BerandaHits
Selasa, 28 Okt 2024 09:50

Ironi Joget Sadbor di Tengah Semakin Menurunnya Jumlah Petani di Indonesia

Fenomena 'joget sadbor' yang viral di media sosial TikTok. (TikTok/Sadbor86)

Gunawan mengaku bisa meraup pendapatan bersih minimal Rp400 ribu per hari dari joget sabdor. Angka yang sama didapat rata-rata petani di Indonesia dalam sebulan. Wajar kan kalau banyak anak muda di kampung nggak tertarik jadi petani?

Inibaru.id – Kalau kamu sering mantengin media sosial TikTok, pasti tahu betul dengan fenomena joget sadbor. Itu lo, joget berjamaah yang dilakukan warga Kampung Margasari, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Saking viralnya jogetan ini, setiap kali warga melakukan aksi live di TikTok, per orangnya bisa dapat gift alias saweran ratusan ribu Rupiah per hari, lo!

Pihak yang mengawali joget sadbor di kampung tersebut, Gunawan, mengaku pernah berprofesi sebagai penjahit keliling di Jakarta. Sejak 2020 atau 2021, dia mulai sering melakukan aksi joget-joget live di TikTok dan kemudian menemukan joget ‘ayam patuk’. Tahu bahwa banyak orang memberikan gift kepada akun TikToknya, dia memutuskan untuk pulang kampung dan fokus melakukan live TikTok sembari mengajak teman dan tetangganya.

Kini, per hari Gunawan bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp400 ribu sampai Rp700 per hari setelah dibagi-bagikan dengan rekan dan tetangganya berkat aksi live di TikTok dari pagi sampai sore tersebut. Penghasilan itu dianggap jauh lebih baik dibandingkan dengan profesi-profesi utama yang sebelumnya dimiliki warga kampung tersebut.

“Setelah sering live, alhamdulillah bisa renovasi (rumah) ini,” terang Gunawan menceritakan keberhasilannya meraup pendapatan besar dari TikTok sebagaimana dinukil dari Tribunnews, Sabtu (26/10/2024).

Layaknya kampung-kampung di Pulau Jawa pada umumnya, Kecamatan Cikembar, Sukabumi juga dikenal sebagai kawasan pertanian. Di sana, ada lebih dari 1.385 hektare lahan sawah. Artinya, sebagian penduduk di sana berprofesi sebagai petani.

Jika merunut data Badan Pusat Statistik pada 2021, pendapatan petani di Indonesia rata-rata hanya Rp5,23 juta per tahun alias Rp 435.833 per bulan. Artinya, pendapatan minimal harian yang didapat Gunawan saja sudah hampir menyamai pendapatan rata-rata petani per bulan di Indonesia! Wajar jika akhirnya warga dan rekan Gunawan yang sebagian berprofesi sebagai petani lebih tergiur melakukan aksi joget live di TikTok yang lebih menghasilkan, bukan?

Profesi pertanian dianggap nggak menjanjikan bagi anak muda di Indonesia. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Masalahnya, pendapatan petani yang nggak menjanjikan ini juga bikin jumlah petani di Indonesia anjlok drastis dalam sedekade terakhir. Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI mencatat jumlah petani di Indonesia berkurang 7,42 persen dari 31,70 juta pada 2013 menjadi tinggal 29.34 juta saja pada akhir 2023 lalu. Jumlah petani milenial yang jadi tulang punggung pertanian sekaligus masa depan di bidang ini juga turun drastis.

“Petani muda dengan usia 35-40 tahun berkurang dalam 10 tahun terakhir. Anak muda cenderung menjauh dari sektor pertanian,” ungkap pengamat pertanian Khudori sebagaimana dinukil dari Rri, Senin (15/1/2024).

Dampak dari hal ini bisa dilihat dari semakin masifnya impor beras ke Indonesia gara-gara petani lokal nggak mampu memenuhi kebutuhan beras nasional. Nggak percaya? Bulog, (3/7) menyebut produksi beras nasional Januari sampai April 2024 lalu saja turun 17,54 persen dibandingkan produksi beras pada periode yang sama setahun sebelumnya.

Wajar jika menjadi konten kreator lebih menjanjikan bagi anak muda, khususnya yang tinggal di kampung-kampung, dibandingkan dengan menjadi petani yang pendapatannya belum pasti. Tapi, bagaimana jika nanti sosial media mencapai titik jenuh dan membuat profesi itu jadi nggak lagi menjanjikan? Sementara kembali mengarap lahan yang terbengkalai bukanlah hal yang tidak mudah untuk dilakukan? Apalagi, belum ada kepastian pula kembali jadi petani bisa memberikan penghasilan yang cukup.

Fenomena joget sabdor memang menarik. Tapi ada baiknya semua pihak, khususnya pemerintah mulai memperhatikan sisi lain dari fenomena ini dan memikirkan solusi agar penghasilan petani di Indonesia lebih menjanjikan.

Bukan soal demi mencegah mereka berubah profesi menjadi konten kreator. Pasalnya, jika nanti petani nggak ada lagi yang tersisa, siapa pula nanti yang bisa menyuplai kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang jumlahnya ratusan juta ini? Tidak mungkin kan pada akhirnya kita mengimpor bahan makanan terus-terusan? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: