BerandaHits
Jumat, 29 Sep 2022 10:47

Derita Nelayan setelah Harga BBM Naik; Balik ke Perahu Tradisional

BBM naik membuat nelayan banyak yang merugi dan memilih nggak melaut. (Medcom/MTVN/Rhobi Shani)

Nelayan sedang mengalami masa-masa sulit. Selain karena harga BBM yang tinggi, hasil ikan yang didapat juga nggak seberapa. Keadaan makin terasa berat karena harga ikan di pasaran anjlok.

Inibaru.id – Nggak hanya pengemudi ojek daring dan para pekerja komuter jarak jauh yang terkena dampak paling parah dari kenaikan harga BBM. Para nelayan juga menderita akibat hal ini, Millens. Di antara mereka, banyak yang merasakan penurunan pendapatan secara masif. Bahkan, ada yang sampai memilih kembali menggunakan kapal tradisional karena sudah nggak kuat lagi membeli BBM.

Seperti yang kita tahu, harga BBM subsidi seperti pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter. Sementara itu, solar naik dari Rp 5.150 jadi Rp 6.800. Kedua jenis BBM inilah yang paling banyak digunakan para nelayan untuk melaut dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Seorang nelayan dari Tambaklorok Semarang Sudarso mengatakan kiini hidupnya semakin berat sejak BBM naik.

“Kalau solar naiknya Rp 500 masih nggak keberatan, tapi karena naik Rp 1.650, sangat berat,” keluhnya sebagaimana dilansir dari Jateng Tribunnews, Senin (26/9/2022).

Terus Merugi

Sejumlah nelayan memilih untuk memakai perahu tradisional. (Preciousisland)

Gara-gara hal ini, dia dan rekan-rekannya sesama nelayan kini kesulitan mendapatkan penghasilan yang cukup saat melaut. Padahal, dulu dia bisa mendapatkan setidaknya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu sekali melaut.

“Kini kadang tambel (merugi). Jadi banyak nelayan yang nganggur nggak melaut. Daripada badan lelah tapi nggak ada penghasilan malah repot,” lanjut Sudarso.

Rusdi, salah seorang nelayan di Pantai Sendangbiru, Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengaku kenaikan harga solar membuatnya kembali memakai perahu tradisional tanpa mesin. Dia memilih untuk melakukannya karena jika masih menggunakan perahu mesin, membutuhkan BBM sebanyak 50 liter sekali melaut.

"Saya sudah nggak mampu," keluh pria yang mengaku sempat berpikir untuk nggak melanjutkan pendidikan anaknya sampai SMA karena alasan nggak punya dana.

Dikutip dari Suara, Rabu (28/9/2022), Kepala Desa Tambakrejo Yonatan Saptoes selaku perwakilan dari nelayan-nelayan menyebutkan tinggal 50 persen kapal nelayan yang dipakai untuk melaut.

“Sebelumnya di sini ada ratusan kapal nelayan. Jumlah nelayannya bisa mencapai ribuan,” ungkapnya.

Minta Perhatian Pemerintah

Baik Yonatan, Rusdi, ataupun Sudarso kompak meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib para nelayan dengan menurunkan kembali harga solar demi menurunkan beban hidup mereka. Selain itu, mereka juga berharap harga ikan naik sehingga bisa kembali mendapatkan keuntungan.

“Masalahnya, harga ikan tidak ikut naik. Contoh, dulu rajungan harganya bisa mencapai Rp 90 ribu, tapi kini harganya hanya Rp 35 ribu per kilogram. Kami dapatnya hanya 4 kg sampai 5 kg. Padahal, setiap kali melaut kita bisa membeli BBM sampai Rp 200 ribu – Rp 300 ribu. Nggak balik modal,” keluh Sudaso.

Duh, pengaruh kenaikan harga BBM bagi nelayan sungguh terasa ya, Millens. Semoga saja ada solusi yang cepat dan tepat bagi mereka sehingga nelayan sejahtera. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024