BerandaHits
Sabtu, 5 Mar 2021 15:40

Buku Diet yang Bikin Heboh Warganet, Apa Kesalahan Tya Ariestya?

Ilustrasi: Sebuah buku diet belum lama ini bikin heboh warganet. (Pixabay/Steve Buissinne)

Belum lama ini, ada buku diet yang bikin heboh warganet. Sebagian isi buku berisikan anjuran dan pantangan makanan itu menjadi perdebatan orang-orang di dunia maya. Sebetulnya, apa kesalahan Tya Ariestya sebagai empunya buku?

Inibaru.id – The Art of Living Long diyakini menjadi buku diet pertama di dunia yang masih dicetak hingga sekarang. Buku ini ditulis Luigi Cornaro, seorang Italia yang memiliki masalah dengan berat badan, pada usia 40 tahun. Pada awal kemunculan, buku yang dicetak pada 1558 itu juga dianggap kontroversial.

Dalam mencapai bobot ideal, Cornaro hanya mengonsumsi 12 ons makanan dan 14 ons anggur sehari. Menjelang akhir hayat, sosok panjang umur yang hidup hingga hampir 100 tahun itu hanya makan kuning telur.

Penolakan dalam dunia dieting memang kerap terjadi. Cornaro hanyalah satu dari banyak orang yang menuai kontroversi. Maka, ketika Tya Ariestya menelurkan buku diet dan memicu kehebohan di dunia maya, sebagian orang mungkin cuma akan berkomentar, "Ah, ya sudahlah!"

Suka atau tidak, sejumlah warganet mengaku cocok dengan tips diet yang dituangkan Tya pada buku The Journey of Fit Tya Ariestya itu. Aktris 34 tahun yang juga pernah menjadi atlet taekwondo itu juga membuktikan kalau dia berhasil menurunkan berat badan. Lalu, apa kesalahan Tya Ariestya?

Di antara pencapaian signifikan yang hampir dipastikan membuat orang-orang bertubuh tambun tergiur itu, ada juga cerita miring warganet yang mengaku mengalami masalah pencernaan. Beberapa orang juga menganggap diet ala Tya ini cukup riskan untuk diaplikasikan.

Berikut ini merupakan sejumlah fakta diet Tya Ariestya yang sebaiknya kamu ketahui.

Sayuran Dianggap sebagai Penghambat Diet

Ilustrasi: Sayuran bisa menghambat penurunan berat badan? (Flickr/ Yoshihide Nomura)

Sejumlah akun diet dan kesehatan mendapat pertanyaan terkait diet Tya Ariestya. Kabarnya, sayuran justru dianggap sebagai penghambat penurunan berat badan dalam buku ini. Makanan berserat disinyalir justru bisa mengganggu fungsi bakteri baik dalam menyerap nutrisi makanan.

Tetap Kurus Tanpa Sayur

Dalam buku diet Tya Ariestya, kabarnya bisa tetap kurus meski tanpa sayur. (Flickr/ prelude2000)

Selama ini, diet erat kaitannya dengan sayuran. Namun, Tya Ariestya justru mengatakan dalam bukunya bahwa penurunan berat badan bisa terjadi meski tanpa asupan sayuran.

Well, setiap orang memiliki sistem metabolisme yang berbeda-beda. Jadi, bisa saja ada orang yang menerapkan pola makan tanpa sayur dan tetap bisa kurus. Namun, orang lain bisa saja nggak akan mengalaminya. Jadi, tips ini juga belum tentu cocok bagi siapa saja.

Bebas Makan Garam Sesukanya

Garam dianggap bisa dimakan sesuka hati. (Flickr/ Dubravko Sorić)

Nah, dalam buku diet ini, disebutkan juga bahwa ada salah satu menu favorit Tya, yakni ayam fillet tanpa kulit yang bisa dibumbui apa pun, termasuk garam sesukanya.

Masalahnya, Kemenkes RI menyarankan kita untuk membatasi asupan gula, garam, serta lemak, jika ingin hidup sehat dan menjaga berat badan. Asupan garam per hari bahkan harus dibatasi maksimal satu sendok the 2.000 milligram saja.

Asupan Kalori yang Sangat Rendah

Buku diet Tya Ariestya kontroversial. (Instagram/tya_ariestya)

Salah satu tips yang disarankan Tya adalah asupan kalori harian yang dipertahankan kurang dari 500 kalori. Memang, hal ini bisa berimbas pada penurunan berat badan. Namun, jika dilakukan dalam jangka panjang, cara tersebut bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

Selain itu, ada juga tips diet sekali makan yang jika dihitung akan menghabiskan Rp 4.350 saja. Meski terlihat sangat menarik, hal ini sebaiknya harus dilakukan dengan konsultasi dokter agar nggak membahayakan kesehatan.

Memang, kecuali ahli gizi, kamu nggak berhak menghujat pola diet yang diterapkan Tya Ariestya. Namun, kalau pengin mengikuti gaya dieting finalis gadis sampul pada 2001 ini, ada baiknya kamu juga mengimbanginya dengan berkonsultasi ke ahli gizi ya, Millens! (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024