Inibaru.id - Di era digital saat ini, siapa pun bisa berbicara dan berpendapat dengan mudah melalui media sosial. Namun, kebebasan ini sering kali disalahgunakan untuk melontarkan komentar negatif yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Nggak semua unggahan di internet akan mendapat apresiasi, dan terkadang, alih-alih dukungan, yang didapat justru kritik tajam atau bahkan ujaran kebencian.
Meskipun komentar negatif di media sosial sering kali hanya berupa tulisan anonim, dampaknya bisa sangat destruktif. Banyak individu, termasuk figur publik, yang harus menghadapi tekanan besar akibat kritik yang nggak berperasaan. Bahkan, nggak jarang ada yang merasa putus asa hingga memilih mengakhiri hidup karena nggak mampu menghadapi serangan mental yang terus-menerus.
Kasus-kasus tragis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga etika dalam berkomentar di dunia maya. Kata-kata yang tampak sepele bagi satu orang bisa menjadi pukulan telak bagi orang lain. Oleh karena itu, penting bagi pengguna internet untuk lebih berhati-hati dalam memberikan tanggapan terhadap unggahan orang lain.
Selain itu, bagi mereka yang kerap menjadi sasaran komentar negatif, menjaga kesehatan mental dengan membatasi paparan media sosial, mencari dukungan dari orang terdekat, dan berkonsultasi dengan profesional adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan. Menjaga batasan dalam bersosial media serta nggak mudah terpengaruh oleh komentar negatif juga menjadi kunci agar tidak terjebak dalam pusaran tekanan mental yang merugikan.
Dunia maya seharusnya menjadi tempat berbagi dan bertukar informasi yang positif, bukan arena untuk menyakiti satu sama lain.
Sebelum menuliskan komentar, tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini bermanfaat? Apakah ini menyakiti orang lain? Jika ragu, lebih baik diam. Karena satu komentar bisa saja menjadi pemicu kesedihan yang mendalam bagi seseorang.
Jika kamu korban ujaran kebencian dan terus menerus berpikir negatif karenanya, sebaiknya segeralah mencari bantuan profesional. (Siti Zumrokhatun/E05)