BerandaAdventurial
Selasa, 17 Nov 2025 15:48

Peresmian Museum Kartini dan Kepulangan sang Pahlawan ke Peraduan

Alih fungsi rumah dinas Bupati Jepara menjadi Museum Kartini mengembalikan ingatan masyarakat pada cerita masa muda RA Kartini saat mulai dipingit pada usia 12 tahun. (Inibaru.id/ Saiful Anam)

Menjadi rumah pingitan pertama, tapi justru di sinilah gagasan tentang emansipasi perempuan mulai tumbuh, bermekaran, dan ditularkan ke Kardinah dan Roekmini. Dari rumah dinas, kini ia resmi beralih fungsi jadi Museum Kartini, menandai kepulangan sang pahlawan nasional ke peraduan.

Inibaru.id - Lulus dari pendidikan sekolah dasar di Europese Lagere School (ELS) pada usia 12 tahun, RA Kartini mulai menjalani masa pingitan di sebuah bangunan mewah di Jepara pada awal 1892. Pendopo inilah yang kemudian dipakai sebagai Rumah Dinas Bupati Jepara.

Di rumah itulah surat-suratnya yang legendaris mulai ditulis; termasuk menularkan kebiasaan membaca kepada kedua adiknya yakni Roekmini dan Kardinah. Bertiga mereka menekuni kegemaran yang sama, yakni membaca, melukis, menulis, dan main piano.

Setelah sang kakak, RA Soelastri menikah dengan Raden Ngabehi Tjokroadisosro dan pindah ke Kendal, Kartini memang menjadi puteri tertua di kabupaten, sehingga mulai memiliki keleluasaan lebih besar. Dia menempati kamar Soelastri yang jauh lebih luas dan mengajak kedua adiknya tinggal sekamar.

Di rumah berpilar kayu jati dengan halaman yang luas itulah sidik jari dan jejak langkah Kartini dan kedua adiknya terpatri; sejak "dipenjara" hingga masa pingitan mulai dikendurkan. Surat-surat untuk Stella yang merupakan bentuk kegelisahannya itu pun di tulis di rumah tersebut.

Maka, ketika bangunan itu resmi dialihfungsikan sebagai bagian dari Museum Kartini pada Sabtu (15/11/2025) lalu, seluruh ingatan tentang penulis Habis Gelap Terbitlah Terang itu seolah pulang ke peraduannya. Kartini telah kembali; tentu saja bukan secara fisik, tapi ide dan jiwanya yang pulang.

Peresmian rumah yang dibangun semasa pemerintahan Adipati Citrosomo III pada ke-18 ini sebagai museum dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang didampingi Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Bupati Jepara Witiarso Utomo, serta Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid.

Kepulangan sang Pahlawan ke Peraduan

Bagi warga Jepara, RA Kartini adalah pahlawan nasional sekaligus putri daerah yang tumbuh, belajar, dan merumuskan pemikiran di tanah tersebut. (Inibaru.id/ Saiful Anam)

Bagi warga Jepara, Kartini bukan sekadar tokoh nasional. Dia adalah putri daerah; yang tumbuh, belajar, dan merumuskan pemikiran tentang pendidikan perempuan dari tanah ini. Karena itu, ketika rumah dinas bupati diubah menjadi museum, ruang itu seperti kembali berfungsi sebagaimana dulu, yakni tempat gagasan Kartini mulai bermekaran.

Siapa pun kini bisa menyaksikan bagaimana dokumentasi sejarah, artefak, hingga narasi biologis pemantik emansipasi perempuan ini ditampilkan, termasuk menyelisik surat untuk sahabat Kartini dan ukiran peninggalannya serta mengakses kamar pingit tempat Kartini menghabiskan 4 tahun tanpa banyak keluar.

Bupati Jepara Witiarso Utomo mengatakan, Museum Kartini sudah bisa diakses mulai hari ini, Senin (17/11) hingga awal tahun depan. Museum boleh diakses oleh siapa saja tanpa pungutan biaya alias gratis hingga 1 Januari 2026.

