Inibaru.id - Mangut beong mungkin jadi salah satu kuliner paling legendaris dari Magelang. Dagingnya lembut, gurih, dan beraroma khas yang bikin banyak orang rela datang jauh-jauh ke tepi Kali Progo hanya untuk menikmatinya. Tapi siapa sangka, di balik kelezatan itu, ada kekhawatiran besar: Ikan Beong, endemik yang jadi bahan utama mangut terancam punah karena perburuan berlebihan.
Melihat kondisi itu, Ketua DPRD Jawa Tengah Sumanto mendorong upaya serius untuk membudidayakan ikan beong agar nggak lenyap dari perairan Jawa Tengah. Dia menilai, menjaga kelestarian ikan lokal nggak hanya soal menjaga ekosistem, tapi juga bisa membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Budidaya ikan beong sudah bisa dilakukan di Loka Ngrajek, Magelang. Indukannya banyak, tapi masa panennya lama, setahun baru bisa dipanen,” ujar Sumanto. “Kalau bisa, penelitian dilakukan lagi agar dua atau tiga bulan sudah bisa panen. Jadi lebih ekonomis.”
Ikan beong memang bukan ikan sembarangan. Hidup di aliran deras Kali Progo, ikan ini terbiasa mencari makan sendiri di alam. Nggak heran, ketika dibudidayakan di kolam, tingkat kematiannya tinggi yakni mencapai 50 persen. Tapi potensi gizinya luar biasa. Penelitian menunjukkan kandungan Omega 3 ikan beong bahkan lebih tinggi dibandingkan salmon.
Selain meningkatkan penelitian, Sumanto juga mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah agar memperluas budidaya ikan lokal lainnya, seperti ikan bader dan wader. Dia ingin agar kekayaan hayati perairan Jawa Tengah tetap lestari dan bisa dinikmati lintas generasi.
Kepala DKP Jateng Endi Faiz Effendi, mengamini gagasan itu. Dia menyebut, permintaan ikan beong saat ini sangat tinggi, terutama dari penggemar kuliner tradisional. Sayangnya, suplai masih terbatas karena kendala teknis budidaya.
“Beong ini terbiasa hidup di air mengalir. Saat dibudidayakan di kolam, perlu adaptasi. Tapi minat masyarakat tinggi sekali, bahkan banyak yang sudah pesan sebelum panen,” jelas Endi.
Untuk mempercepat keberhasilan budidaya, DKP berencana menggandeng peneliti dari BRIN dan UGM agar menemukan formula terbaik untuk memperpendek masa panen dan menurunkan tingkat kematian ikan.
Selain itu, Loka Ngrajek yang selama ini jadi pusat budidaya ikan beong bakal terus direvitalisasi. Balai ini bukan hanya tempat riset, tapi juga jadi ruang edukasi. Banyak mahasiswa dan pelajar datang ke sana untuk belajar tentang perikanan lokal dan konservasi ikan endemik.
Karena itu, pelestarian ikan beong bukan cuma urusan kuliner atau ekonomi, tapi juga warisan budaya. Kalau riset berhasil dan masyarakat mau ikut membudidayakan, bukan nggak mungkin aroma sedap Mangut Beong akan tetap menggoda dari dapur-dapur Magelang hingga generasi mendatang.
Kalau kamu pencinta kuliner tradisional, yuk dukung pelestarian ikan beong! Dengan membeli hasil budidaya lokal dan ikut mengedukasi masyarakat soal pentingnya menjaga ekosistem air tawar, kita bisa bantu agar cita rasa khas Magelang ini nggak hilang ditelan waktu. (Siti Zumrokhatun/E05)
