BerandaFilm
Senin, 29 Okt 2017 13:41

Tak Nonton "Wage, “Youth Zaman Now” Bakal Rugi

Salah satu adegan dalam film "Wage" yang mengisahkan perjuangan pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" WR Supratman. (Antara News/HO)

WR Supratman alias Wage menciptakan lagu kebangsaan Republik Indonesia saat usianya 30 tahun. Muda dan kreatif

Inibaru.id – Salah satu tonggak peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini adalah pemutaran film biopik Wage yang mengisahkan hidup dan perjuangan komponis Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Supratman.

Seperti dilansir Antara (28/10/2017), bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, film garapan sutradara John De Rantau itu tayang perdana di bioskop Djakarta Theater, Jakarta, Jumat (27/10/2017) bagi kalangan pelajar, pendidik, media massa, dan tokoh-tokoh masyarakat.

Baca juga: Ada Visi Besar dalam Film "Wage". Apakah Itu?

Beberapa tokoh masyarakat hadir dalam penayangan perdana Wage, antara lain sejarawan Asvi Warman Adam, Sukmawati Sukarno Putri, dan Salim Said.

“Supratman menjadi simbol identitas bangsa semenjak mula pertama mengumandangkan lagu ‘Indonesia Raya’ bersamaan dengan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928," kata De Rantau seusai penayangan perdana Wage itu.

Meski begitu, tambahnya, tulisan-tulisan atau bahkan buku-buku biografi riwayat hidupnya sangat langka bahkan hanya dibaca sangat terbatas oleh anak muda saat ini.

Tak hanya itu, menurut sutradra Obama Anak Menteng (2010) itu, sejarah yang memaparkan sosok WR Supratman masih simpang siur, misalnya tempat kelahirannya, tanggal kelahirannya, kehidupan pribadinya dan keluarganya.

Sejarawan Adam menyambut positif film Wage, apalagi pada 1980 sosok WR Supratman juga pernah hendak diangkat ke layar lebar oleh PPFN namun dibatalkan pemerintahan Orde Baru.

"Pada saat itu pemerintah memutuskan untuk membuat film yang dinilai lebih penting yakni Pengkhianatan G-30S/PKI. Akhirnya naskah film yang ditulis Umar Nur Zain tersebut dijadikan buku," katanya.

Menurut Adam, Wage yang diproduksi 2017 itu bukan semata merupakan karya sinema namun sutradara mencoba meluruskan sejumlah hal yang dinilai keliru terkait kehidupan WR Supratman yang selama ini tertulis dalam sejarah.

Senada dengan itu, Said menyatakan, sutradara Wage tidak tergoda untuk menjadikan film garapannya sebagai karya komersial.

"Film ini sangat positif karena ingin menunjukkan bahwa perjuangan tidak harus dilakukan dengan perjuangan fisik namun juga lewat lagu," katanya.

Sementara ahli sejarah, Bondan Nst, menilai Wage merupakan film yang benar-benar mengisahkan tentang orang muda yang mampu melakukan hal-hal besar.

"WR Supratman meninggal masih sangat muda, yakni 38 tahun, dan menulis lagu ‘Indonesia Raya’ dalam usia belum 30 tahun. Ini film yang bagus untuk generasi muda sekarang," katanya.

Baca juga: Film Indonesia di Ajang Piala Oscar sebelum “Turah”

Wage yang rencananya diputar di gedung bioskop secara nasional mulai 9 November 2017 itu dibintangi pendatang baru, Rendra B Pamungkas sebagai WR Supratman. Beberapa bintang lain yang terlibat yakni Tengku Rifnu Wikana, Prisia Nasution, dan Putri Ayudya.

Rendra mengaku sangat menikmati perannya sebagai WR Supratman. “Ketika aku memerankan Wage, badanku rasanya seperti dituntun dengan sangat baik dan halus sekali. Aku hanya berbekal bismillah dan aku benar-benar memulai setiap aktivitas syuting dengan berdoa terlebih dulu," ujar nya. (EBC/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024