BerandaHits
Senin, 20 Jun 2021 10:42

Dikenal Sebagai Bunga Abadi, Mengapa Edelweis Nggak Boleh Dipetik?

Bunga abadi di gunung-gunung, edelweis nggak boleh dipetik. Apa ya alasannya? (Flickr/ verrodewi)

Sering ditemui di gunung-gunung dan dikenal sebagai bunga abadi, mengapa edelweis nggak boleh dipetik? Ternyata ada alasannya, lo.

Inibaru.id – Bagi mereka yang sering mendaki gunung, pasti akrab dengan bunga edelweis. Bunga ini memang sering ditemui ditemui di gunung-gunung Tanah Air. Masalahnya, di balik rupanya yang menawan, bunga edelweiss nggak boleh dipetik. Apa alasannya, ya?

Cukup banyak pengelola pendakian gunung di Indonesia yang menerapkan sanksi bagi mereka yang memetik edelweiss. Sebagai contoh, kalau kamu melakukannya di Gunung Prau, Jawa Tengah, bakal dihukum harus menanam edelweis 100 kali lipat dari yang kamu petik. Di Gunung Gede Pangrango Jawa Barat, hukumannya bahkan berupa denda Rp 100 juta atau penjara paling lama lima tahun!

Sejumlah tempat yang populer bagi mereka yang sering mendaki gunung seperti Alun-alun Suryakencana di Gunung Gede Pangrango, Pasar Dieng di Gunung Lawu, dan Sabana 2 di Gunung Merbabu dikenal sebagai tempat di mana edelweis bisa ditemui dalam jumlah yang sangat banyak.

Lantas, mengapa edelweis sering disebut sebagai bunga abadi? Jadi gini, Millens, beda dengan kebanyakan bunga yang mekar dalam hitungan jam atau hari saja, edelweis beda. Waktu mekarnya sangatlah lama, yakni bisa mencapai 10 tahun.

Jadi, kalau kamu mendaki sebuah gunung dan menemukan edelweis sedang mekar di satu lokasi, lalu kamu mendakinya lagi 5 tahun kemudian, bisa jadi bunga edelweis yang kamu lihat di lokasi yang sama itu adalah bunga yang sama kamu lihat sebelumnya. Keindahannya jadi terasa abadi, deh.

Edelweis bisa mekar hingga 10 tahun, lo. (Flickr/ Malte Hempel)

Kok bisa mekarnya edelweis bisa sangat lama? Hal ini disebabkan oleh adanya hormon etilen yang membuat kelopak bunganya nggak mudah rontok. Bunganya pun bisa terlihat cantik dalam waktu yang sangat lama.

Meski begitu, edelweis juga punya waktu mekar yang membuatnya terlihat lebih cantik dari biasanya, yakni pada April sampai Agustus. Di periode ini, sinar matahari lebih banyak bersinar karena hujan yang lebih jarang. Hal ini ternyata bagus bagi perkembangan edelweis, Millens.

Lantas, mengapa bunga ini nggak boleh dipetik? Sebenarnya sih alasan utamanya karena tumbuhnya bunga ini di kawasan konservasi yang dilindungi Undang-Undang. Jadi, tumbuhan dan hewan di sana jelas dilindungi. Meski begitu, larangan ini juga diberlakukan karena dulu sempat ada penjarahan besar-besaran hingga membuat edelweis berkurang drastis jumlahnya.

Hal ini terjadi pada 2004 lalu di Dieng, Wonosobo. Dulu, banyak penjual bunga yang menjadikan edelweis sebagai suvenir. Selain itu, banyak pendaki nakal yang ingin membawa pulang bunga ini untuk diberikan ke orang-orang terkasih.

Untungnya sih, sekarang ada banyak budidaya edelweis seperti di Desa Wisata Edelweis yang ada di Desa Wonokitri, Pasuruan, Jawa Timur. Di sana, kamu bisa membeli edelweis atau menjadikannya suvenir tanpa perlu merusak alam.

Jadi, sudah mengerti kan alasan mengapa edelweis nggak boleh dipetik, Millens? (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024