Inibaru.id – Munculnya kepercayaan pada ramalan Prabu Joyoboyo berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang suka utak-atik gathuk. Masyarakat suka menghubungkan suatu peristiwa dengan ucapan para pujangga. Tapi, memang sesuai dengan realitas sosial saat itu.
Hingga sekarang, ramalan-ramalan Joyoboyo masih dipercaya karena dianggap pas menggambarkan situasi yang terjadi. Misalnya, 'Pithik jago tarung sak kandang' (Ayam jantan berkelahi satu kandang), yang menjadi isyarat dari para pujangga bahwa akan ada perpecahan bangsa. Karena itu, masyarakat diminta waspada.
Nah, masyarakat Jawa menghubungkan ramalan ini dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S). Lalu, bagaimana dengan makna delapan ramalan Joyoboyo lainnya?
1. Murcaning Noyogenggong Sabdopalon
Menurut sejarawan sekaligus pemerhati budaya dari Universitas Sebelas Maret Surakarta Heri Priyatmoko, Noyogenggong dan Sabdo Palon merupakan semacam tokoh Semar dalam lakon Mahabharata versi Jawa.
Sebagaimana sifat Semar, Noyogenggong suka menasihati dan menyentil juragannya ketika berbuat salah. Menteri anggota kabinet pembantu Presiden diibaratkan Noyogenggong dalam versi modern.
Kalau kamu perhatikan, keberadaan para menteri ini sudah sesuai belum dengan ramalan yang ada? Atau hanya “sendiko dawuh” pada semua kebijakan pimpinannya tanpa mengkritisi?
2. Semut Ireng Anak-anak Sapi
Ramalan Joyoboyo tentang 'Semut Ireng Anak-anak Sapi' kerap dihubungkan dengan datangnya bangsa Portugis dan Belanda yang menjajah Indonesia. Orang Eropa berkulit putih, ulet serta rajin bekerja layaknya semut hitam. Mereka juga terbiasa meminum susu sapi sejak bayi. Jadi, sudah tahu kan kenapa ada istilah anak sapi?
Penjajah bisa melenggang dengan mudah ke perairan Nusantara pasca-lengsernya Prabu Hayam Wuruk dari Majapahit. Padahal, kerajaan ini terkenal kuat dalam membangun kekuatan Maritim.
3. Kebo Nyabrang Kali
Ada dua versi yang dihubungkan dengan ramalan 'Kebo Nyabrang Kali' ini. Pertama, diartikan sebagai dibawanya banyak kekayaan Nusantara oleh bangsa asing ke luar negeri. Versi kedua, peristiswa mengungsinya pemerintahan Kerajaan Belanda ke Inggris yang dipicu gerakan Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler.
Selain itu, krisis berkepanjangan yang melanda Eropa pada 1292 juga membuat negara-negara Eropa termasuk Belanda kewalahan.
4. Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol
Ramalan lain yang juga dipercaya milik Joyoboyo berbunyi, "Si Kate Cebol Seumur Jagung Panguwasane (si pendek kate hanya akan berkuasa seumur jagung)". Versi lain menyebut 'Kejajah Saumur Jagung Karo Wong Cebol'.
Arti yang banyak dipercaya adalah bangsa Jepang hanya akan menjajah Indonesia seumur jagung, nggak akan lama. Menurut catatan sejarah, pasukan Jepang tiba di Indonesia pada 8 Maret 1942. Mereka akhirnya angkat kaki 3,5 tahun kemudian tepatnya pada Agustus 1945.
FYI, ramalan ini diragukan keasliannya, lo. Hal ini dikarenakan tanaman jagung baru dikenal pada 1400-an, sementara Sang Prabu hidup sekitar 1130 sampai 1157. Hm!
5. Pitik Tarung Sak Kandang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ramalan Pitik Tarung Sak Kandang dihubungkan dengan peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 (G30S). Tujuh jenderal tentara angkatan darat dibantai oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Dewan Jenderal. Setelah itu, disusul penangkapan masyarakat yang diduga terlibat dengan organisasi terlarang tersebut. Banyak yang dihukum mati tanpa proses peradilan.
Sebenarnya, nggak perlu jauh menghubungkannya dengan peristiwa G30S/PKI. Bukankah pada masa kerajaan, gejolak seperti juga terjadi walau dalam skala kecil? Karena itu, para pujangga memberi peringatan.
6. Kodok Ijo Ongkang-ongkang
Masyarakat menghubungkan ramalan Joyoboyo tentang 'Kodok Ijo Ongkang-ongkang' dengan kekuasaan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Kala itu Soeharto menggunakan Angkatan Bersenjata RI yang kebetulan berseragam hijau sebagai alat melanggengkan kekuasaannya.
Pendapat lain mengartikan ramalan itu dengan kejayaan Islam. Seperti yang kamu tahu, banyak negara Islam di jazirah Arab menggunakan bendera hijau.
7. Tikus Pithi Anoto Baris
Menurut Heri Priyatmoko, tikus pithi merupakan simbol dari rakyat jelata yang mempunyai angan-angan dan cita-cita untuk meraih mimpinya. Sayangnya, mimpi itu nggak pernah terwujud karena elite penguasa yang korup dan bertindak semaunya. Akibatnya, rakyat kecil ini bersatu dan mencari jalan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
8. Reinkarnasi Noyogenggong Sabdo Palon
Ramalan ini dikaitkan dengan pemilihan presiden 2014 silam. Sebelum pemilihan, banyak rakyat percaya bahwa Joko Widodo merupakan Ratu Adil. Sayangnya, satu tahun menjabat, nggak ditemukan tanda-tanda tersebut.
Masyarakat kemudian berharap Noyogenggong dan Sabdo Palon (dikenal sebagai Semar versi Mahabaratha Jawa) bakal muncul sebagai penasihat.
Hm, gimana menurutmu ramalan-ramalan ini, Millens? Sudah sesuai atau cuma utak-atik gathuknya khas Orang Jawa? (det/IB21/E03)