BerandaHits
Rabu, 19 Agu 2025 09:01

Cerita Kari Jadi Salah Satu Makanan Favorit di Jepang

Kari Jepang, digemari warga lokal dan kini semakin populer di seluruh dunia. (Fooddiversity.today)

Bukan asli Jepang, tapi kari Jepang sangat populer baik itu di negaranya sendiri ataupun di luar negeri. Seperti apa sih sejarah dari kuliner yang satu ini?

Inibaru.id - Kalau bicara soal makanan favorit di Jepang, kari bukan cuma sekadar hidangan biasa. Dari anak SD yang menikmati kyushoku (makan siang sekolah), para oba-chan yang merawat kebun, pegawai kantoran yang sibuk berpindah dari satu rapat ke rapat lain, serta mahasiswa yang lagi ujian, kari seolah sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

Saking populernya kari, kamu bakal kerap melihat makanan ini di manga, dorama, hingga film Jepang. Di manga Yotsuba& misalnya, atau di film Little Forest (Winter and Springs), kuliner ini bisa kamu temukan.

Bahkan, banyak yang menyebut kari sebagai “makanan nasional” Jepang karena aneka ragamnya yang tersebar di seluruh penjuru negeri, mulai dari kari sup di Sapporo hingga kari panggang khas Kyushu.

Asal Usul Kari di Jepang

Makanan ini masuk ke Jepang pada era Meiji (1868-1912), dibawa oleh para pelaut Inggris yang kala itu menguasai India. Kari kala itu dianggap sebagai hidangan bergizi untuk para pelaut saat melakukan pelayaran jarak jauh. Namun, kari versi Inggris ini berbeda dengan kari India asli karena diberi tambahan sayur dan daging, dengan kuah yang jauh lebih kental, pekat, dan gurih.

Konon, ada legenda yang menyebut ada kapal pelaut inggris yang terdampar di Jepang. Mereka membawa bubuk kari yang kemudian diberikan ke sejumlah orang Jepang yang memberikan pertolongan. Setelah diberi tahu cara memasaknya, yang kemudian dimodifikasi dengan teknik roux ala Prancis, kari Jepang pun kemudian terlahir dengan rasa dan tekstus yang manis, lezat, dan kental.

Kari jepang pun kemudian kerap dijadikan makanan bagi angkatan laut Jepang karena mudah dimasak dalam jumlah besar dan dapat dinikmati siapa saja.

Kari Jepang eksis sejak awal 1900-an. (Metropolisjapan)

Selain pengaruh Inggris, peran Amerika dalam penyebaran kari di Jepang juga tak kalah penting. William S. Clark, seorang ahli pertanian asal AS yang berkontribusi pada pengembangan pendidikan dan pertanian di Hokkaido, menyarankan agar kentang ditambahkan ke dalam kari untuk melengkapi asupan gizi saat Jepang sedang mengalami masa paceklik beras.

Tapi, barulah pada awal abad ke-20, kari benar-benar merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Restoran khusus kari mulai bermunculan seperti Coco Ichibanya yang hingga kini masih populer. Kari pun berkembang menjadi salah satu makanan favorit warga Jepang selain sushi atau tempura.

Ragam Kari di Berbagai Daerah di Jepang

Uniknya, kari Jepang tidak seragam di seluruh negeri. Setiap daerah punya versi khasnya sendiri, menyesuaikan dengan bahan lokal dan musim. Sebagai contoh, ada kari dengan kerang di Aomori, kari daging babi hitam di Kagoshima, dan kari dengan buah pir (nashi) di Shimane.

Tapi, yang paling populer dan dikenal secara luas adalah katsu kari, nasi dengan saus kari dan potongan daging babi goreng tepung yang renyah. Kombinasi ini jadi contoh sempurna filosofi masak Jepang yang menjaga keseimbangan rasa antara gurih, manis, dan sedikit asam dari acar jahe sebagai pelengkap.

Tidak hanya di Jepang, kari Jepang kini sudah merambah ke berbagai belahan dunia. Coco Ichibanya bahkan membuka cabang di banyak kota besar Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Selain itu, bumbu kari dalam bentuk blok juga banyak dijual di supermarket khusus di luar Jepang, memungkinkan para penggemar memasak kari Jepang di rumah.

Meski punya akar yang panjang dan perjalanan yang berliku, kari Jepang kini sudah benar-benar menjadi sajian khas yang dicintai banyak orang. Dari asalnya yang unik hingga cerita penyebarannya yang luas, kari Jepang tetap menjadi simbol kebersamaan dan kenikmatan dalam satu piring sederhana. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: