Inibaru.id – Kamu lebih suka pantai atau hutan, Millens? Nah, daripada bingung menentukan pilihan, bagaimana kalau kamu bisa mendapatkan keduanya? Ya, di Watu Layar di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kamu bisa memanjakan mata dengan suguhan kejernihan laut dan kehijauan hutan sekaligus. Asyik banget!
Watu Layar akan menyediakan pemandangan laut nan eksotis. Deburan ombak akan menyegarkan telinga dan membuat pengunjung betah. Di beberapa tempat, akan ada perahu yang memenuhi bibir pantai. Panas? Nggak usah khawatir. Ada banyak pepohonan rindang yang memenuhi Watu Layar sehingga pengunjung akan merasa betah dengan angin semilir yang meneduhkan.
Kalau sekadar ingin bersantai atau berswafoto, kamu bisa memilih sejumlah tempat yang cocok seperti bangku yang dihiasi payung-payung cantik, jembatan kayu, ayunan, atau tempat lainnya. Eh, Millens juga bisa memasang gembok cinta ala tayangan drama, lo.
Baca juga:
Bukit Pangonan, Padang Sabana Hijau yang Memanjakan Mata
Curug Gending Asmoro, Oasis di Tengah Hutan Bambu
Siti Azza, salah seorang wisatawan dari Salatiga mengatakan bahwa dia senang berada di Watu Layar, meskipun awalnya ia tidak berniat ke sana.
“Tujuan kami ke sini sebenarnya ke Pasujudan Sunan Bonang. Tapi tadi ada yang ngasih tahu, ada objek wisata Watu Layar. Kami langsung mampir dan tempatnya memang bagus,” ujarnya, seperti ditulis Kompas.com (25/2/2018). “Di sini kami bisa santai sambil menikmati makanan, bermain ayunan, dan foto-foto.”
Yup, Watu Layar memang nggak jauh dari Pasujudan Sunan Bonang. Lokasinya hanya sekitar 200 meter sebelah selatan dari area peristirahatan Pantai Binangun.
Nggak susah untuk mencapai lokasi wisata Watu Layar. Pasalnya, Watu Layar berada di pinggir jalan raya utama sehingga mudah dijangkau. Wisatawan bisa langsung menemukan tempat indah ini. Apabila menaiki kendaraan umum, wisatawan nggak perlu jalan jauh untuk masuk ke Watu Layar.
Nah, biaya masuknya juga murah. Pengunjung hanya perlu membayar tarif parkir sebesar Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Baca juga:
Memburu Sunrise di Puncak Gunung Kunir, Purworejo
Melongok Kehidupan Manusia Purba di Museum Sangiran, Sragen
Tapi, ternyata akses jalan yang sebagian besar masih berupa bebatuan cukup menjadi gangguan saat hujan turun.
“Semoga saja kami pihak pengelola bisa segera melengkapi sarana di lokasi, termasuk kamar mandi, lahan parkir pengunjung, juga nanti rencananya agar ada lahan istirahat. Juga nanti akses masuknya akan kami usulkan untuk diperbaiki menggunakan dana karcis,” ujar karyawan KPH Kebonharjo, Tarmin, seperti ditulis Murianews.com (17/3/2017).
Jadi ingin ke sana, nih. Kamu bagaimana, Millens? (AYU/SA)