Suasana Warung yang Sederhana dan Bikin Betah

Begitu masuk ke area warung, suasananya langsung terasa Jogja banget: sederhana, hangat, dan jauh dari bising jalan raya. Tempatnya memang kecil, tapi justru itu yang menambah kesan rumahan. Pembeli duduk dengan sabar menunggu pesanan sambil menghirup aroma bumbu yang ditumis di atas tungku arang yang bikin kamu bernostalgia.

Penilaian para pengunjung yang datang pun rata-rata positif. Banyak yang memuji keramahan Pak Uun dan pelayanannya yang gesit, meski harus memasak hingga empat wajan sekaligus ketika sedang ramai-ramainya.

Salah satu keunikan Bakmi Pak Uun ada pada proses memasaknya yang tetap mempertahankan cara tradisional. Wajan panas diletakkan di atas tungku arang, lalu minyak dituang untuk menumis bumbu yang harum. Setelah itu baru ditambahkan daging ayam, air, sayuran, dan mie. Untuk nasi goreng, tahapannya hampir sama. Bedanya, setelah bumbu matang, nasi langsung digoreng hingga warnanya merata.

Teknik memasak ini menghasilkan aroma smokey yang lembut, khas masakan Jawa tempo dulu. Kuah bakmi godok-nya cenderung creamy, gurih, dan penuh rasa. Banyak pelanggan menyebut bakmi di sini terasa semakin nikmat karena menggunakan telur bebek. Pantas saja rasanya begitu kaya dan bikin susah lupa.

"Kuahnya creamy, kematangan mi pas, porsinya juga bikin kenyang," ungkap salah seorang pembuat konten kuliner terkemuka di Instagram @dyodoran.

Menu yang paling populer di sini tentu saja bakmi godok. Versi gorengnya juga tidak kalah sedap, cocok buat kamu yang kurang suka makanan berkuah. Ada juga nasi goreng dengan cita rasa klasik ala kampung. Harga per porsinya mulai sekitar Rp17.000 saja, murah untuk ukuran cita rasa yang bikin pelanggan balik lagi berkali-kali.

Beberapa pengunjung punya rekomendasi personal. Ada yang selalu pesan bakmi godok telur bebek, ada pula yang menyarankan minuman jahe serai sebagai pendamping biar tubuh hangat di malam hari. Kalau mau lebih nendang, teh hangat atau kopi juga cocok menemani makanmu.

Bakmi Palbapang Pak Uun bukan sekadar tempat kuliner karena menawarkan pengalaman dari suasana kampung yang tenang sampai aroma arang yang menguar dari dapur kecilnya. Jadi kalau kamu sedang di Bantul atau lagi kangen cita rasa bakmi Jawa yang otentik, warung ini wajib banget kamu sambangi. 

Ingat, datang lebih awal, ya, Gez, biar nggak kehabisan! (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kalau kamu penyuka bakmi Jawa, nama Bakmi Palbapang Pak Uun rasanya wajib masuk daftar kunjungan. Warung kecil yang tersembunyi di tengah permukiman Bantul ini sudah jadi legenda sejak tahun 2000. Meski lokasinya nyempil di Karasan, Palbapang, banyak orang rela “blusukan” demi seporsi bakmi godok gurih yang konon bikin ketagihan.

Warung Bakmi Pak Uun buka setiap hari mulai pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Tapi jangan tertipu jam tutupnya ya karena sering kali dalam tiga jam saja setelah buka, seluruh menu sudah ludes. Banyak food hunter yang sudah mengingatkan: kalau mau dapat jatah, datanglah sebelum malam benar-benar larut.

Meski buka sejak pukul 17.00 sampai 22.00 WIB, terkadang Bakmi Palbapang Pak Uun sudah kehabisan makanan saking banyaknya pembeli yang datang.

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

Salah satu penyebab utama risiko ini datang dari kualitas charger itu sendiri. Banyak charger murah atau palsu yang beredar, dan sayangnya, masih sering kita temui di rumah-rumah.

Charger semacam ini biasanya tidak punya sistem perlindungan arus, panas, atau pemutus otomatis. Jadi saat tetap terhubung ke listrik, ia akan terus bekerja dan menghasilkan panas. Kalau komponennya kurang bagus, panas yang menumpuk bisa memicu kerusakan, bahkan kebakaran.

Selain kualitas, faktor lingkungan juga berpengaruh. Charger yang dibiarkan menancap dan berada di area tertutup, misalnya dekat tumpukan barang atau di belakang furnitur, lebih mudah terperangkap panas. Apalagi kalau ruangan cenderung panas atau lembap, risiko kerusakan pada charger pun semakin tinggi.

Walau jarang terjadi, fluktuasi listrik dan sambaran petir bisa mempengaruhi perangkat yang sedang terhubung ke soket. Charger yang tidak punya pelindung arus bisa rusak seketika saat ada lonjakan tegangan. Dalam kasus ekstrem, korsleting bisa terjadi dan menimbulkan percikan api. Memang bukan sesuatu yang terjadi setiap hari, tapi cukup banyak orang yang baru sadar setelah perangkat mereka gosong duluan.

Peluang Muncul Ledakan Kecil, Tapi Tetap Ada

Tenang, bukan berarti setiap charger yang kamu biarkan menancap bakal “meledak”. Kalau kamu memakai charger asli dari jenama terpercaya, risiko masalah ini jauh lebih kecil. Produk resmi biasanya sudah melewati uji keselamatan dan punya fitur pencegahan panas berlebih. Tapi tetap saja, risiko kecil bukan berarti nol, apalagi kalau chargermu sudah menua, sering jatuh, atau pernah terasa panas berlebihan.

Untuk charger palsu, ceritanya beda. Risiko korsleting atau kebakaran naik berkali-kali lipat karena komponennya nggak dirancang tahan lama. Jadi lebih baik hindari, ya.

Biar nggak waswas, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana:

Jadi, meski kelihatannya sepele, kebiasaan membiarkan charger tetap menancap tetap punya risiko. Baiknya segera lepas dari stopkontak deh kalau memang sudah nggak dipakai. Setuju, Gez? (Arie Widodo/E07)

Inibaru.id - Kita semua pasti pernah melakukan ini: selesai ngecas, ponsel dicabut, tapi kepala chargernya tetap anteng nempel di stopkontak. Kelihatannya sih nggak masalah. Toh nggak lagi dipakai, kan? Tapi ternyata kebiasaan kecil ini bisa menimbulkan risiko yang jarang kita sadari.

Meski jarang terjadi, ada kemungkinan kepala charger yang dibiarkan terus menancap bisa bermasalah. Tapi, jangan keburu membayangkan munculnya ledakan dramatis seperti di film, ya. Masalahnya biasanya jauh lebih sederhana, tapi tetap berbahaya kalau dibiarkan.

Banyak dari kita yang membiarkan kepala charger terus menancap di stop kontak meski sudah nggak lagi dipakai. Apakah hal ini berbahaya jika dibiarkan?

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

Peresmian dilakukan oleh Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Drs Agus Andrianto SH MH bersama jajaran pejabat kementerian, pimpinan Undip, dan perwakilan pemerintah daerah.


Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan komitmen pemerintah untuk memperluas akses layanan keimigrasian. Dia mengatakan, keberadaan titik layanan di kampus menjadikan pelayanan semakin cepat, responsif, dan dekat dengan masyarakat.

"Saya berharap layanan ini bisa menjadi model bagi daerah lain," sebutnya.

Layanan yang dibuka meliputi penerbitan dan penggantian paspor WNI, BAP paspor hilang atau rusak, pelayanan izin tinggal WNA, serta konsultasi dan informasi keimigrasian.


Usai peresmian yang dilakukan dengan memukul gong, Menteri Agus meninjau ruang pelayanan yang telah dilengkapi ruang tunggu kondusif, sistem antrean terintegrasi, serta petugas yang telah dipersiapkan secara khusus.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Imigrasi Jateng Haryono Agus Setiawan menyampaikan, layanan ini merupakan langkah strategis untuk mendekatkan pelayanan keimigrasian kepada masyarakat.


"Kehadiran layanan ini juga mempermudah mahasiswa asing Undip untuk mengurus izin tinggal, jadi akan mendukung kenyamanan mereka menjalani aktivitas akademik," jelasnya.

Setali tiga uang, Rektor Undip Prof Dr Suharmono SE MSi juga menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Undip siap menyediakan segala fasilitas yang diperlukan agar pelayanan imigrasi dapat berjalan optimal dan mudah diakses.

Campus Immigration Point di Undip diharapkan menjadi percontohan nasional dan mendorong kampus lain menghadirkan layanan publik serupa, terutama di lingkungan perguruan tinggi dengan aktivitas internasional yang tinggi.

Keberadaan layanan ini di kampus menegaskan bahwa Undip memiliki "aktivitas internasional" yang cukup baik. Kampus lain gimana, nih? (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Semarang meresmikan Campus Immigration Point di Universitas Diponegoro (Undip) pada Senin (1/12/2025) kemarin. Layanan ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus.

Dengan hadirnya fasilitas tersebut, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, di lingkungan Undip bisa mengurus paspor hingga izin tinggal tanpa harus datang ke kantor imigrasi. Hal tersebut juga berlaku untuk masyarakat umum yang bukan merupakan bagian dari Undip.

Layanan Campus Immigration Undip ini menjadi yang pertama di Indonesia dan memungkinkan pengurusan dokumen keimigrasian langsung di lingkungan kampus, sekaligus menegaskan 'aktivitas internasional' yang cukup baik di salah satu kampus terbaik di Kota Semarang ini.

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

Tas rajut buatan tangan dari perempuan kreatif asal Kota Semarang yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga tersebut telah menempuh perjalanan jauh: menembus pasar dunia, menguatkan pejuang kanker, dan membuka ruang pemberdayaan bagi warga binaan Lapas Perempuan Semarang.

"Merajut itu awalnya hanya hobi. Karena anak-anak sudah besar, saya mengisi waktu luang dengan merajut. Saya ibu rumah tangga, ikut suami dinas di daerah terpencil, sehingga memilih fokus mengurus anak-anak," ujar Indah saat ditemui Inibaru.id akhir November lalu.

Indah mengaku belajar merajut secara autodidak sejak 2011. Gurunya adalah internet dan Youtube. Awal-awal berkreasi, dia hanya membuat taplak meja dan dompet kecil. Namun, seiring waktu, keterampilannya meningkat hingga bisa membuat tas rajut sendiri.

Sedikit demi sedikit, dunia rajut yang awalnya hanya pengisi waktu luang justru menjadi peluang. Indah merasa bangkit dan berdaya. Sembari melakoni keseharian sebagai ibu rumah tangga, dia mulai bisa melihat betapa besar peluang bisnis yang tersimpan dalam setiap karyanya.

Pada 2017, ketika sebagian besar pelaku UMKM masih berkutat di pasar lokal, Indah justru sudah merasakan aroma pasar global. Melalui PT Mas di Solo, dia dipercaya mengerjakan produk home decor untuk dikirim ke negara-negara di Eropa.

Sistemnya maklun; perusahaan menyediakan bahan, lalu Indah menangani produksi dan merekrut tenaga kerja yang dia latih sendiri.

Tas rajut buatan Indah merambah hingga Dubai setelah karya-karyanya dua kali lolos kurasi mengikuti pameran BRI UMKM EXPO(RT). Dalam sesi business matching, dia bertemu buyer luar negeri yang kemudian memesan 1.000 tas makram untuk pasar Dubai.

"Semula diminta selesai satu bulan, saya nggak sanggup. Akhirnya dinego jadi lima bulan, per bulan 200 pieces. Saya ngajari orang-orang, mereka ikut mengerjakan," ungkap Indah.&nbsp;

Di antara banyak teknik, tapestri menjadi yang paling dia kuasai karena memungkinkan eksplorasi pola dan gambar. Dari sinilah lahir tas rajut bermotif batik berbahan dasar kulit yang harganya menyentuh angka Rp900 ribu per item.

Namun, di antara deretan pencapaian tersebut, ada satu bab yang paling mengesankan di pikiran Indah, yakni perjalanannya keliling Indonesia mengedukasi cara mengolah plastik menjadi tas rajut, kemudian mendonasikan hasil kegiatannya untuk menguatkan anak-anak penyandang kanker.

"Tahun 2019 itu kan lagi ramainya kampanye pengurangan plastik. Buat saya, plastik itu memang sulit dihilangkan total. Jadi, bagaimana cara mengurangi, bagi saya salah satunya ya diubah jadi tas rajut, karena bisa dipakai selama bertahun-tahun," kata Indah.

Plastik-plastik itu dipotong selebar kurang lebih dua sentimeter, lalu dirajut seperti biasa. Prosesnya memang lebih sulit dibanding merajut benang biasa, tetapi hasilnya kuat dan tahan lama. Namun, karya ini bukanlah produk komersial utama. Dia lebih sering membawanya untuk kampanye reduksi sampah sekali pakai.

Profit memang nggak selalu menjadi tujuan utamanya berkarya. Bahkan, pada pameran ini pun, dia dan temannya sudah sepakat untuk menyumbangkan dana yang terkumpul ke Yayasan Kanker Anak Indonesia sebagai dukungan moral bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit ganas itu.

"Tidak semua hal harus berupa profit. Saya senang kalau apa yang saya kerjakan bisa bermanfaat buat orang lain," lontarnya.

Memberdayakan Warga Binaan Lapas Perempuan

Jiwa sosial Indah terus tumbuh, termasuk dalam berbagi ilmu. Ibu tiga anak itu mengaku akan dengan senang hati membagikannya, termasuk saat mengajari warga binaan di Lapas Perempuan Semarang merajut tanpa meminta bayaran sepeser pun.

