BerandaHits
Kamis, 13 Sep 2023 11:10

Gelar Resepsi di Pasar Tradisional; Mewah sekaligus Merakyat

Menggelar resepsi pernikahan di dalam pasar tradisional lebih menarik dan unik. (Tiktok/@blessing07_)

Meski digelar di dalam pasar tradisional, pesta pernikahan ini tetap berlangsung mewah. Di sisi lain, pesta ini juga kental dengan kesan merakyat karena para tamu membaur dengan para pedagang pasar dan bisa menonton kesenian rakyat.

Inibaru.id - Bisa mewujudkan pesta pernikahan impian adalah hal yang patut disyukuri. Karena biasanya, wedding dream itu berupa pesta di gedung megah, mengenakan gaun mewah, dan ada aneka makanan berkelas.

Tapi, setelah tahu pesta pernikahan yang unik berikut ini, gambaran pesta pernikahan impian nggak cuma "itu-itu" saja deh, Millens. Yap, sejenak kita tengok resepsi pernikahan yang lagi viral beberapa hari ini, yuk!

Kenapa viral? Karena sepasang pengantin menggelar syukuran alias pesta pernikahan di dalam pasar tradisional, tepatnya di Pasar Ngijon, Sumberagung, Kapanewon Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY. Video acara tersebut diunggah oleh sebuah akun Tiktok dan mendapat banyak tanda suka.

Meski di pasar, acara resepsi yang dilaksanakan pada Minggu,(10/9/2023) ini tetap meriah, hangat, dan mewah. Di sana tetap ada gapura pintu masuk lokasi pesta, pelaminan, makanan, dan hiburan layaknya resepsi di gedung.

Menurut keterangan dari Rahmat Faizul M, kakak pengantin perempuan, ide unik itu datang dari sang ayah. Karena lokasi pasar tepat berada di depan rumah mereka dan cukup luas, kata ayahnya, kenapa nggak menggelar akad dan resepsi pernikahan di dalam pasar?

"Kami keluarga, terutama bapak di sini kepikiran kenapa nggak di pasar saja. Kan pertama (lokasi pasar) depan rumah, tempatnya luas. Kalau soal penataannya kan bisa diatur," ucap Rahmat, dikutip dari Tribun, Selasa (12/9).

Konsep yang Nggak Biasa

Pedagang makanan di pasar menjadi penyedia makanan untuk tamu undangan resepsi. (Tiktok/@blessing07_)

Karena pemilihan lokasi sudah unik, sayang banget kan jika konsep acaranya terlalu biasa? Untungnya, keluarga pengantin kompak membuat konsep pesta pernikahan yang unik.

Pertama, tamu-tamu bisa menyantap hidangan dari para pedagang yang ada di Pasar Ngijon. Menunya tentu sama dengan menu yang dijual sehari-hari di pasar.

"Memang ada katering untuk beberapa tamu khusus. Tapi untuk makanan yang lain ya pedagang-pedagang di pasar. Semua pedagang diikutkan, terutama yang jualan makanan jadi seperti cenil, dawet, jenang," Rahmat.

Keunikan kedua adalah adanya kirab dan paguyuban-paguyuban seni. Dalam prosesi kirab, kedua pengantin diarak dari lokasi akad menuju Pasar Ngijon.

"Kami menggandeng paguyuban kesenian di sekitar. Ya, memang tidak semua. Cuma kita undang untuk ikut meramaikan. Ya kirab sebentar. Ya buat hiburan masyarakat," tuturnya.

Meramaikan Pasar

Menjadikan pasar sebagai tempat resepsi pernikahan bukanlah ide yang buruk ya, Millens? Sebaliknya, ini malah bisa menginspirasi calon pengantin lainnya yang kepengin berpesta di tempat yang unik sekaligus ingin meramaikan pasar tradisional.

Hal itu pula yang sebenarnya pengin disampaikan oleh pihak pengantin yang viral ini. Mereka pengin pasar jadi salah satu venue untuk menggelar hajatan atau acara lain. Selain tempatnya luas, itu juga bisa menggerakkan roda perekonomian di sana.

"Tidak hanya nikahan,pasar itu kan bisa dijadikan alternatif venue event, yang mungkin biasanya di tempat A, di tempat B. Pasar juga bisa lo. Kan tempatnya juga luas. Kalau mau konsumsi juga sudah ada pedagangnya," pungkas Rahmat.

Nah, keren kan idenya? Kamu tertarik untuk menggelar acara di pasar tradisional, Millens? Jika iya, pastikan persiapannya matang sehingga nggak mengganggu fungsi pasar sebagaimana mestinya, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024