BerandaAdventurial
Senin, 19 Nov 2023 08:00

Wisata Anti-Mainstream Kulon Progo; Menderes Nira Kelapa Langsung dari Pohonnya

Wisatawan naik pohon kelapa untuk menderes nira di Desa Wisata Hargotirto. (Radarjogja/Hendri Utomo)

Di Desa Wisata Hargotirto Kulonprogo, kamu bisa lo ikut menderes nira kelapa dan membuat gula. Seperti apa ya keseruan aktivitas tersebut di sana?

Inibaru.id – Kamu bosan dengan tempat wisata yang hanya menyediakan aktivitas yang serupa dan itu-itu saja? Kalau pengin sesuatu yang berbeda, coba deh mampir ke Desa Wisata Hargotirto yang ada di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sana, wisatawan bisa mencoba untuk menderes nira sendiri, lo.

Menderes alias menyadap nira adalah aktivitas yang memang mudah ditemui di desa yang ada di Perbukitan Menoreh tersebut. Maklum, di sana masih ada cukup banyak pembuat gula kelapa. Pohon kelapa yang disadap juga jumlahnya masih melimpah.

Berbagai hal itulah yang membuat pemerintah desa setempat terpikir untuk membuat program wisata menarik semenjak 2017 bernama Segajih Live In and Education. Nah, salah satu dari aktivitas edukasi yang ditawarkan dalam program tersebut adalah menderes nira, Millens.

Dalam program ini, wisatawan bisa memanjat pohon kelapa untuk melakukan penyadapan di ketinggian. Hal ini tentu cukup seru mengingat kebanyakan orang hanya melihat produk jadi seperti gula merah atau gula semut.

Lantas, bagaimana jika orang yang pengin mencobanya nggak bisa memanjat pohon atau takut ketinggian? Nggak perlu khawatir. Pihak pengurus desa wisata ternyata sudah mempertimbangkan hal ini jauh-jauh hari. Mereka menyediakan pohon kelapa yang tergolong pendek, yakni dengan ketinggian kurang dari lima meter. Selain itu, tangga yang disediakan juga sudah didesain untuk mudah dinaiki dan aman dipakai siapa saja.

Proses pembuatan gula semut di Desa Wisata Hargotirto. (Kompas/Teuku Muh Guci)

“Yang utama, ada penderes asli yang ikut jadi pengawas dan mentor sehingga bisa memberikan edukasi bagi wisatawan terkait cara menyadap nira yang tepat sesuai dengan yang sudah diajarkan para leluhur secara turun-temurun,” ungkap Ali Subhan, salah seorang pengurus Segajih Live in and Education Desa Hargotirto sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Kamis (9/11/2023).

Setelah urusan menyadap nira beres, wisatawan bisa mencoba hal lain, yaitu mengolah nira yang baru saja mereka sadap agar bisa jadi gula merah atau gula semut. Sudah kebayang kan serunya seperti apa?

O ya, selain membuat gula semut atau gula kelapa, wisatawan juga bisa mencoba hal lain, yaitu bermain nglarak blarak, salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan para penderes pas sedang nggak ngapa-ngapain.

“Pemainnya 12 orang yang dibagi jadi 2 tim. Alatnya adalah blarak atau daun kelapa, bumbung atau alat penderes nira, dan keranjang kelapa. Pemenang permainan adalah tim yang mengumpulkan bumbung lebih banyak,” ungkap Subhan.

Tertarik untuk merasakan semua aktivitas yang nggak biasa ini, Millens? Kalau iya, datang saja ke Desa Wisata Hargotirto dan membeli paket wisatanya dengan tarif Rp100 ribu per orang. O ya, harga tersebut sudah termasuk oleh-oleh berupa gula semut khas desa tersebut. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024