"Di Lapas Perempuan itu saya nggak dibayar sama sekali. Murni untuk berbagi ilmu. Kalau ada yang benar-benar tertarik, saya kasih alatnya, saya kasih benangnya. Biar nanti kalau mereka keluar (bebas), bisa melanjutkan yang dia bisa," paparnya.

Warga binaan yang telah diajari Indah juga diberdayakan untuk membantu produksi. Bahan dan desain berasal darinya, lalu mereka mengerjakan sesuai kemampuan dan waktu. Setiap pekerjaan mereka tetap dibayar sebagai tambahan penghasilan dari dalam penjara.&nbsp;

Bagi Indah, menguatkan penyandang kanker dan berbagi ilmu dengan warga binaan adalah dua wajah dari misi yang sama, yakni untuk memanusiakan manusia lewat keterampilan. Merajut baginya bukan lagi sekadar aktivitas tangan, melainkan cara menyalurkan empati.

Saat ini Indah hanya dibantu satu karyawan tetap yang menjaga tokonya di kawasan Sambiroto. Proses produksi sehari-harinya masih dikerjakan sendiri, tetapi jika pesanan membludak, barulah dia melibatkan orang lain.

"Saya nggak menyangka bisa sejauh ini. Saat pandemi Covid-19, saya sempat kena saraf terjepit. Suami menyarankan untuk berhenti dan menjual seluruh benang. Namun, meski sudah didiskon, benang-benang itu nggak laku. Artinya, saya disuruh untuk terus merajut," tukas Indah, lalu tertawa ringan.&nbsp;

Nggak hanya menghasilkan profit, keterampilan merajut Indah juga telah menjalin asa untuk para penyandang kanker dan warga binaan di lapas. Panjang umur ya, Bu Indah! (Sundara/E10)

Inibaru.id - Di bawah tenda pameran UMKM di halaman Balai Kota Semarang, Indah Prihatiningsih, pemilik Ekkyta Collection duduk dengan tenang, tapi jemarinya lincah menari di atas gulungan benang, menuntaskan seutas tali tas yang belum selesai.

Sesekali, perempuan 60 tahun itu juga terlihat mengangkat wajah, menyapa pengunjung yang mampir, sebelum kembali pada ritme rajutannya.

Belajar merajut secara autodidak pada 2011, pemilik Ekkyta Collection, Indah Prihatiningsih, konsisten menyisihkan sebagian keuntungannya untuk anak-anak penyandang kanker; sekaligus mengajari warga lapas perempuan Semarang untuk belajar membuat tas rajut berkelas yang membuat Indah menjelajah pasar global.

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

Sebaliknya, kebun sawit adalah kawasan monokultur. Satu jenis tanaman mendominasi, lantai tanah sering terbuka, dan lapisan ekosistemnya sangat sederhana. Studi yang dikutip The Jakarta Post menegaskan, perkebunan sawit hanya mampu mendukung sebagian kecil spesies hutan. Riset lain yang dipublikasikan ScienceDaily menunjukkan hal serupa. Kebun sawit bukan habitat setara hutan tropis dan sebagian besar spesies nggak mampu beradaptasi di dalamnya.

Hasilnya sudah terlihat di banyak desa sekitar hutan. Semakin sedikit pepohonan asli, semakin sering satwa liar turun ke permukiman mencari makan. Mereka nggak “menyerang”, mereka hanya kehilangan ruang hidup.

Stok Karbon: Hutan Menyimpan, Sawit Membuang

Banyak klaim menyebut sawit “lebih efisien menyerap karbon,” namun para ilmuwan mengingatkan bahwa klaim itu menyesatkan. Menurut Profesor William Laurance yang dikutip Eco-Business, meski sawit tumbuh cepat, total karbon yang disimpan selama daur hidupnya jauh lebih rendah dibanding hutan primer.

Ketika hutan ditebang, karbon yang terkunci selama ratusan tahun terlepas ke atmosfer. Mongabay mencatat, konversi hutan ke sawit terutama di lahan gambut melepaskan emisi dalam jumlah masif. Sawit nggak mampu mengimbangi kehilangan itu, bahkan bisa menjadi sumber emisi baru ketika tanaman tua ditebang dan tanah kehilangan karbon.

Hutan tropis adalah bank karbon raksasa. Sawit hanyalah buku tabungan kecil.

Fungsi ekologis hutan juga nggak berhenti pada keanekaragaman hayati dan karbon. Hutan menjaga kesuburan tanah melalui siklus organik mulai daun gugur membentuk humus, mikroorganisme mengolah nutrisi, dan akar pohon menahan air. Tanah yang sehat membuat debit air stabil, sungai terjaga, dan wilayah terlindungi dari erosi.

Begitu hutan digantikan sawit, siklus itu terputus. Lahan menjadi lebih kering, tanah cepat padat, dan kebutuhan pupuk serta pestisida meningkat. Debit air menurun, longsor dan banjir menjadi lebih sering terjadi, dan suhu kawasan meningkat karena hilangnya kanopi yang meneduhkan.

Di banyak tempat, mata air mati bukan karena kemarau panjang, tetapi karena hilangnya pepohonan hutan.

Beberapa penelitian, seperti yang dirilis University of York, menemukan bahwa menyisakan sekitar 10 persen hutan asli dalam lanskap perkebunan dapat membantu menjaga sebagian kecil karbon dan biodiversitas. Namun angka itu tetap terlalu kecil untuk menggantikan kehilangan ekosistem hutan yang jauh lebih luas. Fragmentasi tetap terjadi, dan fungsi ekologis hutan tetap menurun drastis.

Hutan adalah satu kesatuan. Memisahkannya menjadi potongan-potongan kecil nggak akan membuat ekosistem bekerja seperti sediakala.

Hutan memberikan manfaat yang nggak bisa dihitung hanya dengan angka ekonomi. Ia menjaga air, menopang tanah, menstabilkan iklim, menyediakan habitat satwa, hingga menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati. Sementara perkebunan baik sawit, kopi, maupun karet memberi manfaat ekonomi jangka pendek yang penting bagi masyarakat, tetapi nggak dapat menggantikan kehidupan yang diberikan hutan.

Ketika hutan hilang, yang hilang bukan hanya pepohonan. Kita kehilangan penyangga kehidupan.

Karena itulah, setiap wacana mengganti hutan dengan kebun monokultur harus dilihat sebagai lebih dari sekadar keputusan tata guna lahan. Itu keputusan tentang masa depan, apakah kita ingin lingkungan yang stabil, atau ladang luas yang perlahan mengering. (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di sejumlah daerah, barisan sawit yang rapi dan menghijau sering dianggap sebagai “pengganti” hutan. Dari kejauhan, pemandangannya tampak meyakinkan bahwa pohon-pohon tumbuh tinggi, daun lebat di kanan–kiri jalan, dan hamparan hijau sejauh mata memandang. Namun, poster edukasi lingkungan yang banyak beredar akhir-akhir ini sebenarnya memberi petunjuk penting hutan bukan sekadar deretan pohon. Ia adalah sistem kehidupan yang jauh lebih kompleks, sesuatu yang nggak dapat ditiru oleh kebun monokultur apa pun, termasuk sawit.

