Inibaru.id – Jelang Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), banyak wisatawan yang pengin datang ke Kota Yogyakarta, khususnya ke kawasan Malioboro untuk sekadar jalan-jalan atau membeli oleh-oleh di sana. Tapi, banyak dari mereka yang masih ragu untuk melakukannya karena sekarang ada banyak tukang pijat dan pengamen di Malioboro.
Hal inilah yang diungkap Afiyanti. Warga Sleman ini mengaku sudah dihubungi kakaknya dari Kota Semarang yang pengin liburan ke Yogyakarta untuk bertanya-tanya alternatif lain tempat wisata urban selain Malioboro yang bisa mereka kunjungi. Selain karena biasanya di musim liburan jalanan tersebut bakal macet, banyaknya tukang pijat dan pengamen di Malioboro ternyata bikin mereka nggak nyaman.
“Banyak tukang pijat yang justru seperti menguasai kursi di jalanan Malioboro. Kalaupun dapat tempat duduk untuk beristirahat, tiba-tiba pengamen datang terus-menerus. Itu bikin nggak nyaman. Akhirnya saya kasih rekomendasi tempat-tempat lain walaupun belum tentu bakal terbebas dari pengamen juga,” ceritanya, Sabtu (21/12/2024).
Untungnya, pihak pengelola kawasan Malioboro yang ada di bawah UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta sudah memastikan tukang pijat dan pengamen dilarang di Malioboro.
Untuk memastikan aturan ini dipatuhi, pada Jumat (20/12), banyak petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga atau berkeliling di sana. Hal ini bikin nggak banyak tukang pijat dan pengamen berada di sana.
Meski begitu, penjual minuman, tukang becak, atau penjual rokok masih bisa kamu temukan di Jalan Malioboro. Keberadaan mereka masih dianggap dibutuhkan banyak wisatawan dan nggak bikin resah, Millens.
“Kegiatan mengamen, berdagang, mengemis, atau menawarkan jasa pijat di Malioboro itu dilarang,” ucap Kepala UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto sebagaimana dinukil dari Radarjogja, Sabtu (21/12).
Sayangnya, meski sudah ada aturan yang jelas, nyatanya jika nggak banyak petugas yang berjaga, pengemis, penyedia jasa pijat, hingga pengamen di Malioboro biasanya bakal marak. Makanya, pada musim libur Nataru seperti sekarang, pengawasan dilakukan dengan lebih intens.
“Kalau tertangkap, petugas nggak akan segan menyita alat atau barang yang dipakai pelaku,” tegas Ekwanto.
Selain penyedia jasa pijat, pengemis, atau pengamen di Malioboro, hal lain yang jadi perhatian masyarakat setempat, khususnya Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta adalah jika sampai ada penjual atau juru parkir yang mematok harga nggak wajar atau dalam Bahasa Jawa disebut nuthuk.
“Semoga saja nggak ada agar ada kesan baik bagi wisatawan selama berkunjung di Kota Jogja di masa liburan Nataru sekarang,” ucap anggota Forpi Kota Jogja Baharuddin Kamba.
Hm, pengawasan sudah dilakukan dengan lebih intens sehingga diharapkan nggak ada lagi masalah yang bikin resah wisatawan yang pengin berkunjung ke Malioboro. Kalau kamu sendiri, apakah juga pengin liburan ke Yogyakarta, Millens? (Arie Widodo/E10)