Inibaru.id – Setelah pada awal pekan ini melanda Grobogan, Jawa Tengah, banjir kini meluas sampai ke Kabupaten Demak. Saking tingginya genangan air, jalur utama Pantura Demak-Kudus pun lumpuh.
Jalur yang lumpuh tersebut ada di Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Demak. Di area tersebut, genangan air mencapai 1,5 meter dengan arus yang cukup kencang. Meski sudah ada pengalihan arus bagi kendaraan kecil untuk melalui jalur Kudus-Jepara, tetap saja kemacetan nggak terelakkan.
“Karena air menggenangi Jalur Pantura, khususnya di Karanganyar, Demak, kami mengalihkan kendaraan kecil agar nggak melintas melalui Terminal Jati. Kami arahkan ke Jepara,” ungkap KBO Sat Lantas Polres Kudus, Iptu Noor Alifi sebagaimana dilansir dari Detik, Jumat (9/2/2024).
Kasat Lantas Polres Demak AKP Lingga Ramadhani melaporkan bahwa pada Kamis (8/2) malam, kemacetan sudah mencapai 5 kilometer.
“Penyebab banjirnya adalah tanggul Sungai Wulan di perbatasan Demak dan Kudus jebol. Kami sudah cek titik kemacetan dari Pasar Karanganyar sampai Kecamatan Gajah. Jadi memang kemacetannya sudah mencapai sekitar 5 kilometer. Jalan yang terdampak banjir mencapai 2,5 kilometer dengan kedalaman 1-1,5 meter,” terang AKP Lingga, Kamis (8/2).
Tanggul Belum Bisa Diperbaiki
Nggak hanya menyebabkan kemacetan parah, banjir Demak juga membuat 8.170 warga terpaksa mengungsi. Bahkan, menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak, lebih dari 1.400 hektare sawah terendam. Jumlah ini bisa bertambah karena sampai Jumat (9/2), di berbagai titik genangan banjir masih cukup tinggi.
“Data tersebut masih sementara dan mungkin bisa bertambah karena area terdampak banjir juga semakin meluas,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan sebagaimana dilansir dari Kompas, Jumat (9/2).
Yang pasti, BPBD mencatat bahwa banjir sudah melanda 30 desa yang ada di tujuh kecamatan di Kabupaten Demak, yaitu Karanganyar, Kebonagung, Karangawen, Wonosalam, Karangtengah, Gajah, dan Dempet.
Tanggul-tanggul yang bocor juga nggak bisa segera ditangani sesegera mungkin karena pihak BPBD dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana mau nggak mau hanya bisa menunggu air surut. Tingginya genangan dan derasnya arus membuat proses penambalan dianggap cukup berbahaya untuk dilakukan.
“Intinya kalau sudah surut, tentu tanggul-tanggul yang rusak akan kami perbaiki,” ungkap Kepala BBWS Pemali-Juana Harya Muldianto.
Semoga saja banjir Demak ini bisa segera surut ya, Millens! Dampaknya ternyata cukup parah bagi warga setempat, lahan pertanian, dan juga arus lalu lintas di jalur Pantura. (Arie Widodo/E10)