Inibaru.id – Yang namanya kopi biasanya berasal dari olahan biji kopi. Tapi, belakangan ini muncul kopi tanpa biji yang diproduksi oleh Atomo Coffee. Hm, jadi penasaran nih bagaimana bisa kopi tersebut bisa sampai tercipta ya?
Kalau menurut informasi yang diungkap Atomo Coffee, kopi ini dibuat dari bahan-bahan daur ulang seperti biji kurma serta makanan super dan kaya nutrisi. Berbagai bahan tersebut kemudian diolah agar mampu meniru struktur molekul minuman sejuta umat tersebut.
Meski cara pembuatan kopi ini sangat menarik, pernah terpikir nggak mengapa kopi tanpa biji sampai dibuat? Apalagi, sampai sekarang kopi nggak termasuk bahan langka dan masih mudah ditemui kebun-kebunnya di seluruh dunia.
Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh pengaruh pemanasan global yang membuat suhu bumi memanas. Agar kopi bisa tetap tumbuh dengan baik dan memroduksi biji kopi, suhu udara di mana pohon-pohon tersebut ditanam haruslah cukup sejuk. Kalau suhu udara pada kebun kopi jadi lebih panas, tanaman tersebut bisa saja mati atau nggak lagi mampu memroduksi biji kopi berkualitas.
Kalau sudah begitu, pihak pemilik kebun pun harus memindahkan kebun kopinya ke wilayah yang lebih tinggi seperti di lereng pegunungan. Masalahnya lereng pegunungan biasanya dipenuhi oleh hutan. Kalau kebun-kebun kopi kemudian dibuka pada hutan-hutan tersebut, hal itu sama saja dengan merusak alam. Sementara itu, bekas kebun kopi biasanya dibiarkan hingga akhirnya menjadi lahan nggak produktif namun nggak bisa dikembalikan jadi hutan.
“Penggundulan hutan untuk membuka kebun kopi sangatlah mengkhawatirkan. Setiap hari, hutan seluas Central Park New York dirusak hanya untuk membuka kebun tersebut. Ini nggak bisa dibiarkan karena bisa membuat perubahan iklim semakin parah,” ungkap salah seorang pimpinan Atomo Coffee Andy Kleitsch saat meluncurkan produk kopi tanpa biji tersebut pada New York Coffee Festival pada Jumat (29/9/2023) sebagaimana dilansir dari Tempo, Rabu (4/10).
Dengan adanya biji tanpa kopi, diharapkan kebutuhan biji kopi bisa ditekan sehingga pembukaan lahan-lahan baru untuk kebun kopi pun bisa diturunkan.
“Hal itulah yang memang ingin kamu cegah,” lanjut Kleitsch.
Nggak hanya mencegah deforestasi, Kleitsch juga mengklaim proses pembuatan produk kopinya menghasilkan emisi karbon lebih sedikit 93 persen jika dibandingkan dengan produksi kopi konvensional. Penggunaan airnya juga 94 persen lebih sedikit. Hal ini diharapkan juga bisa menjadi pionir produksi kopi ramah lingkungan pada masa depan.
Harga kopi tanpa biji ini memang masih lebih mahal, yaitu 20,99 Dollar AS per pon dibandingkan dengan 10 sampai 14 Dollar AS per pon untuk kopi sangrai pada umumnya. Tapi, Atomo Coffee yakin jika di masa depan, kopi buatannya akan lebih dicari di masa depan.
“Akan ada masalah ketersediaan kopi dalam 20-30 tahun ke depan, saya yakin itu,” ucap Kleitsch.
Hm, kalau sampai kopi tanpa biji ini juga dijual di Indonesia, apakah kamu akan tertarik untuk mencobanya, Millens? (Arie Widodo/E05)
