BerandaHits
Senin, 13 Feb 2022 17:00

Membahas Sapaan 'Mbak' yang Bikin Driver Ojol Dapat Bintang 1 dari Sisi Sejarah

Seperti apa sisi sejarah panggilan "Mbak"? (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Viral aksi seorang pelanggan ojek online yang memberikan bintang 1 kepada driver karena nggak terima dipanggil "Mbak". Hm, seperti apa sisi sejarah sapaan "Mbak" ini? Benarkah identik dengan pembantu?

Inibaru.id – Masih ingat nggak beberapa waktu yang lalu sempat viral seorang pelanggan ojek online (ojol) yang memberi bintang satu kepada driver karena nggak terima dengan sapaan driver? Jadi, si pelanggan ini keberatan dipanggil “Mbak” oleh driver, Millens.

Pelanggan ini memilih dipanggil “non” atau “kak” karena berada di Jakarta. Hm, terkesan sepele ya, tapi yuk kita cari tahu kenapa seseorang anti banget dipanggil “Mbak”.

Nah, seorang pengguna media sosial Twitter @sefkelik yang juga aktif membahas nama bayi berbahasa Kawi di akun @astunamisae menuliskan sebuah utasan yang membahas makna kata 'Mbak'.

Dia memberi penjelasan makna sapaan kata 'Mbak' dari sudut pandang sejarah nih. Menurutnya, beberapa perempuan sewot ketika dipanggil “Mbak” karena merasa sapaan itu identik sebagai sapaan untuk pembantu.

Padahal nih, makna sapaan kata 'Mbak' sejak Indonesia merdeka pernah lo menjadi suatu sapaan yang lentur dan mengarah ke egaliter.

Pada zaman Indonesia merdeka dalam kultur Jawa sapaan 'Mbak' digunakan untuk menunjukan rasa hormat kalangan bawah kepada kalangan atas.

Sampai sekarang, panggilan "Mbak" ditujukan untuk status setara. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Begitu pula sebaliknya dari kalangan atas ke kalangan bawah. Nggak berhenti sampai di sini, sapaan 'Mbak' juga dipakai oleh kalangan orang yang berkedudukan kurang lebih setara.

Sapaan 'Mbak' pada masa paskakolonial menjadi sapaan yang meleburkan polarisasi 'Nyonya' atau 'Nyah', 'Non', 'Ndoro', 'Den' atau 'Denayu', di satu sisi dengan 'Yu' hingga 'Babu' di pihak lain.

Sekitar 70 tahun terakhir hingga saat ini kata sapaan 'Mbak' masih dipakai sebagai penanda rasa hormat.

Orang cenderung memanggil “Mbak” karena canggung jika harus menyebut nama orang tersebut secara langsung. Sapaan 'Mbak' kurang lebih mirip dalam pola penggunaan sapaan 'Mas' gitu.

Memang nggak bisa dimungkiri jika Jawa acap diidentikkan dengan kultur feodal. Walaupun konon kulturnya feodal pada 70, 50, 30 tahun terakhir makin banyak pembantu atau asistem rumah tangga perempuan dan majikan perempuan yang saling menyapa dengan kata 'Mbak'. Jadi, bukan cuma dari majikan ke pembantunya ya.

Sejak diunggah Kamis (10/02/2022) kemarin, utasan ini telah mendapatkan belasan ribu likes. Banyak pengguna Twitter yang memberikan pendapat pribadi mereka soal sapaan 'Mbak'. Nah, kalau kamu suka marah nggak kalau dipanggil “Mbak”, Millens?

Kalaupun nggak suka, jangan sampai kasih bintang satu buat driver ojol ya? (Sua/IB21/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024