"Dalam rangka promosi, kami gratiskan untuk sementara ini. Terbuka untuk umum mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB," sebutnya, Senin (17/11).

Ruang Belajar untuk Generasi Muda

Museum Kartini diresmikan langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (Inibaru.id/ Saiful Anam)

Membayangkan anak-anak sekolah berjalan di bawah teras pendopo sambil mendengarkan pemandu wisata menjelaskan sejarah Jepara dan sosok pahlawan nasionalnya yang luar biasa ini tentu akan menjadi pemandangan yang menarik di Museum Kartini ini.

Para wisatawan memotret ukiran kayu, sedangkan pengunjung dewasa membaca panel informasi tentang bagaimana Kartini berjuang menembus batas sosial pada zamannya. Museum ini adalah ruang belajar sekaligus jembatan untuk menyambung cerita tentang RA Kartini yang mungkin mulai kabur di masa kini.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir untuk meresmikan Museum Kartini mengaku memberikan apresiasi tertinggi atas inisiatif Pemkab Jepara untuk mengubah rumah dinas bupati menjadi museum. Menurutnya, ini merupakan wujud komitmen untuk memajukan kebudayaan Tanah Air.

"Saya terkesan dan mengucapkan terima kasih karena telah menjadikan pendopo ini sebagai Museum Kartini," ujar Fadli Zon usai peresmian, Sabtu (15/11). "Bangunan, isi, dan storyline museum sudah baik. Tinggal sentuhan teknologi digital seperti konten imersif atau cuplikan film agar semakin hidup."

Dia mengimbuhi, museum ini adalah ruang belajar untuk generasi muda, karena museum bukan sekadar tempat menyimpan benda, tetapi tempat menyalakan kembali gagasan. Pernyataan itu terasa tepat. karena museum ini memang diciptakan bukan untuk memajang benda mati, tapi menghidupkan pemikiran Kartini.

Kolaborasi Pemkab, Komunitas, dan Pakar Budaya

Dengan mempertahankan bentuk bangunan aslinya, Museum Kartini akan menjadi 'rumah' yang nyaman untuk gagasan sang pahlawan nasional. (Inibaru.id/ Saiful Anam)

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menilai, berdirinya Museum Kartini di rumah dinas ini berhasil diwujudkan karena adanya kerja bersama antara Pemkab Jepara, Komunitas Rumah Kartini, Sahabat Lestari, serta para pakar budaya.

"Dukungan ini membuat pengerjaan museum rampung dalam waktu relatif singkat. Saya berharap bentuk kolaborasi semacam ini menjadi standar baru bagi pembangunan sektor kebudayaan nasional," sebutnya dalam keterangan resmi, Minggu (16/11).

Di dalam museum, instalasi sejarah Kartini ditata dengan alur cerita yang utuh. Surat-suratnya, foto-foto lama, hingga narasi perjuangan pendidikan perempuan ditampilkan dalam ruang yang lapang dan ramah pengunjung.

Suasananya membuat pengunjung merasa seperti berjalan di antara jejak pemikiran Kartini, baik sebagai perempuan Jawa, pembelajar, maupun pemikir modern pada masanya. Bangunan yang mempertahankan atmosfer rumah membuat pengunjung merasakan kedekatan emosional dengan figur Kartini.

Dalam banyak suratnya, Kartini sering menulis tentang harapan agar pengetahuan bisa menjadi cahaya bagi perempuan dan bangsanya. Kini, rumah tempat sebagian dari harapan itu tumbuh telah kembali membuka pintunya.

Seperti bermetamorfosis, alih fungsi bangunan ini memuat satu pernyataan penting, bahwa sejarah butuh rumah, dan rumah harus hidup bersama masyarakatnya. Seperti kata Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, ia harus dibangun dan dirawat lewat kolaborasi. Mari lestarikan bersama ya, Gez! (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: