang di kelenteng. (Tribunnews)</code>
Masih ada hubungannya dengan ritual di hari kedelapan nih, Millens. Pada hari kesembilan, warga Tionghoa akan berdoa sejak dini hari setelah ritual Kaisar Langit. Doa tersebut sebagai rasa syukur terhadap kuasa Kaisar Langit.
Hari Kesepuluh hingga Kedua Belas
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://photo-1-baomoi.zadn.vn/w1000_r1/2017_01_27_240_21418572/7560a8dd8a9c63c23a8d.jpg" alt="Hasil gambar untuk reunion dinner for chinese new year" width="606" height="405" />
<code>Warga Tionghoa saling mengundang makan malam para sanak saudaranya. (Baomoi)</code>
Selama tiga hari berturut-turut, warga Tionghoa akan saling mengundang sanak keluarga untuk makan malam bersama. Jadi makin hangat ya!
Hari Ketiga Belas
<img class="irc_mi" style="margin-top: 17px;" src="http://www.xuezhengdao.com/wp-content/uploads/2013/03/5htkj.jpg" alt="Gambar terkait" width="600" height="401" />
<code>Penghargaan kepada dewa. (Xue Zheng Dao)</code>
Hari ketiga belas merupakan hari penghormatan bagi Dewa Perang sebagai lambang kesuksesan.
Hari Keempat Belas
<img src="/nuploads/59/imlek-makna.jpg" alt="" width="600" height="397" />
<code>Cahaya lampion dipercaya akan menuntun roh untuk pulang ke rumah. (shopback.co.id)</code>
Persiapan akhir untuk puncak acara di hari kelima belas akan dilakukan pada hari ini.
<code></code>Hari Kelima belas
<img class="irc_mi" style="margin-top: 0px;" src="https://statik.tempo.co/data/2018/03/02/id_688294/688294_720.jpg" alt="Hasil gambar untuk capgo meh" width="604" height="352" />
<code>Perayaan Cap Go Meh. (Antara/ Dhedhez Anggara)</code>
Hari kelima belas berarti saatnya festival lampion! Warga Tionghoa akan menyalakan cahaya atau lilin di depan rumah mereka. Mereka juga akan berjalan-jalan sambil membawa lilin dan lampion. Warga Tionghoa percaya, hal itu akan menuntun anggota keluarga yang sudah meninggal untuk kembali ke rumah. Masyarakat sering menyebut hari itu sebagai cap go meh.
Wah, banyak juga ya kegiatan dalam rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Nah, sobat Millens jadi lebih banyak tahu kan tentang tradisi saat Imlek? (IB10/E04)

Imlek rupanya nggak hanya dirayakan satu hari, lo. Rangkaian kegiatan dalam perayaan Imlek disusun selama 15 hari. Apa saja ya?

Lebih Tahu tentang 15 Hari Rangkaian Perayaan Imlek

Inibaru.id &ndash; Perayaan Tahun Baru Imlek nggak hanya dilakukan di Indonesia, lo. Banyaknya komunitas masyarakat etnis Tionghoa yang bermigrasi ke berbagai negara membuat perayaannya juga dilakukan di berbagai belahan dunia. Lantas, seperti apa ya perayaan-perayaan Imlek di sana?
Detik.com, Senin (4/2/2019) menulis, setiap negara ternyata memiliki ciri khas perayaan Tahun Baru Imlek yang unik dan berbeda-beda.
Berikut adalah beberapa perayaan Imlek tersebut.
<ol style="text-align: justify;">
<li>Tiongkok</li>
</ol>
Membicarakan Imlek tentu nggak akan lepas dari negara asalnya, yakni Tiongkok. Negara tetangganya seperti Hong Kong dan Makau juga nggak ketinggalan merayakannya.
Berbeda dengan hari libur Imlek di Indonesia yang hanya satu hari. Di Tiongkok libur bisa sampai 3 atau 5 hari. Lamanya waktu liburan ini membuat sebagian besar masyarakat memilih untuk pulang kampung atau berkumpul dengan keluarga besar saat merayakannya, persis dengan aktivitas mudik sebagaimana yang dilakukan masyarakat Indonesia setiap kali Lebaran.
Selain menyemarakkan rumah-rumah dan tempat umum dengan pernak-pernik khas Imlek. Masyarakat Tiongkok biasanya akan pergi ke kuil di pagi hari. Setelahnya, mereka akan berkumpul bersama keluarga dan memberikan angpao kepada anak-anak. Di hari pertama dan kedua liburan Imlek juga biasanya dihiasi dengan pesta kembang api.
<ol style="text-align: justify;" start="2">
<li>Singapura</li>
</ol>
Millens tahu nggak kalau 70 persen penduduk negara tetangga Singapura ini merupakan etnis Tionghoa? Hal ini tentu membuat perayaan Imlek di sana berlangsung dengan sangat meriah.
Terdapat sebuah tradisi unik masyarakat Singapura dalam merayakan Imlek, yakni memperebutkan sashimi saat makan bersama dengan keluarga. Mereka yang berhasil merebut daging disebut-sebut akan mendapatkan keberuntungan melimpah di tahun depan.
Masyarakat Singapura juga biasanya akan mendatangi Kreta Ayer Square saat Imlek demi melihat parade Chingay dan membeli berbagai barang di bazar. Selain itu, mereka juga akan membeli buah jeruk yang dianggap sebagai simbol kebahagiaan.
Sebagaimana saat Lebaran di Indonesia, masyarakat Singapura juga akan memakai pakaian baru saat Imlek. Bahkan, mereka juga akan mengganti sprei atau selimut di rumah dengan yang baru.
<ol style="text-align: justify;" start="3">
<li>Malaysia</li>
</ol>
Selain ramai dengan pernak-pernik khas Imlek di berbagai bagian kota, masyarakat Malaysia juga memiliki tradisi unik saat merayakan Imlek, yakni dengan makan buah nanas. Buah ini disebut-sebut bisa membawa keberuntungan. Karena alasan inilah saat Imlek biasanya buah ini laris manis karena diborong etnis Tionghoa setempat.
<ol style="text-align: justify;" start="4">
<li>Amerika Serikat</li>
</ol>
Imlek ternyata juga dirayakan di Amerika Serikat lo. Sebagai contoh, Chinatown yang ada di Kota San Fransisco, California mengadakan parade untuk merayakan Imlek di jalan Grant Avenue dan Kearny Street.
<ol style="text-align: justify;" start="5">
<li>Vietnam</li>
</ol>
Di Vietnam, perayaan Imlek sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat karena biasanya identik dengan banyak sekali makanan lezat. Salah satunya adalah zonzi yang terbuat dari beras ketan. Makanan ini cenderung mirip dengan kue bulan yang bisa ditemukan di Indonesia.
Masyarakat Vietnam juga membeli bunga persik untuk mencegah kedatangan roh jahat dan buah kumquat untuk mendatangkan keberuntungan.
Ternyata perayaan Imlek di setiap negara berbeda-beda ya Millens? Kalau di kota tempat tinggal Millens, perayaannya meriah nggak? (IB09/E05)

Setiap negara memiliki budaya dan kultur khas sendiri setiap kali merayakan Tahun Baru Imlek. Seperti apa kemeriahannya?