BerandaHits
Sabtu, 5 Jun 2020 11:44

Begini Kronologi Satu Keluarga di Surabaya Meninggal Dalam Enam Hari

Kasus Covid-19 di Surabaya masih sulit dikendalikan dan cenderung semakin parah. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Meninggalnya tiga anggota keluarga di Surabaya masih hangat diperbincangkan. Pasalnya satu keluarga ini meninggal secara berurutan hanya dalam kurun waktu enam hari dan terkait dengan Covid-19. Bagaimana kronologi kasus ini sebenarnya?

Inibaru.id - Belakangan ini, kasus Covid-19 di Surabaya menjadi perbincangan hangat masyarakat. Selain tingginya kasus virus corona di kota ini, ada tiga orang yang merupakan satu keluarga yang meninggal hanya dalam waktu enam hari. Ketiganya adalah suami, istri, dan anak sulungnya.

"Awalnya gejala demam, batuk, dan flu dialami kakak perempuan. Kebetulan kakak sedang hamil 8 bulan. Sebelumnya sudah pernah periksa ke RS PHC dan rapid test di Pura Raharja, tapi hasilnya negatif. Akhirnya pulang dan menjalani perawatan di rumah," jelas DW, anak bungsu dari keluarga ini pada Kamis (4/6/2020).

Kondisi kakak perempuan DW memburuk setelah menjalani perawatan di rumah. Kemudian dia dirujuk kembali ke Rumah Sakit PHC Surabaya pada Selasa (26/5). Sayangnya, kondisi sang kakak tak kunjung membaik.

Menurut DW, saat dirawat di RS PHC, kakaknya sempat mengalami gagal nafas hingga dipasang ventilator.

"Setelah dicek, ternyata detak jantung bayi di kandungan kakak saya sudah nggak ada," lanjut DW.

Tenaga kesehatan kewalahan menangani pandemi Covid-19 di banyak tempat di Indonesia, termasuk Surabaya. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Pada Jumat (29/5), ayah DW tiba-tiba kehilangan kesadarannya setelah mengalami diare. Sedangkan ibu DW mengalami gejala meriang, batuk, dan sesak nafas. Kemudian kedua orang tua DW dibawa ke Rumah Sakit Islam Jemursari. Namun, setelah sehari menjalani perawatan di rumah sakit, ayah DW dinyatakan meninggal dunia. Hasil rapid test yang dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil reaktif.

Keesokan harinya, kakak perempuan DW pun dinyatakan meninggal dunia pada pukul 02.00 WIB. Berbeda dengan sang ayah, kakak DW sempat menjalani tes swab.

"Swab kakak saya tanpa sepengetahuan keluarga. Tiba-tiba beberapa hari kemudian mendapat telepon dari puskesmas, kalau hasil swab kakak saya positif," lanjut DW.

DW dikabari langsung oleh pihak Puskesmas Mojo terkait hasil tes swab kakaknya. Kemudian, petugas mendata semua anggota keluarga tinggal di Jalan Gubeng Kertajaya tersebut.

Di Surabaya, ada tiga korban meninggal yang berasal dari satu keluarga. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Pada Selasa (2/6), ibu DW menyusul kepergian ayah dan kakaknya. Ibu DW juga belum sempat menjalani tes swab, meski sempat menjalani rapid test dengan hasil reaktif.

"Jadwal swab dari pihak rumah sakit sebenarnya tanggal 2, tapi sampai mama meninggal sore hari belum sempat dilakukan swab. Harusnya pada hari itu jadwal swabnya, sudah bayar administrasi juga," ujarnya.

DW keberatan jika ayah dan ibunya dianggap meninggal dunia akibat positif corona. Sebab menurutnya tolok ukur yang akurat adalah dari tes swab.

"Kalau rapid memang reaktif, saya gak memungkiri ada kemungkinan terpapar, tapi lebih pastinya menggunakan swab. Surat dari RS kan kedua orang tua saya meninggal dalam status PDP," pungkas DW.

Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap virus ini ya, Millens. (Det/MG27/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025

Memang Bisa Konsumen Pertamax Tuntut Ganti Rugi ke Pertamina Jika Terbukti Dapat Oplosan?

27 Feb 2025

Cinta pada Pandangan Pertama: Romantis atau Sekadar Ilusi?

27 Feb 2025

Beda Rute, Berikut Pengalihan Jalan selama Kirab Dugderan 2025 di Semarang

27 Feb 2025

Susun Strategi Keamanan Siber, Nezar Patria: Sedia Payung sebelum Hujan

27 Feb 2025

3 Cara Pemkot Semarang Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan Silayur

28 Feb 2025

Diskon Listrik Prabayar Berakhir Hari Ini, Akankah Sisa Token Hangus?

28 Feb 2025

Menembus Kemacetan demi Kuliner Legendaris Semarang: Sate Ayam Jembatan Mrican

28 Feb 2025

Benarkah Jepang Butuh Tenaga Kerja dari Indonesia?

28 Feb 2025