BerandaAdventurial
Jumat, 19 Sep 2024 15:30

Persiapan Festival Rai Dluwang, Omah Alas Kandri Akan Cetak Seribu Wajah

Ada puluhan karakter dalam seribu topeng yang bakal ditampilkan pada Festival Rai Dluwang di Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. (Inibaru.id / Danny Adriadhi Utama)

Menjelang Festival Rai Dluwang, Omah Alas Kandri menyiapkan seribu wajah untuk pertunjukan tari topeng.

Inibaru.id - Festival Rai Dluwang 2024 baru akan digelar akhir Oktober mendatang, tapi Komunitas Omah Alas Kandri di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, telah mulai bersiap, salah satunya dengan menggarap topeng berbagai karakter.

Seniman Omah Alas Ivan Panjul mengatakan, pihaknya menargetkan ada seribu topeng pada festival yang rencananya akan digelar pada 27 Oktober tersebut. Topeng-topeng ini dibuat dengan teknik moulding atau pencetakan.

"(Bahan) pembuatan topeng ini dari kertas, untuk mengurangi limbah kayu. Selain itu, bahan ini juga lebih fleksibel, bisa untuk beberapa model," ungkap Ivan di kediamannya belum lama ini. "Karena itu namanya (Festival) Rai Dluwang; rai itu muka, dluwang berarti kertas."

Lelaki murah senyum ini mengatakan, keberadaan topeng-topeng ini sangatlah penting, karenanya harus dipersiapkan jauh-jauh hari. Nantinya, seribu topeng kertas dalam berbagai ekspresi itu akan digunakan saat pementasan seni tari.

Mendekati Momen Pilkada

Secara keseluruhan, Ivan mengungkapkan, bakal ada 20 karakter yang dia ciptakan. Topeng-topeng ini akan menampilkan ekspresi yang beragam, mulai dari menangis hingga tertawa. Menurutnya, ini menjadi semacam kritik untuk orang-orang yang bakal mengikuti kontestasi Pilkada tahun ini.

"Rai Dluwang juga bentuk kritik; karena mendekati momen Pilkada ini bakal ada banyak orang yang berpura-pura. Mereka memainkan karakter seperti tengah bertopeng; menampilkan mimik wajah yang lucu, pembohong, sedih, senang, dan lain-lain. Nah, ini adalah sindiran untuk mereka," jelasnya."

Pengelola Omah Alas Muhammad Nur Husain tengah menyiapkan mold topeng yang terbuat dari semen dan pasir. (Inibaru.id / Danny Adriadhi Utama)

Dalam pertunjukan tersebut, Omah Alas akan melibatkan para pelaku seni tari dari Desa Kandri. Pengelola Omah Alas Muhammad Nur Husain mengatakan, seniman Kandri ini akan berkolaborasi dengan Sanggar Mendut untuk menampilkan tarian-tarian modern.

"Di festial itu, ada sesi menari bersama menggunakan Tari Kecu hasil ciptaan Omah Alas," tutur lelaki yang biasa disapa Saddam tersebut. "Dalam bahasa Jawa, kecu berarti licik atau pembohong. Ini semacam kritik; untuk mendapatkan sesuatu berupa kertas, kita harus kecu dulu."

Dana Pribadi

Saat ditemui Inibaru.id, Saddam tengah membuat mold atau cetakan topeng. Ada puluhan karakter yang tengah dibuatnya. Cetakan ini dibuat dari semen dan pasir. Nantinya, agar kertas nggak menempel saat dicetak, mold dicat terlebih dahulu menggunakan cat minyak.

"Untuk produksi topeng, kami sepenuhnya mengandalkan dana pribadi. Kami juga konsep sendiri secara swadaya, sudah mulai sejak akhir Agustus lalu. Targetnya sampai akhir September ini," terangnya.

Saat ini, proses pembuatan topeng tengah memasuki tahap moulding. Saddam mengatakan, Omah Alas akan membutuhkan kertas bekas yang cukup banyak. Karenanya, bagi masyarakat yang memiliki limbah kertas, dia akan dengan senang hati menerimanya.

"Masyarakat bisa mendukung kami dengan memberikan limbah kertas; Sampah (mereka) berkurang, acara (Festival Rai Dluwang) berjalan dengan lancar," pungkasnya.

Nah, buat kamu yang punya limbah kertas dan tinggal di sekitar Semarang, boleh banget memberikannya ke Omah Alas ya, Millens! (Danny Adriadhi Utama/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: