BerandaAdventurial
Rabu, 7 Jan 2020 10:00

Wisata di Nol KM Yogyakarta, Gudangnya Bangunan-Bangunan Bersejarah

Di Nol Kilometer Yogyakarta kamu bisa menemukan berbagai bangunan bersejarah. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Tengah berwisata ke Yogyakarta? Pastikan kamu mengunjungi area Nol Kilometer Jogja. Di sini kamu bisa menemukan berbagai bangunan-bangunan bersejarah yang ikonik dan otentik.

Inibaru.id – Di kota selain Yogyakarta, Titik Nol Kilometer biasanya ditandai dengan patok batu/semen tertentu, tapi di Kota Budaya tersebut Titik Nol KM berupa perempatan besar yang selalu ramai dengan lalu lintas kendaraan. Mau jam berapa pun kamu datang ke sini, Nol KM Jogja nggak pernah sepi.

Beragam kegiatan wisatawan, perputaran ekonomi, dan aktivitas pemuda kreatif tumplek. Dari karnaval, pertunjukkan, konser, hingga demonstrasi. Eits, nggak kalah penting beragam landmark khas Yogyakarta juga berdiri dengan gagah dan megah di tempat ini. Penasaran?

Kantor Pos Besar Yogyakarta

Kantor Pos Besar yang masih berfungsi di pusat Kota Yogyakarta. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Letak Nol Kilometer di setiap kota pasti nggak lepas dan nggak jauh dari Kantor Pos. Sebab pada zaman Belanda titik nol km ditentukan dari letak Kantor Pos Pusat masing-masing kota di Pulau Jawa.

Kantor Pos Besar Yogyakarta dibangun pada 1912 dan dirancang oleh insinyur-insinyur yang tergabung dalam Burgerlijke Openbare Werken (BOW). Sampai sekarang gedung tersebut masih terawat dan berfungsi sebagai kantor pos seperti pada umumnya.

Gedung Bank Indonesia Yogyakarta

Bank Indonesia yang awalnya merupakan De Javasche Bank Djogdjakarta. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Gedung BI Jogja terletak di sebelah timur Titik Nol KM. Sejarahnya dibangun pada 1879, awal berdiri sebagai kantor cabang De Javasche Bank Djogdjakarta. Letak bank yang berada di jantung kota membuat perputaran uang di sana semakin besar karena adanya perdagangan yang meningkat.

Setelah diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X  tanggal 17 Februari 2012, kamu bisa mengunjungi Gedung BI ini dan melihat galeri di sana.

Museum Serangan Umum 1 Maret 1949

Museum ini biasanya digunakan untuk panggung pertunjukkan. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Monumen ini didirikan untuk memperingati pertempuran antara tentara Indonesia melawan Belanda pada tanggal 1 Maret 1949. Saat itu dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto dan para tentara berhasil mengamankan Indonesia.

FYI, tempat ini sering digunakan untuk melakukan beragam pertunjukan bertema kesenian daerah bagi warga dan mahasiswa pendatang.

Gedung Bank BNI 46

Dulu Gedung BNI 46 Jogja merupakan perusahaan asuransi jiwa. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Dulunya Gedung BNI 46 Jogja ini merupakan kantor Nederlandsch Indische Levensverzekeringen en Lijfrente Maatschappij (NIILMIJ), yaitu perusahaan asuransi jiwa yang didirikan C.F.W. Wiggers van Kerchen. Dibangun pada 1921 dengan langgam art deco khas Eropa.

Pada masa Jepang sempat menjadi kantor radio Jepang (Hoso Kyoku) dan setelah Jepang hengkang digunakan pula sebagai gedung rintisan Radio Republik Indonesia (RRI).

Museum Batik Yogyakarta

Museum Batik ditandai dengan relief dari logam berukir batik. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)

Monumen ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai penanda bahwa Yogyakarta dikukuhkan sebagai “Kota Batik Dunia” (world Batik City) oleh World Craft Council pada 2014. Juga sebelumnya pada 2009 UNESCO menetapkan Batik Indonesia sebagai “Warisan Budaya Tak Benda” (The Intangible Cultural Heritage of Humanity). Letak monumen ini tepat berada di seberang Museum Serangan Umum 1 Maret 1949.

Tempat-tempat ini bisa menjadi rekomendasi bagus untuk nongkrong sama teman-temanmu atau untuk merasakan selaksa sajian khas Yogyakarta. Jadi ingat lagu Kla Project deh, ha-ha. Nikmati bersama, suasana Jogja... (Isma Swastiningrum/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024