BerandaHits
Selasa, 19 Okt 2020 11:10

Akar Sejarah Ganja di Aceh; Digunakan untuk Bumbu Masak

Ganja punya tradisi kuat di Aceh. (Pixabay/7raysmarketing)

Penggunaan ganja di Aceh punya sejarah panjang. Pada zaman dahulu biji ganja lebih sering digunakan untuk bahan masakan dan penyedap kopi. Bahkan, masyarakat nggak tahu kalau ganja bisa dihisap. Namun, karena larangan pemerintah, keberadaan ganja di Aceh mulai terbatas.<br>

Inibaru.id - Tanaman ganja atau marijuana bukanlah barang baru dalam kuliner Aceh. Bahkan, tradisinya sudah mengakar kuat. Ganja digunakan sebagai bumbu masak sejak dari zaman Kesultanan Aceh.

Saat ini sebetulnya ganja masih digunakan, tapi penggunaannya yang lebih tertutup, nggak seperti dahulu yang digunakan terang-terangan. Sebab, ganja termasuk obat-obatan yang dilarang oleh pemerintah.

Dalam kuliner Aceh, nggak semua komponen di tanaman ganja bisa digunakan. Hanya bijinya saja yang digunakan untuk bumbu masak. Biji-biji ganja dinilai mampu membuat daging empuk dan tentunya masakan bisa lebih sedap. Kemudian, biji ganja juga terbukti menjadi pengawet makanan alami.

Tanaman ganja. (Pixabay/GAD-BM)

Pemerhati ganja asal Aceh Syardani M Syarif alias Tgk Jamaica mengatakan, tradisi menggunakan ganja untuk pelengkap bumbu makanan dalam masakan Aceh sudah ada sejak lama.

"Kalau dalam kuliner Aceh, ganja bukanlah barang baru. Memang, dari nenek buyut kita dulu sudah menggunakannya," kata Tgk Jamaica dalam sebuah diskusi soal ganja di Kamp Biawak, Aceh Besar.

Kuliner Aceh yang sering dicampur biji ganja menurutnya adalah kuah beulangong, kari sie itek, ie bu peudah dan makanan yang menggunakan rempah lainnya. Namun, kini penggunaan biji ganja ini jarang digunakan seiring dengan ketatnya hukum negara terhadap peredaran ganja.

Sementara itu, seorang pemilik warung makan di kawasan Lambaro, Aceh Besar, Suahdi Imran (63), mengatakan jika hampir semua masakan di Aceh menggunakan biji ganja yang sudah dihaluskan.

Pemerintah melarang keras keberadaan ganja. (Medcom)<br>

Suahdi menuturkan, orang-orang Aceh kerap menggunakan biji ganja dalam masakannya, karena pada zaman dahulu tidak ada penyedap rasa terbaik menurut mereka. Tradisi menggunakan biji ganja ke dalam masakan pun dianggap merupakan warisan turun-temurun.

"Zaman dulu hampir semua pakai. Ganja itu karena penyedap, zaman dulu tidak ada penyedap pabrikan, kalau sekarang kayak micin," katanya.

Keragaman masyarakat di Aceh membuat masakannya kaya akan rempah-rempah dan ganja adalah salah satunya. Masakan seperti kari ayam atau daging, gulai, dan sambal diakui akan lebih nikmat jika menggunakan biji ganja. Sebelum dicampur dalam masakan, biji ganja dihaluskan seperti bumbu lain.

Kadarnya pun, kata dia, harus disesuaikan dengan berapa banyak masakan yang bakal dimasak. Misalnya, masak satu ekor bebek dibuat kari atau gulai minimal menggunakan kurang seperempat ons biji ganja yang sudah dihaluskan. Biji ganja akan membuat orang ketagihan makan.

Orang-orang Aceh terdahulu bahkan nggak tahu jika daun ganja bisa dihisap seperti rokok. Mereka hanya mengetahui ganja sebagai penyedap masakan. Biji ganja nggak digunakan pada makanan saja, tapi juga untuk kopi. Campuran biji ganja akan membuat kopi lebih beraroma dan nikmat.

Selain digunakan untuk bahan masak, ganja juga digunakan untuk penyedap kopi. (MediaIndonesia)<br>

Kini penggunaan biji ganja dalam kopi sulit ditemukan. Tanaman ganja yang dulu tumbuh subur di pekarangan rumah warga sekitar 1970-an, kini juga nyaris tak pernah terlihat lagi.

"Kalau ada paling secara pribadi dan sembunyi-sembunyi. Biasanya mereka gunakan untuk ditaruh di makanan, tidak untuk disalahgunakan," tuturnya.

Kolektor Manuskrip Kuno Aceh Tarmizi Hamid menyebutkan ganja sebagai bumbu makanan di Aceh juga tertuang dalam kitab Tajol Mulok, warisan kesultanan Aceh pada abad ke-18 M. Sebagaimana yang tercatat, selain untuk penyedap, ganja juga digunakan untuk bahan pengawet makanan alami.

"Dulu juga dipergunakan untuk anti-basi makanan, leluhur kita paham tentang itu," ucap Tarmizi.

Secara budaya, tambah Tarmizi, masyarakat Aceh memang sejak lama mengonsumsi ganja untuk hal positif. Namun, karena penggunaannya semakin disalahgunaka, penggunaan ganja sebagai bumbu makanan dan campuran kopi di Aceh jadi sulit ditemukan.

Banyak hal kalau digunakan secara berlebihan apalagi sampai disalahgunakan memang berakibat buruk ya, Millens! (Cnn/IB28/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Makna Potongan Bambu di Nisan-Nisan Makam di Sumowono Kabupaten Semarang

23 Des 2024

Mengakhiri Tahun 2024 dengan Mendaki, Ini Hal yang Harus Kamu Perhatikan

23 Des 2024

Me Time: Hak yang Berubah Jadi Barang Mewah bagi Ibu

23 Des 2024

Kala Siang Hari Jadi Lebih Pendek di Islandia saat Musim Dingin

23 Des 2024

Pemprov Jateng Peringati Hari Ibu ke-96, Teguhkan Peran Setara Perempuan

23 Des 2024

Aman, Ini Tiga Barang yang Dipastikan Nggak Akan Terkena PPN 12 Persen

23 Des 2024

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024