BerandaHits
Selasa, 26 Jun 2023 09:44

Hipotermia Diduga Sebabkan Mahasiswi Undip Meninggal, Ini Gejalanya

Ilustrasi: Hipotermia adalah kondisi penurunan suhu tubuh, baik secara drastis maupun progesif. (Freepik)

Kematian mahasiswi Undip akibat hipotermia semakin menambah daftar panjang pendaki yang meregang nyawa karena kedinginan di puncak gunung. Biar nggak menimpa kamu dan orang sekitar, ada baiknya ketahui dulu gejala-gejala hipotermia.

Inibaru.id - Minggu (25/6/2023) kemarin, seorang mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dikabarkan meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah. Perempuan 20 tahun itu bernama Anindita Syafa NK. Dia meninggal saat berada di pos empat Gupakan Menjangan Candi Cetho, Gunung Lawu karena diduga mengalami hipotermia, Millens.

Meski kematian akibat hipotermia sering kita dengar, toh mendaki gunung masih menjadi salah satu hobi yang digandrungi oleh anak muda, ya. Sebenarnya, apa itu hipotermia yang disebut-sebut bukan kedinginan biasa?

Dinukil dari Hypeabis (2/3/2023), Ketua Bidang Kesehatan Federasi Mountaineering Indonesia (FMI) Muhammad Iqbal El Mubarak menjelaskan, hipotermia adalah kondisi penurunan suhu tubuh, baik secara drastis maupun progesif. Hal ini berbeda dengan rasa dingin yang umumnya kamu rasakan saat berada di wilayah dataran tinggi atau penggunungan.

Hipotermia akan terjadi ketika seseorang mengalami suhu yang sangat dingin dan dia kehilangan panas tubuh lebih cepat daripada yang bisa dihasilkan. Nah, ketidakmampuan untuk menghasilkan panas tubuh yang memadai inilah yang sangat berbahaya. Suhu tubuh dapat turun dengan cepat dan signifikan sehingga terjadilah hipotermia.

Tingkat Keparahan Hipotermia

Jika kamu gemar melakukan pendakian, sebaiknya ketahui tanda-tanda dari serangan dingin tersebut. Ini merupakan sesuatu yang penting agar hipotermia bisa segera ditangani dan nggak berujung pada kematian. Berikut adalah gejala hipotermia berdasarkan tingkat keparahannya.

1. Level Ringan

Ilustrasi: Ada tiga level atau tingkat keparahan hipotermia yang perlu kamu tahu jika suka mendaki gunung. (Freepik/Rawpixel)

Kondisi ini menimpa seseorang yang suhu tubuhnya berada di kisaran 32 derajat Celcius hingga 35 derajat Celcius. Pada kondisi ini, seseorang mulai menunjukkan gejala tertentu seperti memiliki wajah yang pucat, kulitnya terasa dingin ketika disentuh, ada rasa baal (kebal rasa) di ujung tangan atau jari, dan intensitas menggigil terasa lebih sering.

Selain itu, pada fase ini detak jantung penderita meningkat, napas menjadi cepat, pembuluh darah menyempit, kelelahan, dan kurang koordinasi.

2. Level Sedang

Pada level ini, suhu tubuh seseorang lebih turun lagi, yakni di sekitar 28 derajat Celcius sampai 32 derajat Celcius. Berbeda dengan fase ringan, fase sedang justru membuat badan nggak terlalu menggigil lagi.

Namun, tanda ini jangan salah dipahami sebagai sebuah perbaikan kondisi. Efek penurunan kesehatan lain justru sedang menanti, seperti gangguan kencing atau inkontinensia urine dan kesadaran yang makin menurun.

3. Level Berat

Kondisi ini terjadi pada orang yang suhu tubuhnya sudah di bawah 28 derajat Celcius. Fase ini sudah sangat berbahaya karena komplikasi penyakit mulai bermunculan, seperti henti jantung dan ginjal.

Ciri-ciri orang yang sudah terkena hipotermia berat adalah adanya bagian badan yang terasa sakit. Hal itu karena otot terasa kaku. Kemudian, nadi yang tadinya masih bergerak, kini mulai nggak teraba. Terkadang juga disertai pingsan.

Pada fase ini nggak jarang penderita mulai meracau, yang merupakan efek dari kerusakan organ karena hipotermia.

Dengan mengetahui tahapan hipotermia ini, semoga kamu semakin peka jika melihat seseorang di sekitarmu mengalami kedinginan tersebut ya, Millens. Semakin segera ditangani, maka penderita hipotermia bisa tertolong. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: