BerandaHits
Rabu, 14 Jun 2022 11:00

Di Usia Hampir Dua Abad, Pabrik Gula Rendeng Kudus Terus Beroperasi

Pabrik Gula Rendeng di Kudus masih eksis di usia 182 tahun. (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)

Pabrik Gula (PG) Rendeng Kudus sudah berdiri sejak 1840. Meski dua pabrik gula lainnya sudah tutup, pabrik ini masih beroperasi dan bahkan siap memproduksi 18 ribu ton gula untuk musim giling tahun ini!

Inibaru.id – Sebagian besar pabrik gula yang berdiri di era kolonial sudah tutup. Ada yang bahkan sudah jadi museum. Tapi, Pabrik Gula (PG) Rendeng yang ada di Kudus menolak untuk kalah dengan zaman, mereka terus eksis dan beroperasi meski usianya sudah hampir dua abad.

Tahu nggak, PG Rendeng berdiri pada 1840 lalu di Desa Rendeng, Kecamatan Kota? Berarti, usianya sudah 182 tahun. Sudah tua juga ya? Saat kali pertama berdiri, pabrik ini namanya adalah Rendeng Suiker Fabrik.

Keberadaan PG Rendeng melengkapi dua pabrik gula yang sudah berdiri sebelumnya pada masa penjajahan, yaitu PG Besito yang berdiri pada 1835 di Desa Besito, Kecamatan Gebog, dan PG Tanjung Mojo yang berlokasi di Desa Tanjungrejo. Ketiganya dulu memproduksi gula yang memang stoknya sangat melimpah untuk diekspor ke Eropa, Millens.

“Di Kudus dulu ada tiga pabrik gula yang lahir di era Belanda… dan yang terbesar di Kudus era saat itu ya Pabrik Gula Rendeng,” ungkap sejawaran Kudus Agus Susanto, Senin (13/6/2022).

Saking majunya produksi gula di Kudus, pemerintah Hindia Belanda sampai membangun jalur kereta api, lo. Tujuannya? Agar hasil produksi gula bisa dengan mudah dikirim ke Semarang dengan kereta dan kemudian diekspor ke Eropa dengan kapal yang sudah berlabuh di pelabuhan.

“Dibangunlah jalur kereta api pertama di tahun 1870. Tujuannya untuk akses ekspor gula pasir. Kan lewatnya dari Kudus ke Demak, terus ke Semarang menuju Pelabuhan Tanjung Emas menuju Eropa,” cerita Agus.

Keberadaan kereta api ini membuat proses pengiriman gula dari Kudus jadi hanya satu hari. Padahal, sebelumnya, pengirimannya ke Kota Semarang bisa sampai tiga hari. Maklum, pada masa itu belum ada jalan aspal mulus seperti sekarang, apalagi truk.

Truk pembawa tebu di PG Rendeng. (Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)

PG Rendeng Kini

Produksi gula di PG Rendeng pada masa sekarang masih cukup tinggi, lo. Bahkan, pada masa giling 2022, targetnya mencapai 18 ribu ton! Sejak 12 Mei 2022 sampai 97 hari berikutnya, diperkirakan 270 ribu ton tebu digiling demi memenuhi target tersebut.

Meski sudah berusia tua, bukan berarti pabrik ini nggak dilengkapi dengan mesin-mesin andal. Buktinya, per hari mereka bisa menggiling 2.500 ton tebu atau sama banyaknya dengan jumlah tebu yang dibawa oleh 425 truk.

“Kapasitas gilingnya sudah mengarah ke 4.000 ton per tebu per hari,” jelas Kepala Tanaman PG Rendeng Kudus Febri Prasetyawan, Kamis (12/5).

Tebu yang didapat oleh PG Rendeng didapat dari petani binaan yang tersebar di empat kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus, Pati, dan Rembang. Hal ini membuat PG Rendeng nggak mungkin kekurangan bahan baku produksi.

Yang menarik, sebelum masa giling dimulai, PG Rendeng biasanya menggelar tradisi ‘manten tebu’. Jadi, ada tebu yang dijadikan mempelai laki-laki dan kemudian diberi nama laki-laki dan juga tebu yang dijadikan mempelai perempuan dan bahkan diberi nama perempuan juga. Dua tebu inilah yang kali pertama dimasukkan ke dalam mesin penggiling.

Tradisi tahun ini sudah digelar pada Rabu (11/5) lalu. Khusus untuk tahun ini, tebu pengantin laki-laki berasal dari perkebunan Desa Gribig, Kecamatan Gebog. Sementara itu, pasangannya dari perkebunan Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo.

Hebat ya, Pabrik Gula Rendeng di Kudus masih eksis di usia setua ini! (Mur/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: