Inibaru.id - Munculnya politik uang untuk kepentingan pemilu nggak bisa dimungkiri. Fenomena ini agaknya sulit dihapus.
Begitulah yang disampaikan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Dia pesimistis politik uang dapat diberantas secara menyeluruh. Tapi apa yang bikin tradisi buruk ini nggak juga hilang?
Menurut Alexander, politik uang bakal selalu terjadi karena 50 persen masyarakat Indonesia belum sejahtera.
"Kenapa money politics masih berjalan? Ya saya harus sampaikan 50 persen masyarakat kita itu masih belum sejahtera,” kata Alexander Marwata dalam konferensi pers di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Senin, (14/8/2023).
Bukan cuma masalah kesejahteraan, tingkat pendidikan yang masih rendah juga turut memengaruhi masih maraknya politik uang ini. Karena itu, dia berkeyakinan bahwa pemberantasan politik uang nggak cukup mengandalkan integritas calon peserta pemilu.
Dia menegaskan masyarakat yang sengsara dan berpendidikan rendah ini juga harus diberikan pemahaman yang baik akan bahayanya politik uang. Bagaimanapun, sumber uang yang digunakan nggak jarang berasal dari APBD/APBN.
Nah, jika sumber tersebut berasal dari keuangan negara, maka akan mengganggu tujuan dan alokasinya. Akibatnya, masyarakat sendiri yang bakal rugi.
Baca Juga:
Cerita Mahfud MD soal Kecurangan PemiluAtas dasar itu, Alexander pengin perhatian besar diberikan kepada masyarakat tersebut. Masyarakat juga harus memiliki integritas.
"Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana asyarakat selaku pemilih itu juga berintegritas," ujar Alexander.
Hm, politik uang memang nggak bisa dibenarkan dan harus dihentikan. Yuk mulai dari diri sendiri; tolak keras politik uang! (Siti Zumrokhatun/E10)