BerandaHits
Jumat, 9 Feb 2023 12:29

Hal yang Harus Kamu Tahu Sebelum Memutuskan untuk Childfree

Ilustrasi: Keputusan seseorang atau pasangan yang memilih untuk childfree merupakan sebuah pilihan yang bersifat sangat personal atau pribadi. (NOJ/LKO)

Keputusan untuk childfree atau nggak memiliki anak setelah menikah bukanlah keputusan yang sederhana, apalagi di tengah masyarakat Indonesia. Kamu harus memikirkan banyak hal terkait kebahagiaan diri, kehidupan di masa tua, dan kesehatan.

Inibaru.id - Istilah childfree beberapa hari belakangan ini kembali diperbincangkan karena sebuah komentar dari influencer Gita Savitri atau Gitasav. Pendapatnya tentang childfree yang membuat dirinya awet muda itupun sukses menuai pro dan kontra dari netizen.

Sebenarnya, keputusan seseorang atau pasangan yang memilih untuk childfree merupakan sebuah pilihan yang bersifat sangat personal atau pribadi. Meski begitu, keputusan ini masih dinilai tabu di Indonesia.

Jalan hidup konvensional seperti gelar, pekerjaan, pernikahan, dan anak-anak seolah sudah tertanam dalam diri sehingga kita sering lupa ada orang yang secara aktif memilih untuk nggak memiliki anak atau secara biologis nggak layak untuk hamil.

Soal childfree atau nggak adalah percakapan penting dengan pasanganmu atau calon pasangan. Jika itu adalah keputusan yang dibuat secara sepihak bisa jadi sulit (atau nggak adil) bagi orang lain. Kita nggak perlu membenarkan keputusan kita, tapi kita perlu jujur.

Bagaimana Jika Kita Memilih Childfree?

Gitasav dan pasangan memutuskan untuk nggak memiliki anak alias childfree. Keputusan tersebut menjadi perbincangan banyak orang di media sosial. (Instagram/@gitasav)

Tanpa anak seringkali dianggap egois atau nggak bertanggung jawab, tapi banyak pasangan tanpa anak jauh dari egois dan sangat bahagia, bahkan saat mereka bertambah tua.

Hubungan tanpa anak seringkali dirasa sama-sama memuaskan. Tanpa anak, pasangan bisa memiliki lebih banyak waktu untuk mengejar hasrat, lebih sedikit tanggung jawab finansial, dan penurunan rasa tanggung jawab secara keseluruhan untuk kehidupan orang lain.

Meski demikian, pasangan childfree seringkali perlu lebih proaktif tentang rencana pensiun mereka dan tentang membangun komunitas, sumber daya, dan makna dalam hidup mereka.

Seorang anak memberikan tujuan yang berkelanjutan untuk pasangan tersebut. Sementara pasangan tanpa anak mungkin harus lebih sengaja menemukan tujuan bersama atau cara untuk menjalin ikatan seiring berjalannya waktu.

Dampak bagi Kesehatan

Selain itu, kamu juga harus mempertimbangkan dampak bahayanya bagi kesehatan jika memiliki gaya hidup childfree. Ternyata secara ilmiah, pasangan yang menjunjung gaya hidup childfree juga memiliki potensi kesehatan yang rentan.

Dilansir dari Journal of Epidemiology and Community Health yang dipublikasi secara daring, para peneliti mendasarkan temuan mereka pada data dari daftar populasi di Denmark tentang kelahiran dan kematian, prosedur konsepsi berbantuan (IVF), penerimaan rumah sakit, kontak layanan psikiatri, dan statistik pasar tenaga kerja untuk periode 1994 hingga 2008.

Studi tersebut menemukan perempuan yang nggak punya anak akan memiliki angka kematian dini empat kali lebih tinggi akibat penyakit peredaran darah, kanker, dan kecelakaan daripada yang melahirkan. Sedangkan perempuan yang melahirkan angka kematian dini 50 persen lebih rendah.

Nggak hanya perempuan yang akan mengalami dampaknya, tingkat kematian dua kali lebih tinggi pada laki-laki yang nggak menjadi orang tua, baik secara biologis maupun melalui adopsi. Kesehatan mental pun akan berisiko lebih besar.

Nah, jika kamu memilih jalan hidup childfree layaknya Gitasav, ada beberapa perimbangan yang harus kamu pikirkan terlebih dahulu ya, Millens. (Siti Khatijah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024