Hutan alami menyimpan biodiversitas yang luar biasa. Di dalamnya ada pepohonan raksasa, semak belukar, lumut, jamur, hingga organisme mikro yang hidup berdampingan dalam jaringan ekologis berlapis yaitu kanopi, bawah tajuk, hingga lantai hutan. Satwa liar seperti burung, primata, mamalia kecil, reptil, serangga penyerbuk menjadikannya rumah.

Hutan nggak bisa digantikan oleh kebun sawit atau tanaman monokultur lainnya. Di balik hamparan hijau yang tampak serupa, hutan menyimpan fungsi ekologis yang jauh lebih kompleks mulai dari biodiversitas, penyimpanan karbon, hingga penjaga tanah dan air yang nggak mampu ditiru perkebunan.

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

Kisah kemunculan penguasa laut selatan tersebut dikisahkan orang Jawa secara turun-temurun. Kesaksian orang-orang membuat legenda itu lekang hingga sekarang, bahwa pantai selatan diyakini berpenghuni.

Sekurangnya ada sembilan pantai di Jawa yang sering dikaitkan dengan ratu laut selatan tersebut. Kalau bukan karena kesaksian akan kemunculan sosok gaib itu, cerita kejanggalan dan kejadian mistis selalu menghiasinya. Di mana saja?

Pantai ini memang jarang dikunjungi wisatawan karena belum benar-benar terkenal. Di tempat ini, ada sebuah batu karang berukuran besar yang bentuknya mirip dengan kursi di tepi pantai. Konon, karang itu merupakan singgasana Nyi Roro Kidul. Hm, benar nggak, ya?

Dari namanya saja kamu tentu tahu kaitan erat pantai ini dengan Nyi Roro Kidul, sang ratu penguasa laut selatan. Konon, di Pantai
Pelabuhan Ratu terdapat pintu gaib yang langsung mengarah ke Kerajaan Laut Selatan.

Di sekitar pantai tersebut, ada kamar hotel yang dikhususkan bagi Nyi Rodo Kidul dan nggak pernah disewakan bagi pelanggan, lo. Berani menginap?

Kalau tempat ini, nggak perlu ditanya lagi, ya! Konon, banyak orang yang mengaku melihat Nyi Roro Kidul di Parangtritis. Bahkan, ada legenda yang menyebut, orang yang bermain di pantai ini dengan mengenakan baju hijau akan hilang karena dibawa ke Kerajaan Laut Selatan.

Selain Parangtritis, pantai sebelahnya yakni Parangkusumo, juga memiliki cerita mistis yang kurang lebih sama.

Di
tengah laut Pantai Ngliyep, Malang, disebut-sebut ada gunung mistis bernama Gunung Kumbang, salah satu tempat favorit Nyi Roro Kidul untuk bertapa.

Seorang
juru kunci pantai ini bahkan mengaku pernah bertemu Nyi Roro Kidul. Sosoknya
muncul berpakaian serba hijau sembari tersenyum. Gara-gara hal ini, Pantai Watu Ulo pun ikut-ikutan dianggap terkait dengan Sang Ratu Kidul.

Kabarnya, di Pantai Karang Hawu Sukabumi ada tebing yang digunakan Nyi Roro Kidul untuk
menceburkan diri. Setelah itu, ia kembali lagi ke daratan.

Di
sini, sering ada wisatawan hilang terbawa ombak secara misterius. Menurut warga,
wisatawan yang hilang ini menjadi tumbal untuk Nyi Roro Kidul. Seram juga, ya Millens.

Di
Sembukan pun kabarnya ada pintu gaib ke-13 menuju kerajaan Nyi Roro Kidul. Pintu gaib ini kabarnya dipakai untuk bertemu penguasa Kesunanan Surakarta.

Ada
seorang pedagang di Rajegwesi yang mengaku pernah didatangi perempuan
berpakaian kebaya yang dia anggap sebagai Nyi Roro Kidul. Banyak orang yang kemudian percaya jika Sang Ratu Selatan sering mengunjungi pantai ini.

Dari 9 pantai di Jawa yang sering dikaitkan dengan Ratu Laut Selatan ini, adakah yang pernah kamu kunjungi? Meski mistis, deretan pantai tersebut menawan, kok! (Idn/IB28/E03)&nbsp;

Inibaru.id - Kisah mistis agaknya telah mendarah daging di kehidupan masyarakat Jawa sejak lama. Konon, raja-raja di Jawa zaman dulu, khususnya wangsa Mataram, kerap melegitimasi kekuasaannya dengan kisah mistis tersebut, salah satunya melalui keberadaan Ratu Laut Selatan.

Dalam budaya kejawen, penguasa laut selatan adalah Kanjeng Ratu Kidul, sosok ruh suci yang baik hati dan dimuliakan. Ia diyakini merupakan ciptaan dari Dewa Kaping Telu, yang memiliki tiga kekuatan utama, yakni Nyi Blorong, Nyi Roro Kidul, dan Lara Kidul Dewi Nawangwulan.

Di Jawa dan Bali, sosok Kanjeng Ratu Kidul memiliki berbagai ragam versi. Nggak sedikit yang menyamakannya dengan Nyi Roro Kidul, sosok dewi yang sering muncul menyerupai sosok molek dengan kebaya hijaunya. Ia diyakini sebagai istri spiritual para raja di Jawa.

Cukup banyak pantai di Jawa yang sering dikaitkan dengan hal mistis. Salah satunya, tentu saja&nbsp;terkait legenda Nyi Roro Kidul. Mana saja pantai yang sering dikaitkan dengan Ratu Laut Selatan itu?

9 Pantai di Jawa yang Sering Dikaitkan dengan Ratu Laut Selatan, Mistis tapi Menawan!

Kendati kasus Covid-19 di Tegal belum bisa dikatakan nihil, sejumlah wisatawan tampak masih berkunjung ke Pantai Alam Indah Tegal. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Inibaru.id - Pantai Alam Indah Tegal kini mulai ramai dikunjungi wisatawan, dari yang tua hingga anak kecil ada di sini. Sebelumnya, lokasi yang baru dibuka lagi pada 1 November 2020 itu nggak boleh dikunjungi masyarakat selama beberapa bulan terakhir.

Kendati kasus Covid-19 di Tegal masih cukup tinggi, sebagian masyarakat memang telah menganggap virus yang melemahkan sistem pernapasan kita itu bukan sebagai ancaman. Aturan jaga jarak dan memakai masker agaknya telah mulai diabaikan, meski nggak semuanya melalaikannya.

Di tengah kebosanan yang mungkin mulai melanda semua orang, nggak bisa disalahkan kalau sebagian dari mereka mencoba menghibur diri dengan ngetrip tipis-tipis ke pantai. Namun, siapkah dengan risiko yang mungkin bakal ditimbulkan? (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Pantai Alam Indah sempat ditutup beberapa bulan karena pandemi covid-19. Namun, sejak dibuka pada November lalu, pantai ini kembali diserbu oleh wisatawan. Padahal, angka kasus Covid-19 di Tegal masih tergolong tinggi.

Kasus Covid-19 di Tegal Masih Tinggi, Pantai Alam Indah Kok Nggak Sepi?&nbsp;

Di pantai ini terdapat lahan kosong yang cocok untuk camping
dan menikmati deburan ombak. Yang istimewa, pengunjung bakal disuguhi bebatuan
yang terdapat di tepian pantai seperti namanya. Oh ya, di sisi utara tengah
pantai juga terdapat batu karang yang menjulang tinggi lo. 

Berlokasi di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, pengunjung
bisa datang ke pantai ini dengan mengikuti rute arah Pantai Watu Kodok. Ya,
keduanya memang berdekatan dan jadi pilihan untuk berkemah. Untuk sampai ke sini,
pengunjung nggak perlu berjalan kaki lo.

Berbeda dengan pantai lainnya yang langsung bisa dijangkau
dengan kendaraan, Pantai &nbsp;Wohkudu berada
tersembunyi di Desa Girikarto, Kecamatan Panggang. Kamu perlu
berjalan kaki menyusuri ladang warga selama 30 menit dari tempat parkir.

Pemandangannya
yang asri dengan hamparan rumput hijau, cocok untuk berkemah atau sekadar
piknik!

Pantai yang berlokasi di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, ini
terkenal dengan aura mistisnya. Namun, begitu sampai di sini, kamu bakal
terpesona dengan pasir putihnya yang begitu menggoda.

Oh ya, pantai ini
berada sekitar 5 kilometer dari Pantai Wediombo. Cukup ikuti petunjuk arahnya, maka
kamu bakal bisa sampai di pantai yang memesona ini.

Pantai satu ini berukuran kecil ketimbang pantai lain.
Pantai Kayu Arum diapit oleh dua tebing sehingga menyisakan area pantai yang
terbilang sempit. Berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Pantai Kayu Arum ternyata
berdekatan dengan lokasi Baron Techno Park.

Untuk sampai di pantai ini,
pengunjung harus menyusuri ladang werga sekitar 4 kilometer.

Sebelum memutuskan untuk berkemah, jangan lupa siapkan
perlengkapan yang memadai ya. Penting juga untuk mempertimbangkan cuaca dan
ketinggian ombak demi keselamatan pribadi.

Jadi, tetap bijak memilih tempat untuk
menikmati liburan ya, Millens! (Det/IB27/E03)

Inibaru.id – Selain Malioboro, jalan-jalan ke Yogyakarta nggak
lengkap rasanya kalau belum ke pantainya. Tepatnya di Gunungkidul, beberapa
pantai bisa menjadi pilihanmu untuk berlibur. Nggak cuma itu, pantai-pantai ini
juga cocok untuk kemah lo.

Eits, jangan lupa persiapkan perlengkapan dan bekalmu sebelum
mengunjungi lima pantai berikut ya!

Berkemah di tepi pantai sepertinya adalah pilihan bagus untuk menikmati liburan. Berikut ini adalah lima pantai sunyi di Yogyakarta yang bisa jadi referensi lokasi kemah buatmu!

5 Pantai Sunyi di Gunungkidul ini Cocok Buat Kemah

Anjuran untuk melakukan&nbsp;physical distancing harus tetap dilaksanakan saat berlibur di masa new normal. Maka dari itu, menjaga jarak minimal 2 meter harus senantiasa kamu patuhi, ya.

Agar lebih aman, sebaiknya kamu menghindari pantai-pantai yang populer dan sering dikunjungi banyak orang. Pilihlah pantai yang sepi pengunjung. Hal ini akan meminimalisasi penularan saat melepas penat di pantai.

Berlibur berarti kamu akan ke luar rumah. Hal ini berarti, kamu harus tetap memakai masker meski tujuannya adalah menikmati pantai. 

Penggunaan masker ini dapat mencegahmu menyentuh wajah secara langsung dan terus-menerus. Selain itu, masker juga bisa menahan droplet yang bisa saja berisi virus atau bakteri penyebab penyakit. Masker sekali pakai lebih direkomendasikan, namun kalau kamu pakai masker kain, rajin-rajin mengganti dan mencucinya, ya, Millens?

Berjemur menjadi salah satu aktivitas yang kerap dilakukan saat di pantai. Sayangnya, berjemur dapat meningkatkan risiko tertular virus, lo. Hal ini karena droplet akan jatuh dan dapat mengenai tubuhmu saat berjemur. Untuk menghindarinya, kamu bisa mengganti aktivitas berjemur dengan berjalan-jalan menelusuri pantai. Pasti seru!

Selain berjemur, kegiatan yang biasa dilakukan saat di pantai adalah berolahraga. Di masa new normal, sebaiknya kamu menghindari aktivitas yang satu ini. Terlebih untuk jenis olahraga yang melibatkan banyak orang.

Saat berlibur ke pantai di masa new normal, usahakan menghindari makan di dalam ruangan. Kamu bisa membawa bekal dari rumah jika memang nggak lama di pantai. Hanya, kalau memang ingin menginap, pastikan bahwa tempat makan yang kamu kunjungi bersih dan sudah menerapkan protokol kesehatan, ya?

Melepas penat di pantai setelah berbulan-bulan di rumah aja memang baik untuk menjaga sistem imun. Tapi, jangan lupa untuk tetap menjaga kondisi kesehatan, ya, Millens! (Tra/MG27/E07)

Inibaru.id - Pandemi corona telah memaksa banyak orang tetap tinggal di rumah untuk sementara waktu. Bagi sebagian orang, hal ini memang terasa membosankan.

Namun, belum lama ini di beberapa daerah di Indonesia mulai melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat. Narasi new normal pun mulai gencar digaungkan pemerintah dan berbagai pihak lainnya. Kini, masyarakat secara perlahan bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, termasuk berlibur ke pantai.

Eits, meski sudah bisa berlibur ke pantai, bukan berarti kamu bisa mengabaikan protokol kesehatan, ya. Yuk simak tips ini agar liburanmu aman terkendali!

Di fase new normal, kamu bisa kok kembali bermain ke pantai. Hanya, kamu juga harus cermat agar nggak mudah tertular penyakit. Yuk simak tips-tips berikut kalau kamu mau ke sana!

Liburan Ke Pantai Saat New Normal? Bisa Kok dengan Tips Ini

Inibaru.id- Kalau orang bilang sunset terbaik Karimun Jawa ada di Pulau Menjangan, buat saya nggak juga. Baru-baru ini saya menemukan sunset terbaik dan tercantik di Pulau Tanjung Gelam. Nggak percaya? Simak ini dulu deh. &nbsp;
Perjalan dari Pelabuhan Karimun ke Pulau Tanjung Gelam dibutuhkan waktu sekitar dua puluh menit. Begitu sampai, kamu akan sepakat kalau pulau ini adalah pulau paling hijau. Banyak pepohonan yang bisa mengobati sedikit perasaan kangen kamu karena selama di Karimun Jawa kamu jarang menemukan pohon-pohon teduh.
<img src="/nuploads/103/2%20%281%29.jpg" alt="" width="1069" height="800" />
<code>Lengkungan pohon kelapa di Tanjung Gelam menjadikan tempat ini sebagai spot foto menarik. (Inibaru.id/ Issahani)</code>
Bebatuan besar di pulau ini akan mengingatkanmu pada film Laskar Pelangi. Siapkan kamera ya. Jangan sampai spot sekece itu terlewat begitu saja. Yang lebih asyik lagi pepohonan kelapa di sini bisa melengkung indah. Unik banget. Dari sekian pulau yang saya kunjungi, ya ini yang paling cantik.
Di sana juga ada properti foto yang bisa kamu manfaatkan. Beberapa pemilik warung menyediakan hammock. Oh ya, sekadar info, di bibir pantai banyak banget ayunan. Tapi, kamu mesti ingat kalau itu cuma buat foto-foto saja. Jangan pakai untuk berayun betulan ya. Bahannya terbuat dari kayu sehingga dikhawatirkan mudah lapuk.
<img src="/nuploads/103/3.jpg" alt="" width="1069" height="800" />
<code>Anak-anak betah bermain-main di pantai Tanjung Gelam. (Inibaru.id/ Issahani)</code>
Kalau sudah foto-foto, duduk saja di salah satu warung pesan kelapa muda. Jangan lakas kembali ke kapal karena "layar bioskop alam" bakal segera terkembang. Yap, apalagi kalau bukan sunset. Sambil menikmati segar dan manisnya air kelapa Karimun Jawa, matamu bakal takjub menyaksikan matahari yang pelan-pelan menghilang ditelan bumi. Bener-bener nggak kalah ciamik dibanding sunset di Pantai Kuta, Bali.
Suara debur ombak yang tenang, angin yang semilir lembut, perahu-perahu yang lagi sibuk mencari ikan dan matahari tenggelam di ufuk barat menjadi perpaduan sempurna yang membuat kunjunganmu ke Tanjung Gelam nggak akan sia-sia.
Gimana Millens? Kapan kamu juga membuktikan keindahan sunset di Tanjung Gelam? (Issahani/E05)

Sunset di Tanjung adalah sunset yang terbaik di Pulau Karimun Jawa. Pulau ini dipenuhi dengan pepohonan cemara yang rindang. Selain itu pepohonan kelapa di sini melengkung indah sehingga menambah keunikannya. Cocok banget jadi spot foto favorit.  

Menikmati Sunset Tercantik di Pantai Tanjung Gelam Sambil Nyeruput Kelapa Muda

Inibaru.id &ndash; Dalam beberapa minggu terakhir, ombak di pantai selatan Pulau Jawa cenderung lebih tinggi dari biasanya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku dari Kamis (21/6/2019) pukul 07.00 WIB hingga Minggu (23/6) pukul 07.00 WIB.
Peringatan ini diunggah di akun Instagram @bmkgjateng. Dalam informasi ini, disebutkan terjadi pola sirkulasi angin di Laut Natuna dan pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik sebelah utara Papua. Di Perairan Pulau Enggano hingga selatan Pulau Jawa terjadi kecepatan angin yang cukup tinggi.
Hal yang sama juga terjadi di perairan Pulau Sawu hingga Pulau Rote, Laut Timor, perairan Sulawesi Tenggara, Laut Banda, perairan di antara Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Tanimbar, perairan di antara Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru, Laut Arafuru, dan Perairan Yos sudarso hingga Merauke.
Di perairan selatan Pulau Jawa seperti perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta, serta Samudera Hindia di bagian selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta berpotensi terjadi gelombang dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter.
Selain masyarakat yang berada di pesisir pantai atau yang sedang berlibur di pantai, peringatan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran diberikan pada nelayan. Nelayan diimbau lebih waspada saat melaut mengingat kecepatan angin bisa melebihi 15 knot dengan gelombang lebih dari 1,25 meter.
Para nahkoda kapal juga diharap berhati-hati. Pada kapal tongkang, kecepatan angin bisa melebihi 16 knot dengan gelombang lebih dari 1,5 meter, sedangkan kapal ferry berkecepatan angin lebih dari 21 knot dengan gelombang lebih dari 2,5 meter. Sementara itu, kapal dengan ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar berkecepatan angin mencapai 27 knot dan gelombang bisa melebihi 4 meter.
Tetap berhati-hati dan waspada jika sedang melakukan kegiatan di pantai atau laut, ya Millens. (IB09/E04)

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di pantai selatan Jawa Tengah. Wilayah mana sajakah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi?

Pantai Selatan Jawa Tengah Masih Rawan Gelombang Tinggi

Inibaru.id &ndash; Salah satu tempat wisata yang paling sering didatangi masyarakat adalah pantai. Apalagi Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua sedunia sehingga masyarakat punya banyak pilihan pantai indah yang bisa dikunjungi. Namun, saat musim hujan tiba, pantai rupanya nggak direkomendasikan untuk dikunjungi, Millens.
Pantai biasanya nggak memiliki tempat berteduh yang cukup sehingga risiko kehujanan sangat tinggi. Nggak hanya itu, saat musim hujan, polusi dan bakteri yang ada pada air pantai lebih tinggi. Fakta ini diungkapkan Jon Devine, senior water attorney di Natural Resources Defense Council (NRDC).
&ldquo;Saat badai besar, tidak semua air hujan diserap oleh tanah. Sebagian dari air ini masuk ke dalam aliran sungai yang penuh dengan sampah bakteri, lemak, minyak, dan lain-lain. Selain itu, tingkat polusi air laut juga akan meningkat sehingga mencemari air laut,&rdquo; ungkap Devine seperti ditulis Dream.co.id, Jumat (1/4/2016).
Dampak ini bahkan jauh lebih serius jika di sekitar wilayah pantai terdapat pabrik. Kondisi ini bisa kamu temui di kota-kota besar di Indonesia.
&ldquo;Saat air pantai sudah terkontaminasi limbah dan berbagai polusi, air ini bisa membahayakan kesehatan. Padahal, saat kita bermain-main di pantai, bisa jadi kita menelan air laut atau memiliki luka terbuka yang akhirnya membuat tubuh kita terpapar berbagai macam sumber penyakit. Kita pun akan lebih berisiko terkena flu perut, mata merah, disentri, atau bahkan hepatitis," imbuh Devine.
Namun, bila kamu terlanjur berlibur ke pantai saat musim hujan, Devine menyarankan untuk nggak berenang saat ataupu setelah hujan turun.
&ldquo;Jangan bermain di pantai atau berenang setelah 24 jam usai hujan sedang atau 72 jam setelah hujan deras,&rdquo; saran Devine.
Bila kau pengin berlibur saat musim hujan, coret dulu destinasi pantai dalam daftar tujuanmu. Cobalah ganti tujuan wisatamu ke tempat-tempat wisata yang bersifat indoor. Bagaimana? (IB09/E04)

