BerandaHits
Kamis, 14 Des 2022 00:15

Mengenal dan Menghindari Imposter Syndrome

Imposter syndrome merupakan kondisi psikologis ketika seseorang merasa nggak pantas meraih kesuksesan yang dicapainya. (Newscred/Generali)

Sering mendapat pujian dari teman tapi kamu sendiri merasa pujian itu nggak pantas ditujukan padamu? Kamu merasa bahwa dirimu nggak sehebat, secerdas, sekreatif itu? Jika iya, mungkin kamu terkena imposter syndrome.

Inibaru.id - Setiap orang selalu mempunyai rasa nggak percaya diri, hanya saja kadarnya berbeda. Seorang artis yang selalu menjadi pusat perhatian sekalipun bukan nggak mungkin dilanda rasa rendah diri. Yang pandai mengelola rasa nggak PD itu pasti akan baik-baik saja. Namun, rasa minder yang kelewatan bisa membuat seseorang tertekan dan akhirnya terpuruk.

Ada salah satu bentuk ketidak-PD-an yang dinamakan imposter syndrome atau sindrom imposter. Ini merupakan fenomena saat kita meragukan atau nggak pantas mendapatkan pencapaian dalam hidup.

Misalnya, kamu merasa nggak pantas mendapat pujian dari bos atas kinerja yang sudah kamu lakukan dengan susah payah. Orang dengan sindrom imposter akan merasa keberhasilan dalam pekerjaan hanyalah faktor keberuntungan saja.

Contoh lain adalah seorang ibu yang merasa nggak cakap merawat dan membesarkan anaknya. Ibu seperti ini akan kesulitan menentukan pilihan bagi anak-anaknya nanti karena takut menghancurkan hidup anak.

Saat mendapat pujian karena prestasinya, orang dengan sindrom imposter akan mengira keberhasilan itu hanya sebuah keberuntungan. (Pixabay/Carloscuellito87)

Dalam hubungan asmara pun ada orang dengan sindrom imposter, lo. Mereka merasa nggak pantas menerima kasih sayang dari pasangannya.

Jangan paranoid dulu ya, Millens! Sindrom ini dialami oleh banyak orang, kok. Sebuah studi memperkirakan sebanyak tujuh dari sepuluh orang dewasa mengalaminya. Uniknya, mereka yang mengalami sindrom ini biasanya merupakan pekerja keras dan perfeksionis seperti dokter, pengacara, guru dan selebritas.

Agar rasa rendah diri seperti itu nggak singgah padamu, inilah beberapa hal yang bisa kamu lakukan.

Pisahkan Perasaan dan Fakta

Saat mengalami sindrom imposter sadarilah perasaan itu. Fakta bahwa kita menyadarinya akan memberikan manfaat, yaitu kita jadi bisa mempelajarinya dan tahu apa yang harus kita lakukan.

Ingat Pencapaian Kita

Saat kamu merasa "nggak ahli", mengingat pencapaian yang sudah kamu capai bisa membantu. (Pixabay/Alexas_Fotos)

Pencapaian jangan kita lupakan begitu saja. Kita bisa mengingat pencapaian itu untuk membantu tetap percaya diri. Misalnya jika manager mengirimkan email yang berisi pujian atas kinerja kita, simpanlah dalam folder khusus. Dengan begitu, kita nggak akan pernah lupa dengan kualitas diri.

Berbicara Pada Terapis

Orang dengan sindrom imposter juga butuh curhat pada orang yang tepat agar mendapat masukan-masukan yang bisa membantunya menjadi lebih baik. (Pixabay/Klimkin)

Saat sindrom imposter mulai mengganggu, berdiskusi dengan orang lain yang memahami dan mendukung bisa sangat membantu. Mereka bisa memberikan masukan dan mengatakan bahwa perasaan imposter yang kita alami masih pada batas normal atau sudah kelewatan.

Salah satu orang yang tepat untuk bisa kita ajak bicara adalah terapis. Terapis atau tenaga ahli ini akan membantu mengenali perasaan yang terkait dengan sindrom imposter dan membantu kita untuk melewatinya. Terapis akan mengajak kita agar nggak terjebak dalam pemikiran buruk. Dia akan mendampingi kita untuk mengambil suatu tindakan yang baik.

Ya, semoga setelah kita melaksanakan beberapa hal tadi, sindrom imposter perlahan menghilang. Katakan pada diri sendiri bahwa kita layak untuk mendapat kasih sayang. Kita juga layak mendapat penghargaan atas pencapaian kita. (Kom/IB20/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: