BerandaHits
Kamis, 29 Jul 2020 14:20

Mari Mempertanyakan Sejarah! Indonesia Dijajah Belanda Selama 350 Tahun, Betulkah?

Bangunan Lawangsewu Semarang merupakan bukti sejarah bahwa Belanda memang pernah menjajah Indonesia. Namun, benarkah kolonialisme di negeri ini berlangsung lebih dari 350 tahun? (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Benar nggak sih Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun? Faktanya, ternyata pemerintah kolonial Negeri Kincir Angin nggak menjajah selama itu, lo. Seperti apa sih fakta sebenarnya?<br>

Inibaru.id – Pada banyak diktat dan buku sejarah, kamu mungkin pernah menemukan informasi bahwa Indonesia dijajah selama 350 tahun. Namun, pernyataan ini hampir nggak pernah dilengkapi dengan fakta yang lebih rinci. Pernahkah kamu bertanya lebih jauh, betulkah kita terjajah selama 3,5 abad?

Memang, sekitar dua abad silam, bangsa-bangsa Eropa menjajah hampir seluruh wilayah di dunia demi rempah-rempah dan komoditas lainnya. Proses ini juga disertai dengan peperangan dan kolonialisme yang memakan banyak korban.

Namun, klaim bahwa Indonesia dijajah hingga 350 tahun sepertinya kurang tepat. Lantas, dari mana sebenarnya angka ini muncul? Jawabannya, dari Presiden Pertama RI Sukarno. Lelaki kelahiran Surabaya itu pernah mengatakan, “Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun.”

Kalimat ini diucapkan demi membakar semangat para pejuang selama perang pascaproklamasi. Selain itu, presiden yang menjabat hingga 12 Maret 1967 ini juga mengatakan hal hal tersebut sebagai balasan untuk petinggi Hindia Belanda Bonifacius Cornelis de Jonge.

Ilustrasi zaman kolonial Belanda di Nusantara. (Histori.id)

“Belanda sudah berkuasa 300 tahun dan masih akan berkuasa 300 tahun lagi,” ucap de Jonge yang kala itu begitu yakin Belanda memenangi agresi militer di Indonesia selama 1945-1947.

Berdasarkan buku Bukan 350 Tahun Dijajah karya Prof Mr G J Resink, disebutkan bahwa Indonesia nggak dijajah Belanda selama itu. Sebenarnya, Belanda baru bisa menguasai seluruh Nusantara setelah perjuangan selama sekitar 300 tahun.

Ehm, mari berhitung! Katakanlah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Nah, kalau Belanda menjajah selama 350 tahun, berarti setidaknya mereka sudah melakukan penjajahan pada 1595. Padahal, saat itu Belanda belum datang dan masyarakat di Nusantara hidup "damai".

Setahun kemudian, Belanda memang tiba di Banten di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman. Hanya, saat itu de Houtman hanya ingin memulai perdagangan. Sayangnya, de Houtman dan rombongannya dianggap arogan sehingga diusir oleh penguasa Banten.

Ilustrasi: Perang pada zaman kependudukan Belanda. (Wikimedia)<br>

Baru pada 1598, Belanda bisa membuka perdagangan dengan penguasa Banten. Perdagangan mereka semakin meluas dan ramai, sehingga memicu persaingan antarpedagang, baik itu dari Belanda, Inggris, dan Portugis. Hal inilah yang membuat Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan.

VOC ini semacam serikat dagang. Tujuannya, agar para pedagang lebih teratur. Namun, VOC diberi hak khusus oleh Belanda untuk memonopoli perdagangan, bukannya sampai menguasai kerajaan-kerajaan di Nusantara.

Pada 1799, VOC dibubarkan lantaran dipenuhi korupsi, penyakit yang sampai sekarang masih diwarisi masyarakat Indonesia. Setahun kemudian, pemerintah Belanda mengambil alih perdagangan yang sebelumnya dilakukan VOC, sekaligus mulai melakukan penjajahan di Nusantara.

Sejak 1800 hingga 1912, berbagai perang dilakukan Belanda untuk mengalahkan kerajaan-kerajaan. Wilayah yang mereka kuasai pun kemudian dikenal dengan Nederlands Indie atau Dutch East Indies. Kita mengenalnya dengan Hindia Belanda. Pemimpinnya adalah Gubernur Jenderal.

Kapal Belanda saat tiba di Banten. (omfajarmuhrivai.blogspot)

Setelah 1912, baru dibenarkan bahwa Belanda menguasai seluruh wilayah Indonesia, kecuali Timor-Timur yang ada di bawah kekuasaan Portugis. Penjajahan ini nggak bertahan lama, karena Belanda kalah dari Jepang pada 1942. Setelah itu, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 1945.

Jadi, kamu bisa menghitung kan seberapa lama sebenarnya Belanda menjajah wilayah di Indonesia? Coba tanya ulang ke para guru sejarahmu ya, Millens! (Rua/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: