BerandaAdventurial
Senin, 4 Feb 2018 01:36

Siap-Siap Melihat Langsung Bunga Sakura di Lereng Gunung Lawu

Taman Sakura di Lawu (liputan6.com)

Banyak wisatawan berkunjung ke Jepang supaya bisa melihat bunga sakura mekar secara langsung. Nah, tanpa harus jauh-jauh ke Jepang, warga Jawa Tengah akan bisa melihat bunga sakura langsung di Bukit Wisata Sakura Lawu di Karanganyar, lo

Inibaru.id – Siapa sih yang nggak tahu bunga sakura? Bunga cantik berwarna merah muda dengan semburat putih yang identik sebagai simbol dari negara Jepang. Terkenal akan keindahannya di seluruh dunia, nggak mengherankan jika banyak wisatawan datang berbondong-bondong ke negeri para samurai itu hanya untuk melihat mekarnya bunga pohon ceri ini ketika musim semi tiba.

Nah, kamu yang nggak punya kocek lebih untuk pergi melihat langsung sakura di negeri asalnya nggak perlu khawatir. Karena kini kamu nggak perlu jauh-jauh ke Jepang. Di negeri kita sendiri sudah ada beberapa tempat untuk bisa melihat bunga sakura secara langsung.

Beberapa tempat itu antara lain Kebun Bunga Sakura di Cibodas, Jawa Barat, kemudian di Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur, yang biasanya mekar pada periode Oktober-November. Sakura juga bisa dilihat di Kompleks Industri Batamindo, Batam, Kepulauan Riau, lalu di Kebun Raya Bali, dan Kebun Raya Biologi Wamena, Papua. Bagaimana, cukup banyak alternatif tempat untuk melihat bunga sakura, bukan?

Selain itu, ada juga yang di Jawa Tengah (Jateng), tepatnya di Kabupaten Karanganyar.

Yup, akhir bulan Januari lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meresmikan Bukit Taman Wisata Sakura Lawu (Sakral) yang berlokasi di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Dusun Tlogodringo, Desa Gondosuli (Cemoro Kandang), Tawangmangu, Karanganyar. Nantinya di kawasan ekowisata tersebut akan dipenuhi banyak bunga sakura, sesuai dengan namanya.

Baca juga
Di dalam Kebeningan Air Telaga Sunyi Baturraden
Puluhan Ribu Burung Migran Itu Mampir ke Pantai Cemara

Mengutip Beritagar.id (29/1/2018), berada di kawasan lahan Perhutani seluas sekitar 1,2 hektare, terdapat 60 pohon sakura yang ditanam sebagai langkah awal. Kenapa 60 pohon? Karena jumlah tersebut sebagai tanda peringatan 60 tahun hubungan baik Indonesia dan Jepang. Meski begitu, selanjutnya akan dilakukan penanaman lagi pada Maret 2018 sejumlah 40 pohon lagi. Selain itu, rencananya area Bukit Wisata Sakral ini nantinya juga akan dikembangkan hingga seluas 5 hektare, lo. Tapi pengembangannya dilakukan secara bertahap selama lima tahun ke depan.

Menjadi satu-satunya taman dan bukit sakura di lereng Gunung Lawu, keberadaan Bukit Wisata Sakral ini diharapkan bisa memberikan manfaat positif terhadap keanekaragaman ekosistem serta kualitas lingkungan dan perekonomian warga sekitar. Selain itu juga bisa menambah menambah keasrian daerah dataran tinggi Tawangmangu dan menjadi tempat wisata yang menarik yang menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.

Perlu kamu tahu juga, untuk mempersiapkan pohon sakura yang ditanam itu, terlebih dahulu dilakukan riset yang matang. Riset tersebut merupakan kerja sama antara PT TMMIN, produsen mobil Toyota di Indonesia dengan Perum Perhutani, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Sebelas Maret, serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Nah, dari hasil riset itu, lereng Gunung Lawu yang berada di Tawangmangu ini di anggap memiliki suhu udara yang sejuk, yang diklaim cocok dan sesuai dengan karakter pohon sakura.

Eh, tapi kenapa ada PT TMMIN? Pasalnya penanaman pohon sakura tersebut juga menjadi bagian dari program CSR dari PT TMMIN yang bertajuk Toyota Forest. Jadi, Toyota Forest ini adalah kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon sebagai kontribusi terhadap pelestarian lingkungan hidup yang berlangsung di Indonesia sejak 2003.

Baca juga:
Keheningan dalam Keindahan di Telaga Rawa Gede
Meleura, Surga Tersembunyi di Tenggara Pulau Celebes

Hingga kini, melalui program tersebut Toyota telah menanam lebih dari 1.300.000 pohon di berbagai wilayah Indonesia. Selain pembangunan Bukit Taman Wisata Sakral ini, mereka juga telah merencanakan menanam 300.000 pohon sepanjang 2018, lo. Wuih, banyak sekali ya?

Hmm, jadi nggak sabar deh untuk berkunjung ke Bukit Wisata Sakral. Semoga saja nanti ketika sudah berbunga, suasananya bisa seperti di Jepang. Nggak masalah Jepang-KW yang penting murah, hehehe…. (ALE/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024