Inibaru.id – Kalau mendengar nama Adolf Hitler, kamu mungkin bakal mengingatnya sebagai lelaki dengan kumis ikonik yang berambisi menghabisi kaum Yahudi. Seperti nggak punya hati gitu karena dengan mudah menghilangkan nyawa orang lain.
Tapi, Hitler tetap manusia yang juga punya sisi melankolis. Dia juga pernah jatuh cinta dan memutuskan menikah di detik-detik terakhir hidupnya usai Nazi kalah. Perempuan istimewa itu adalah Eva Braun. Sebelum Eva, ada beberapa perempuan yang dekat dengan sang Fuhrer Jerman itu. Seorang diantaranya bahkan masih keluarga Hitler sendiri, seorang gadis belia bernama Geli Raubal. Sayangnya, Geli meninggal oleh sebab yang belum jelas.
Ada juga Stefanie Isak yang disebut sebagai first love-nya Hitler ketika masih remaja, Martha Dodd (putri Duta Besar AS untuk Jerman 1933-1937), Unity Freeman-Mitford (simpatisan Nazi asal Inggris), dan Leni Reifeinstahl yang notabene sineas muda berparas ayu. Untuk nama yang terakhir, Hitler menolaknya karena lagi fokus mengurus politik. Hm, ternyata yang tertarik pada Hitler bukan perempuan biasa ya.
Meski begitu, pada akhirnya hanya Eva Anna Paula Braun atau Eva Braun yang dapat menikah dengan Hitler. Braun lahir pada 6 Februari 1912. Wajah cantik khas Bavarianya berhasil membuat Hitler klepek-klepek. Awal pertemuan Hitler dengan Braun terjadi ketika Eva menjadi asisten fotografer resmi Partai Nazi bernama Heinrich Hoffman. Saat itu, Eva Braun berusia 23 tahun. Mereka bertemua di studio Hoffman di Munich.
Hitler Tertegun Melihat Kaki
Kali pertama bertemu dengan Hitler, Eva juga sedikit menaruh rasa tertarik. Braun bercerita pada kakaknya mengenai pertemuan pada hari itu. “Bosku datang dengan seorang lelaki berkumis lucu dan mengenakan jas hujan berwarna terang. Aku melirik dengan sudut mata tanpa menoleh. Dan aku mendapatinya tertegun melihat kakiku.”
Sejak itulah benih-benih cinta di antara mereka mulai tumbuh meski sebenarnya Hitler masih bersama Geli. Satu tahun usai tragedi kematian Geli Raubal, Hitler dan Eva go public. Tampaknya juga Hitler sudah move-on dari Geli Raubal.
Meski cinta mati, rupanya Hitler peduli pada bibit, bebet, dan bobot Eva. Dia memerintahkan anak buahnya untuk memastikan bahwa Eva adalah keturunan Arya murni. Begitu terbukti, Hitler menjadikan Eva sebagai pendamping resmi meski belum menikahinya. Hitler khawatir jika dia menikah, reputasinya bisa menurun, karena dia baru naik tahta pada 1933. Akhirnya, dia hanya menjadikan Eva sebagai “boneka”.
Dia bahkan pernah mengatakan pada asistennya bahwa dia enggan menikah dengan perempuan cerdas. Baginya, lelaki seharusnya menikah dengan seorang yang bodoh dan sederhana agar nggak bisa mencampuri urusan pekerjaannya.
Namun, pada akhirnya, Eva Braun yang menjadi perempuan terakhir bagi Hitler. Dia menelan ludahnya sendiri dan menjadikan Eva sebagai istri sahnya. Eva bahkan dengan sukarela menemani suaminya itu pergi ke alam baka dengan menelan sianida di ruang bawah tanah.
Hm, bagaimana menurutmu cinta sehidup semati versi Hitler ini, Millens? (His/IB21/E07)