Inibaru.id - Kalau bicara soal makanan favorit di Jepang, kari bukan cuma sekadar hidangan biasa. Dari anak SD yang menikmati kyushoku (makan siang sekolah), para oba-chan yang merawat kebun, pegawai kantoran yang sibuk berpindah dari satu rapat ke rapat lain, serta mahasiswa yang lagi ujian, kari seolah sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Saking populernya kari, kamu bakal kerap melihat makanan ini di manga, dorama, hingga film Jepang. Di manga Yotsuba& misalnya, atau di film Little Forest (Winter and Springs), kuliner ini bisa kamu temukan.
Bahkan, banyak yang menyebut kari sebagai “makanan nasional” Jepang karena aneka ragamnya yang tersebar di seluruh penjuru negeri, mulai dari kari sup di Sapporo hingga kari panggang khas Kyushu.
Asal Usul Kari di Jepang
Makanan ini masuk ke Jepang pada era Meiji (1868-1912), dibawa oleh para pelaut Inggris yang kala itu menguasai India. Kari kala itu dianggap sebagai hidangan bergizi untuk para pelaut saat melakukan pelayaran jarak jauh. Namun, kari versi Inggris ini berbeda dengan kari India asli karena diberi tambahan sayur dan daging, dengan kuah yang jauh lebih kental, pekat, dan gurih.
Konon, ada legenda yang menyebut ada kapal pelaut inggris yang terdampar di Jepang. Mereka membawa bubuk kari yang kemudian diberikan ke sejumlah orang Jepang yang memberikan pertolongan. Setelah diberi tahu cara memasaknya, yang kemudian dimodifikasi dengan teknik roux ala Prancis, kari Jepang pun kemudian terlahir dengan rasa dan tekstus yang manis, lezat, dan kental.
Kari jepang pun kemudian kerap dijadikan makanan bagi angkatan laut Jepang karena mudah dimasak dalam jumlah besar dan dapat dinikmati siapa saja.
Selain pengaruh Inggris, peran Amerika dalam penyebaran kari di Jepang juga tak kalah penting. William S. Clark, seorang ahli pertanian asal AS yang berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan pertanian di Hokkaido, menyarankan agar kentang ditambahkan ke dalam kari untuk melengkapi asupan gizi saat Jepang sedang mengalami masa paceklik beras.
Tapi, barulah pada awal abad ke-20, kari benar-benar merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Restoran khusus kari mulai bermunculan seperti Coco Ichibanya yang hingga kini masih populer. Kari pun berkembang menjadi salah satu makanan favorit warga Jepang selain sushi atau tempura.
Ragam Kari di Berbagai Daerah di Jepang
Uniknya, kari Jepang tidak seragam di seluruh negeri. Setiap daerah punya versi khasnya sendiri, menyesuaikan dengan bahan lokal dan musim. Sebagai contoh, ada kari dengan kerang di Aomori, kari daging babi hitam di Kagoshima, dan kari dengan buah pir (nashi) di Shimane.
Tapi, yang paling populer dan dikenal secara luas adalah katsu kari, nasi dengan saus kari dan potongan daging babi goreng tepung yang renyah. Kombinasi ini jadi contoh sempurna filosofi masak Jepang yang menjaga keseimbangan rasa antara gurih, manis, dan sedikit asam dari acar jahe sebagai pelengkap.
Tidak hanya di Jepang, kari Jepang kini sudah merambah ke berbagai belahan dunia. Coco Ichibanya bahkan membuka cabang di banyak kota besar Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Selain itu, bumbu kari dalam bentuk blok juga banyak dijual di supermarket khusus di luar Jepang, memungkinkan para penggemar memasak kari Jepang di rumah.
Meski punya akar yang panjang dan perjalanan yang berliku, kari Jepang kini sudah benar-benar menjadi sajian khas yang dicintai banyak orang. Dari asalnya yang unik hingga cerita penyebarannya yang luas, kari Jepang tetap menjadi simbol kebersamaan dan kenikmatan dalam satu piring sederhana. (Arie Widodo/E07)