Pantai adalah salah satu tempat wisata yang menjadi idola wisatawan. Namun, mengunjungi pantai saat musim hujan rupanya nggak direkomendasikan karena air laut cenderung lebih keruh dan kaya akan polusi

Lebih Banyak Polusi, Ini Alasan Pantai Nggak Baik Dikunjungi Saat Musim Hujan

Inibaru.id &ndash; The waves of the sea help me get back to me. Itulah yang dikatakan oleh Jill Davis, seorang penulis asal Amerika Serikat. Yap, mendengar deburan ombak di laut memang bisa menenangkan diri kita, ya. Gemericik air dan tiupan angin lembut di pantai bakal menghempaskan kepenatan kita terhadap aktivitas monoton.
Bagaimana kalau nggak sekadar jalan-jalan di pantai, tetapi sekaligus mendirikan tenda untuk camping? Pasti asyik ya, Millens? Nah, kalau hendak camping di pantai, pastikan kamu membawa barang-barang berikut ini!
<ol>
<li>Tenda</li>
</ol>
<img src="/nuploads/39/tent.jpg" alt="" width="680" />
<code>Tenda. (theoutdoorland.com)</code>
Pilih tenda yang kuat dan memiliki kapasitas memadai sesuai jumlah orang ikut serta. Jangan lupa, bawa frame dan pasaknya juga, ya. Oya, bakal lebih baik lagi kalau kamu membawa flysheet atau kain besar yang biasa digunakan untuk menghalau angin atau hujan.
<ol start="2">
<li>Matras dan hammock</li>
</ol>
<img src="/nuploads/39/hammock.jpg" alt="" width="680" />
<code>Hammock. (gigacamping.com)</code>
Kalau kamu sudah membawa kantung tidur, matras bisa melindungi kantung tidur tersebut dari rembesan air dari bawah tenda, seperti ditulis Tempatwisataunik.com. Nah, kalau ingin lebih santai di alam terbuka, kamu bisa membawa hammock.
<ol start="3">
<li>Senter atau headlamp dan korek api</li>
</ol>
<img src="/nuploads/39/power-practical-sparkr-988x664.jpg" alt="" width="680" />
<code>Senter. (digitaltrends.com)</code>
Aktivitas malam hari nggak mungkin kamu hindari. Bisa jadi kamu perlu memasak, membersihkan diri, atau memperbaiki tenda. Untuk melakukan aktivitas-aktivitas itu, kamu perlu penerangan dari senter atau headlamp. Pastikan kamu membawa baterai cadangan juga, ya. Eits, kamu juga perlu membawa korek api untuk membuat api unggun.
<ol start="4">
<li>Alat masak dan alat makan</li>
</ol>
<img src="/nuploads/39/camp-cooking.jpg" alt="" width="680" />
<code>Alas pembakaran, termos, dan gelas adalah contoh peralatan yang kamu butuhkan. (queensland.com)</code>
Kompor, gas, wajan, dan wadah memasak wajib dibawa untuk mengolah makanan selama berkemah. Jangan lupa bawa pisau juga, Millens. Siapkan alat makan secukupnya seperti gelas, piring, dan sendok.
<ol start="5">
<li>Cadangan makanan dan obat-obatan</li>
</ol>
<img src="/nuploads/39/first-aid-908591_1280.jpg" alt="" width="680" />
<code>P3K. (ruparupa.id)</code>
Kamu perlu membawa cadangan makanan selama berkemah. Pilih saja sesuai seleramu, ya! Untuk berjaga-jaga jika kamu kesulitan menemukan air tawar yang bersih, kamu juga perlu membawa wadah berisi air. Oya, kamu juga perlu membawa obat-obatan.
Selain lima daftar di atas, sediakan juga pakaian ganti sesuai kebutuhan. Terus, jangan lupakan lotion antinyamuk, sunblock, dan kacamata hitam! Wah, banyak ya? Ha-ha.
Kalau semua kebutuhan ini terpenuhi, agenda camping kamu pasti bakal menyenangkan. Kuy!&nbsp;(IB08/E03)

Kamu berangkat camping ke pantai dengan senang, tetapi sesampainya di lokasi justru ada barang yang nggak terbawa? Duh, jangan sampai, deh! Jadi, perlu bawa apa saja?

Nge-camp di Pantai? Ini Barang-Barang yang Wajib Kamu Bawa!

