BerandaHits
Minggu, 27 Sep 2025 13:45

BBM Malaysia Lebih Murah dari Indonesia, Apa Sebabnya?

Harga BBM di Malaysia lebih murah ketimbang Indonesia. Mengapa? (Shutterstock)

Harga BBM di Indonesia dan Malaysia sering dibandingkan. Meski sama-sama penghasil minyak, Malaysia bisa menjual BBM lebih murah dan berkualitas lebih konsisten. Apa penyebabnya?

Inibaru.id - Bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sering jadi bahan perbandingan dengan Malaysia. Banyak orang bertanya-tanya, kenapa harga di negeri tetangga bisa lebih murah, sementara kualitasnya juga terkesan lebih konsisten?

Padahal, kedua negara sama-sama punya sumber minyak mentah. Namun, kondisi di balik layar membuat peta BBM Indonesia dan Malaysia berbeda jauh.

Menurut Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus pakar bahan bakar dan pelumas, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, kuncinya ada pada status energi kedua negara. Malaysia masih menjadi net eksportir, sementara Indonesia sudah lama menjadi net importir.

“Struktur harga dan kebijakan BBM di kedua negara berbeda sejak awal,” jelas Tri.

Itu artinya, Indonesia harus bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini membuat harga lebih sensitif terhadap fluktuasi global dibanding Malaysia.

Selain status energi, faktor geografis juga berperan besar. Malaysia hanya terdiri dari dua daratan besar: Semenanjung Malaysia dan Kalimantan bagian utara. Sementara Indonesia berupa kepulauan yang luas, dengan kebutuhan distribusi jauh lebih kompleks.

“Di Indonesia, untuk menjamin pasokan, harus ada terminal dan depo BBM di berbagai wilayah. Ini menambah ongkos logistik yang akhirnya berpengaruh pada harga,” tambah Tri.

Kilang Minyak: PR Besar Indonesia

Terminal gas milik Petronas Chemical Group di Kerteh. (Kumparan)

Sebagai informasi, Malaysia punya kilang minyak yang lebih modern dan efisien. Produk BBM yang dihasilkan pun relatif lebih konsisten. Sementara itu, Indonesia masih mengandalkan kilang lama dengan kapasitas terbatas.

Modernisasi kilang menjadi pekerjaan rumah yang nggak kunjung selesai. Padahal, infrastruktur ini berperan penting dalam menentukan kualitas sekaligus harga BBM.

Faktor lain yang nggak kalah besar adalah jumlah penduduk. Malaysia dengan 32 juta jiwa punya kebutuhan BBM jauh lebih kecil. Indonesia? Lebih dari 230 juta jiwa, dengan kendaraan bermotor yang nggak terhitung jumlahnya.

Belum lagi, nggak ada batasan usia kendaraan di Indonesia. Alhasil, permintaan BBM harus mencakup berbagai produk, mulai dari RON rendah hingga tinggi.

Perbedaan harga juga dipengaruhi kebijakan fiskal. Di Indonesia, konsumen harus menanggung PPN 11 persen plus PBBKB 5–10 persen. Sementara di Malaysia, pajak lebih ringan dan subsidi per liter lebih besar.

Harga BBM per 25 September 2025 di Malaysia:

- RON95: RM 2,05/liter (Rp 7.175), dengan subsidi khusus warga menjadi RM 1,99/liter (Rp 6.965).

- RON97: RM 3,21/liter (Rp 11.235).

- Diesel: RM 2,93/liter (Rp 10.255).

* Untuk non-warga yang membeli RON95: sekitar RM 2,60/liter (Rp 9.100).

Bandingkan dengan Indonesia; Pertalite Rp 10.000/liter dan Pertamax Rp 12.850/liter. Perbedaannya jelas terasa, meski skala dan mekanisme subsidi berbeda.

Bukan Soal Satu Faktor

Meski harga di Malaysia terlihat lebih murah, Indonesia sebenarnya mengeluarkan subsidi lebih besar secara total. Konsumsi BBM nasional yang masif membuat beban subsidi jadi tinggi.

Tri menegaskan, jangan melihat perbedaan harga dan kualitas BBM hanya dari satu sisi. “Kombinasi status energi, infrastruktur, jumlah penduduk, pajak, hingga kebijakan subsidi membuat peta BBM di Indonesia dan Malaysia berbeda signifikan,” pungkasnya.

Dengan kata lain, membandingkan harga BBM Indonesia dan Malaysia memang menarik, tapi perlu dipahami konteksnya. Apa yang terlihat lebih murah di Malaysia belum tentu bisa diterapkan di Indonesia, mengingat kondisi energi, geografi, hingga kebutuhan warganya sangat berbeda. Hm, gimana nih pendapatmu, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: