BerandaHits
Rabu, 31 Mar 2020 13:10

Jangan Beri Stigma Negatif! Bagaimana Menyikapi Pasien Corona Positif?

Sudah saatnya nggak perlu terlalu berlebihan dalam masyarakat yang terjangkit covid-19. (Inibaru.id/ Audrian F)

Seperti stigma orang terhadap penderita AIDS, orang yang positif terjangkit covid-19, bahkan yang hanya diduga memiliki gejalanya, kerap dipandang buruk masyarakat. Menyedihkan? Tentu saja! Lalu, gimana seharusnya kita memandang pasien pengidap virus corona ini?<br>

Inibaru.id - Covid-19 telah menjadi pandemi yang menjangkiti hampir semua negara di dunia hanya dalam beberapa bulan. Grafik penderita yang terus meningkat dan korban yang terus berjatuhan menimbulkan kepanikan massal. Stigma negatif terhadap penderita virus ini pun nggak terhindarkan.

Alih-alih membantu penderita, nggak sedikit lingkungan yang mengucilkan mereka. Ketakutan terjangkit virus yang sangat menular itu memang perlu. Namun, haruskah kita menganggap mereka begitu buruk, sedangkan mereka juga mungkin mengalami ketakutan yang lebih besar?

Menanggapi hal ini, Direktur Rumah Sakit Wongsonegoro Semarang dr Susi Herawati M Kes berharap masyarakat nggak berlebihan dalam memandang pasien positif corona. Menurutnya, virus corona bisa menjangkiti seseorang dari mana saja.

“Ini berbeda dengan AIDS, misalnya, yang berasal dari hal-hal buruk sebagai imbas dari perilaku masyarakat,” tutur dia.

Susi menjelaskan, covid-19 itu laiknya virus lain yang bisa disembuhkan dengan penanganan yang benar. Jadi, lanjutnya, penderita virus corona jangan terlalu khawatir.

"Jangan khawatir dan malu," terangnya.

Jaga Jarak agar Nggak Tertular

Dr Susi Herawati M Kes saat mengenalkan screening online covid-19. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Menjaga jarak dengan mengucilkan adalah dua hal yang berbeda. Dokter Susi menerangkan, virus corona itu nggak jauh berbeda dengan flu. Agar nggak menular atau tertular, dia menyebutkan, orang-orang memang harus menjaga jarak.

"Iya, sama seperti flu. Yang berbeda, corona juga bisa menyerang paru-paru dan cepat sekali,” kata dia.

Susi pun menyarankan kepada semua orang untuk menghindari tempat orang berkerumun untuk saat ini. Dia menegaskan, jika semua orang nggak keluar rumah untuk hal yang nggak penting, mengonsumsi makanan bergizi, minum yang cukup, dan menjaga kebersihan, virus tersebut pasti bisa diatasi.

"Jangan membandel jika diminta untuk bertahan di rumah dulu," tegasnya.

Hibur Pasien biar Nggak Stres

Social distancing perlu dilakukan agar memutus mata rantai penyebaran covid-19. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Gimana dengan kondisi pasien positif covid-19 di RS Wongsonegoro? Oya, perlu kamu tahu, rumah sakit yang dikepalai Dokter Susi tersebut saat ini merupakan salah satu tempat rujukan untuk menangani virus corona di Semarang.

Dokter Susi mengungkapkan, perasaan stres memang kadang mendera pasien penderita virus corona di sana.

"Alasannya? Sebagian besar karena stigma negatif orang terhadap mereka," ujarnya setelah menghela nafas panjang.

Untuk mengalihkan kecemasan atau stres tersebut, imbuh Susi, para petugas selalu berusaha menghibur mereka, salah satunya dengan bersikap fun saat memeriksa pasien.

“Kalau ada donatur yang memberi makanan atau sesuatu untuk para petugas, para pasien juga kami bagi. Itu semua biar mereka senang,” tandasnya.

Hm, mulia sekali! Semoga yang sakit segera sembuh dan berkumpul dengan keluarga! Untuk para petugas, kalian luar biasa! Dan, untuk kamu yang nggak tertular, silakan jaga diri, jaga jarak, dan jauhkan diri dari pikiran negatif! (Audrian F/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024