Inibaru.id &ndash; Kabupaten Batang, mungkin kamu nggak banyak mengetahui kota tersebut? Berada di pesisir utara Jawa Tengah, kota keci ini&nbsp;dulu cuma dikenal pada pemberitaan mudik. Itu pun lantaran kemacetan atau kalau terjadi kecelakaan. Namun, siapa menyangka Batang punya&nbsp;sejumlah pantai yang cukup menarik untuk disinggahi?
Kendati terbilang minimalis, pantai-pantai di Batang memang banyak disambangi wisatawan, khususnya mereka yang mencari ketenangan maksimal. Struktur tanah yang landai dan berair tenang membuat siapapun pasti merasa aman bermain di pantainya.
Nah, buat kamu yang melakukan perjalanan mudik di pantura Jateng yang macet, singgahlah sejenak ke Batang. Kompas.com (10/5/2018) menulis, beberapa pantai di Kota Emping itu mungkin bisa kamu pilih. Mana saja?
Pantai Jodo
<img src="/nuploads/39/Pesona%2BWisata%2BPantai%2BJodoh%2BBatang%252C%2BJawa%2BTengah.jpg" alt="" width="754" height="502" />
<code>Pantai Jodo. (Tipswisata.com)</code>
Pantai yang berada di Dukuh Buntu, Desa Sidorejo, Kabupaten Batang, ini berjarak 10 kilometer dari SPBU Kecamatan Gringsing, kecamatan paling timur dari Batang yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal. Pantai ini masih alami, lo, sehingga banyak digunakan wisatawan untuk berkemah. Tempatnya teduh dan asri.
Pantai Sigandu
&nbsp;<img src="/nuploads/39/pantai-sigandu-kabupaten-batang-jawa-tengah_20180510_150206.jpg" alt="" width="769" height="432" />
<code>Pantai Sigandu. (Tribunnews.com)</code>
Pantai Sigandu sempat menjadi landmark Kabupaten Batang, sebelum didera abrasi. Namun begitu, pesonanya belum hilang, kok. Dari jalur utama pantura, jaraknya hanya sekitar 10 menit.&nbsp;Di antara pantai lain, fasilitas di sini cukup lengkap. Kamu juga bisa mampir ke Batang Dolphin Centre yang bersebelahan dengan pantai yang masuk kecamatan kota ini.
Pantai Ujung Negoro
<img src="https://i2.wp.com/jejakalam.net/wp-content/uploads/2017/09/pantai-ujung-negoro-batang.jpg?fit=800%2C436&amp;ssl=1" alt="" />
<code>Pantai Ujungnegoro. (jejakalam.net)</code>
Di antara pantai lainnya, Ujungnegoro adalah pantai dengan spot paling lengkap untuk berwisata. Kamu bisa memancing ikan di area batu karang di tebing sisi kanan pantai. Panoramanya juga menawan. Terus, Kamu juga bisa mendaki bukit untuk melihat pemandangan pantai dari ketinggian.
Puas bermain di pantai, kamu bisa berkunjung ke sentra pembuatan terasi di dekat pantai, lalu membelinya sebagai oleh-oleh. Asyik, kan? Pantai ini berada di di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman.
Pantai Cemoro Sewu 
<img src="/nuploads/39/13557002_1196208633736901_1531563634_n.jpg" alt="" width="862" height="574" />
<code>Pantai Cemoro Sewu. (Instagram.com/aslibatang)</code>
Pantai ini memiliki banyak pohon cemara yang ditanam untuk mencegah abrasi. Kini, pohon-pohon tersebut semakin meningkatkan keasrian dan kesejukan area pantai ini. Kamu bisa berkemah atau melakukan outbound di bibir pantai. Jangan lupa berkunjung ke Karang Maheso, batuan karang terjal yang terkenal sebagai tempat memancing para wisatawan.
Pantai Cemoro Sewu berlokasi di Sibango, Keluarahan Depok, Kecamatan Kandeman. Antara Sigandu, Pantai Cemoro, dengan Ujungnegoro, letaknya berurutan. Ketiganya berada di jalur alternatif Batang-Ujungnegoro.
Pantai Kuripan 
&nbsp;<img src="/nuploads/39/IMG_9658.jpg" alt="" width="702" height="468" />
<code>Pantai Kuripan. (Simplephotoart.blogspot.com)</code>
Kamu bisa mendengarkan deburan ombak yang tenang di pantai ini. Mau berenang atau memancing ikan? Bisa juga! Pantai yang berada di Desa Kuripan, Kecamatan Subah ini juga mempunyai pemandangan unik, lo. Ini dikarenakan letaknya yang dekat dengan jalur kereta api.
Nah, sekarang kamu bisa memilih pantai mana yang akan kamu kunjungi terlebih dahulu. Yang jelas, semua pantai tersebut menyajikan panorama yang indah. (IB08/E03)

Mudik melintasi pantura Jawa Tengah yang padat merayap? Sempatkan menepi ke sejumlah pantai di Kabupaten Batang. Penat hilang, hati pun senang!

Berlibur ke Batang? Ini Pantai yang Patut Kamu Kunjungi

Inibaru.id &ndash; Kamu lebih suka pantai atau hutan, Millens? Nah, daripada bingung menentukan pilihan, bagaimana kalau kamu bisa mendapatkan keduanya? Ya, di Watu Layar di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kamu bisa memanjakan mata dengan suguhan kejernihan laut dan kehijauan hutan sekaligus. Asyik banget!
Watu Layar akan menyediakan pemandangan laut nan eksotis. Deburan ombak akan menyegarkan telinga dan membuat pengunjung betah. Di beberapa tempat, akan ada perahu yang memenuhi bibir pantai. Panas? Nggak usah khawatir. Ada banyak pepohonan rindang yang memenuhi Watu Layar sehingga pengunjung akan merasa betah dengan angin semilir yang meneduhkan.
Kalau sekadar ingin bersantai atau berswafoto, kamu bisa memilih sejumlah tempat yang cocok seperti bangku yang dihiasi payung-payung cantik, jembatan kayu, ayunan, atau tempat lainnya. Eh, Millens juga bisa memasang gembok cinta ala tayangan drama, lo.
Baca juga: <a href="/adventurial/bukit-pangonan-padang-sabana-yang-memanjakan-mata" target="_blank">Bukit Pangonan, Padang Sabana Hijau yang Memanjakan Mata</a> <a href="/adventurial/curug-gending-asmoro-bagaikan-oase-di-tengah-hutan-bambu" target="_blank">Curug Gending Asmoro, Oasis di Tengah Hutan Bambu</a>
Siti Azza, salah seorang wisatawan dari Salatiga mengatakan bahwa dia senang berada di Watu Layar, meskipun awalnya ia tidak berniat ke sana.
&ldquo;Tujuan kami ke sini sebenarnya ke Pasujudan Sunan Bonang. Tapi tadi ada yang ngasih tahu, ada objek wisata Watu Layar. Kami langsung mampir dan tempatnya memang bagus,&rdquo; ujarnya, seperti ditulis Kompas.com (25/2/2018). &ldquo;Di sini kami bisa santai sambil menikmati makanan, bermain ayunan, dan foto-foto.&rdquo;
Yup, Watu Layar memang nggak jauh dari Pasujudan Sunan Bonang. Lokasinya hanya sekitar 200 meter sebelah selatan dari area peristirahatan Pantai Binangun.
Nggak susah untuk mencapai lokasi wisata Watu Layar. Pasalnya, Watu Layar berada di pinggir jalan raya utama sehingga mudah dijangkau. Wisatawan bisa langsung menemukan tempat indah ini. Apabila menaiki kendaraan umum, wisatawan nggak perlu jalan jauh untuk masuk ke Watu Layar.
Nah, biaya masuknya juga murah. Pengunjung hanya perlu membayar tarif parkir sebesar Rp 5.000 untuk sepeda motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
Baca juga: <a href="/adventurial/memburu-sunrise-di-puncak-gunung-kunir-purworejo" target="_blank">Memburu Sunrise di Puncak Gunung Kunir, Purworejo</a> <a href="/adventurial/melongok-kehidupan-purbakala-di-museum-sangiran" target="_blank">Melongok Kehidupan Manusia Purba di Museum Sangiran, Sragen</a>
Tapi, ternyata akses jalan yang sebagian besar masih berupa bebatuan cukup menjadi gangguan saat hujan turun.
&ldquo;Semoga saja kami pihak pengelola bisa segera melengkapi sarana di lokasi, termasuk kamar mandi, lahan parkir pengunjung, juga nanti rencananya agar ada lahan istirahat. Juga nanti akses masuknya akan kami usulkan untuk diperbaiki menggunakan dana karcis,&rdquo; ujar karyawan KPH Kebonharjo, Tarmin, seperti ditulis Murianews.com (17/3/2017).
Jadi ingin ke sana, nih. Kamu bagaimana, Millens? (AYU/SA)

Menikmati pantai sekaligus merasakan sejuknya pepohonan hutan, memang bisa ya? Bisa banget! Kamu hanya perlu datang ke Watu Layar, objek wisata yang ada di Lasem.