Inibaru.id – Sembilan hari tinggal di bangsal isolasi dan benar-benar dibatasi ruang geraknya bukanlah hal yang menyenangkan. Jenuh, was-was, sedih, semua menjadi satu di benak Awan (nama samaran) semenjak menjalani isolasi di Rumah Sakit Wongsonegoro, Semarang. Masuk isolasi dari tanggal 20 Maret 2020, mahasiswa yang diberi status pasien dalam pengawasan (PDP) ini harus melewati hari-hari yang cukup berat.
“Sedihnya itu nggak bisa dijenguk siapapun, terus interaksi dengan orang lain yang ada di ruangan juga sangat terbatas. Bayangke wae, ngobrol dengan jarak 2-3 meter, setengah mbengok (berteriak) aku jadine, haha,” kata Awan sambil tertawa saat dihubungi via telepon pada Kamis (9/4/2020).
Awan kemudian melanjutkan ceritanya. Selain dibatasi interaksinya dengan orang lain, sebenarnya kegiatan para PDP ini nggak jauh beda dengan pasien lain. Hanya, untuk urusan sterilisasi memang lebih diperhatikan secara khusus. Sebagai contoh, tirai yang menjadi sekat dengan pasien lain seringkali ditutup agar pasien bisa benar-benar fokus beristirahat.
“Aku kalau nggak ada HP, kayaknya udah stres sih pas karantina. Tapi, alhamdulillah, aku bisa melewati masa-masa sulit itu dengan baik!”, tambahnya.
Oya Millens, sebenarnya stres itu bisa memperburuk kondisi kesehatan, lo! Jadi, misal kamu lagi sakit, nggak usah banyak pikiran, ya? Ini berlaku untuk semua orang, nggak cuma yang statusnya PDP atau yang terindikasi penyakit berat. Kalau sampai stres, sistem imun bisa semakin melemah dan membuat penyakit nggak kunjung sembuh.
Eitsss, satu lagi! Awan juga sempat bercerita kalau dia tetap harus berolahraga selama karantina. Jadi, meski interaksinya dengan orang lain dibatasi, bukan berarti kalau dia hanya goleran di atas kasur. Ada keharusan bagi setiap pasien untuk tetap menjaga kebugaran meski hanya dengan melakukan gerakan pemanasan ringan di dalam bilik perawatannya.
So, buat kamu yang sehat, jangan sampai malas-malesan ya! Rajin-rajinlah berolahraga, menjaga kebersihan, mencuci tangan, serta lebih baik di rumah aja agar nggak sampai tertular Covid-19 atau penyakit lainnya, ya Millens? (Sitha Afril/E07)