BerandaAdventurial
Kamis, 7 Mar 2018 05:45

Surga Tersembunyi di Balik Perbukitan Karst Itu Pantai Menganti Kebumen

Pantai Menganti (Zonekebumen.blogspot.com)

Di balik perbukitan karst di Kecamatan Ayah, Kebumen, Jawa Tengah, ada panorama memukau yang ditawarkan oleh Pantai Menganti. Hamparan biru laut dengan pasir putih siap untuk mengajak kamu menghilangkan penat.

Inibaru.id – Pantai Menganti di Kebumen, Jawa Tengah, menawarkan pesona yang berbeda dari pantai kebanyakan. Beberapa orang bahkan menyebutnya sebagai Hawaii milik Indonesia. Yup, perbukitan karst di sana memang akan membuat kamu takjub, Millens.

Ada tebing-tebing tinggi yang besar di Pantai Menganti. Tebing tersebut mengepung pasir putih. Karena itu, pantai yang berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah ini seolah menjadi surga tersembunyi di balik pegunungan karst.

Dari atas bukit, kamu bisa mendengarkan alunan debur ombak sembari memandangi hamparan laut biru yang menenangkan. Apalagi, meskipun berada di daerah pesisir selatan, ombak di sana nggak terlalu besar. Ini disebabkan adanya bukit karang dan kapur yang mengelilingi pantai.

Kalau ingin suasana yang lain, kamu bisa naik ke mercusuar yang ada di puncak bukit. Dari mercusuar setinggi 20 meter itu kamu akan terpukau dengan pemandangan alam yang ada.

Jika lelah untuk berjalan-jalan, kamu bisa rehat sejenak di gubuk-gubuk yang ada di pinggir tebing. Dari atas situ, kamu bisa dengan leluasa memandangi panorama yang disuguhkan oleh Pantai Menganti.

Baca juga:
Ke Borobudur? Jangan Lewatkan Berkunjung Ke Objek Wisata Alternatif di Sekitarnya
Jejak Syekh Jangkung di Sebuah Rumah Joglo

Ada kejutan lain jika kamu datang ke pantai ini saat musim hujan. Kalau hujan tiba, ada beberapa air terjun setinggi 30 meter yang akan terbentuk di sekitar perbukitan, seperti ditulis laman jejakpiknik.com. Wah, pasti indah sekali, ya.

Yang menarik, pantai ini juga menjadi tempat kepulangan para nelayan setelah melaut. Jadi, kamu pun bisa langsung membeli ikan segar hasil tangkapan mereka, Millens. Kamu juga bisa membelinya  di kedai-kedai makanan. Sedapnya….

Nggak hanya itu, pengunjung yang datang juga bisa sekaligus berziarah ke petilasan Sunan Maulana Malik Ibrahim. Petilasan itu ada di dalam gua yang ada di area Pantai Menganti.

Sejarah Nama Pantai

Pantai Menganti yang dibuka pada 2011 lalu itu memiliki kisah sejarah penamaannya, lo. Mengutip laman piknikasik.com, dulu ada seorang panglima perang Kerajaan Majapahit yang memiliki seorang pujaan hati. Sayang sekali, hubungannya dengan kekasih tidak mendapat persetujuan sang raja. Akhirnya, keduanya pun berjanji untuk bertemu di tepi samudra selatan yang memiliki pasir putih.

Waktu demi waktu berlalu dengan penantian sang panglima. Tetapi, kekasih yang ia tunggu tidak datang. Panglima hanya terus menanti di atas bukit kapur. Penantian sang panglima itulah yang memunculkan nama Pantai Menganti.

Baca juga:
Menikmati Hutan dan Pantai di Watu Layar, Lasem
Bukit Pangonan, Padang Sabana Hijau yang Memanjakan Mata

Nah, ada versi lain mengenai penamaan Pantai Menganti. Cerita yang satu ini berkaitan dengan persahabatan Syekh Maulana Malik Ibrahim dengan Syekh Subakir. Keduanya menyebarkan ajaran agama Islam, tetapi perjalanan mereka dilakukan dengan terpisah. Karena itu, mereka berjanji untuk bertemu di pantai ini. Syekh Maulana tiba terlebih dahulu. Dia pun menanti kedatangan sahabatnya sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Penantian inilah yang menjadi asal-usul nama Pantai Menganti.

Bagaimana pun juga, panorama yang ditawarkan oleh Pantai Menganti memang nggak main-main. Aih, jadi ingin ke sana. (AYU/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024