Inibaru.id – Belakangan ini, kamu pasti sering melihat video yang menunjukkan siswa-siswa sekolah melakukan praktik pernikahan. Dalam video-video tersebut, praktik pernikahan dilakukan seserius mungkin. Bahkan, kalau kamu nggak cermat, bisa jadi bakal mengira video tersebut diambil dari acara pernikahan sungguhan.
Salah satu video yang viral tersebut diunggah akun TikTok @smallbusinesyaica yang dimiliki oleh Ica Amelia. Menurut cerita gadis berusia 18 tahun tersebut, praktik ini dilakukan sebagai bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMAN 2 Banjarnegara, Jawa Tengah. Praktik tersebut dilakukan pada 31 Oktober 2022 lalu.
“Video tentang praktik nikah itu dilaksanakan di sekolah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),” ungkapnya sebagaimana dilansir dari Detik, Minggu (13/11/2022).
Ica juga mengungkap bahwa tujuan dari praktik ini dilakukan agar para siswa mengerti urutan pernikahan yang benar sesuai dengan syariat islam.
Nggak Sepenting Latihan Lainnya
Meski tujuan dari praktik pernikahan di sekolah ini baik, nyatanya hal ini menjadi kontroversi. Banyak warganet yang menuding hal ini nggak lebih penting dari latihan-latihan lain seperti mitigasi bencana, pertolongan pertama dengan kompresi jantung (CPR) dan lain-lain. Salah satunya adalah akun Twitter @icecoldnovember.
“The fact that we have ujian praktik menikah in certain schools but not something like disaster mitigation or CPR training is so mystifying. (Miris melihat sekolah-sekolah di Indonesia justru menyediakan praktik menikah alih-alih mitigasi bencana atau pelatihan CPR),” tulisnya pada Rabu (23/11/2022).
Cuitan ini muncul hanya beberapa hari setelah Gempa Cianjur yang menewaskan ratusan warga dan menyebabkan kerusakan parah di sejumlah daerah. Protes dari akun ini wajar muncul karena nyatanya Indonesia ada di cincin api dunia. Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, hingga tsunami pun bisa datang sewaktu-waktu tanpa diprediksi.
Dengan memberikan pelatihan mitigasi bencana sejak usia sekolah, maka semakin banyak orang yang tahu harus berbuat apa andai ada bencana alam seperti gempa atau tsunami datang. Hal ini tentu bisa menekan jumlah korban, bukan?
“Terkadang, gempa juga bisa datang saat jam sekolah. Contoh di Cianjur lalu terjadi pada pukul 13.00 WIB. Mereka rawan terdampak, jadi perlu mengetahui mitigasi bencana,” ucap Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (22/11/2022).
Pelatihan CPR Juga Penting
Nggak hanya mitigasi bencana untuk menyelamatkan diri, pelatihan lain yang sebaiknya dilakukan di sekolah adalah pertolongan pertama, termasuk kompresi jantung atau CPR. Soalnya, pengetahuan ini bisa saja menyelamatkan nyawa seseorang.
Di Korea Selatan, pemerintah kembali menggalakkan pelatihan CPR di sekolah-sekolah sebagai respons atas Tragedi Itaewon yang menewaskan ratusan orang pada 29 Oktober 2022. Pelatihan ini dilakukan bagi siswa SD, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi.
“Kami menambahkan edukasi keselamatan seperti bagaimana merespons insiden kerumunan, gigitan hewan, termasuk CPR," ungkap Pemerintah Korea Selatan sebagaimana dilansir dari Korea Herald, (2/11/2022).
Lantas, apakah praktik pernikahan di sekolah nggak penting? Terkait hal ini, sebenarnya nggak bisa dianggap begitu ya, Millens. Kalau menurut Ica, praktik ini penting karena di masa depan, tentu anak-anak sekolah juga akan menjalani pernikahan sehingga pengetahuan akan hal ini juga diperlukan.
“Menurut saya, praktik nikah juga masuk kebebasan berekspresi,” ucapnya.
Meski begitu, ada baiknya sekolah-sekolah juga melakukan praktik-praktik latihan lainnya seperti mitigasi bencana, pertolongan pertama, CPR, kebakaran, bahkan praktik mengurus jenazah. Ingat, kita tinggal di negeri di mana bencana alam mengintai setiap saat. Pengetahuan atas hal-hal tersebut tentu sangat dibutuhkan! (Arie Widodo/E10)