BerandaHits
Sabtu, 23 Jun 2023 10:00

Kenapa Kasus Stunting Tinggi di Wilayah Pesisir Semarang?

Penampakkan orang tua dan anak memilih pasrah ketika banjir rob mengenangi perkampung Tambaklorok. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Banjir rob yang sering melanda sebagian besar wilayah pesisir utara jadi salah satu sebab tumbuh kembang anak-anak disana berjalan lambat.

Inibaru.id - Banjir rob bukan bencana baru di sebagian besar wilayah pesisir utara Kota Semarang. Salah satu daerah yang jadi langganan banjir rob adalah Kelurahan Tanjungmas. Banjir rob yang mengenangi daerah RW 15 Kelurahan Tanjungmas ternyata berdampak buruk pada tumbuh kembang anak-anak disana. Angka stunting disana cukup tinggi, meski sekarang berangsur turun.

Buah hati Eni Susilawati jadi salah seorang anak yang dikategorikan stunting oleh petugas kesehatan setempat. Eni, begitu dia disapa, meyakini tumbuh kembang anaknya berjalan lambat disebabkan banjir rob.

"Anak saya mudah demam. Kalau sakit berat badannya suka turun. Sudah dua kali anak saya kena demam berdarah," ucap warga RW 15 Kelurahan Tanjungmas pada Inibaru.id belum lama ini.

Untuk membantu tumbuh kembang buah hatinya, Eni rutin mengunjungi posyandu setempat. Apalagi setiap hari Jumat, Eni bakal mendapat makanan sehat serta sayuran segar untuk dikonsumsi anaknya.

"Kegiatan Jumat Berkah sangat bermanfaat. Ibu RW sering mengedukasi perihal pola makanan yang dapat membantu tumbuh kembang anak," paparnya.

Rob Batasi Aktivitas

Petugas posyandu sedang mengecek berat badan seorang anak perempuan. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Salah seorang warga lainnya, Yanti turut berkomentar perihal stunting. Dia menuturkan banjir rob yang sering melanda perkampungannya memaksa anak-anak nggak leluasa beraktivitas di luar rumah.

Padahal menurutnya, dengan banyak bermain di luar dapat membantu tumbuh kembang anak. Karena kodratnya usia anak-anak selain belajar adalah bermain.

"Usia anak-anak kan harus lebih banyak main di luar seperti bersepeda. Kalau banjir rob lalu saya biarkan main di luar kan nggak mungkin. Anak saya rentan kena penyakit," keluh perempuan berusia 36 tahun tersebut.

Pola makan sangat berpengaruh untuk mencegah stunting. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Berdasarkan penuturan Ketua Posyandu Cempaka Sri Wahyuni, banyak faktor kenapa di wilayah RW 15 belum terbebas dari stunting. Penyebab utama adalah pola makan semabarangan. Saat ini masih ada sembilan anak stunting yang diawasi secara ketat olehnya.

"Anak susah makan berpotensi stunting. Saya selalu bilang pada ibu-ibu, kalau pas mendekati jam makan, anak-anak jangan diizinkan mengonsumsi apapun," ucapnya.

Saran Yuni tersebut mengemuka karena dia mendapati para orang tua sering diberi makan chiki-chikian atau kerupuk sebelum jadwal makan. Padahal, makanan ringan yang mengandung banyak MSG itu bisa mengurangi nafsu makan anak.

Yuni kemudian membeberkan makanan utama untuk membantu pertumbuhan anak adalah protein dan lemak. Kedua hal itu bagi Yuni sangat efektif mengetaskan stunting.

"Protein dan lemak dapat membantu perkembangan anak dan motoriknya. Terlebih protein dapat memaksimalkan pembentukan saraf-saraf otak," jelas Yuni.

Belum Jadi Prioritas

Ketua Posyandu Cempaka, Yuni, tengah memberi edukasi pentingnya mengosumsi sayur bagi anak. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Sedangkan menurut Pakar Lingkungan dan Tata Kota Universitas Islam Sultan Agung (Unisulla) Milla Karmila, kawasan pemukiman yang sering terendam rob berdampak buruk pada kesehatan anak-anak.

Kendati belum ada penelitian, besar kemungkinan menurut perempuan yang akrab disapa Milla itu menyebut bahwa banjir rob bisa jadi penyebab tingginya angka stunting di wilayah pesisir Semarang.

"Kalau banjir rob menyebakan stunting kita belum berani ya. Tapi bisa saja ada hubungan tidak langsung antara banjir rob dan stunting," jelas Milla.

Dia lantas membeberkan kalau masyarakat yang hidup di tengah genangan banjir biasaya lebih mengutamakan membeli air bersih atau fokus mengumpulkan uang untuk meninggikan rumah.

"Misalnya Orang-orang di Timbulsloko untuk mendapatkan air bersih saja mereka harus mengeluarkan uang Rp20 ribu. Jadi kebutuhan yang seharusnya untuk pemenuhan gizi anak, akhirnya dialihkan untuk membeli air dan hal penting lainnya," tutur Milla.

"Jadi untuk makan mereka seadanya saja. Nah permasalahan ini bisa menimbulkan gizi buruk. Dan salah satu penyebab stunting kurangnya pemenuhan gizi pada anak," pungkasnya.

Tinggal di wilayah yang sering digenangi banjir rob ternyata permasalahannya sangat kompleks ya Millens? Semoga pemerintah Kota Semarang bisa segera mengatasi permasalahan itu ya! (Fitroh Nurikhsan/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024