BerandaAdventurial
Kamis, 19 Feb 2020 08:05

Nggak Banyak yang Tahu, Ini Fakta Menarik Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu menjadi destinasi wisata menarik di Semarang. (Inibaru.id/ Audrian F)

Lawang Sewu telah menjadi ikon Kota Semarang. Nah, di balik itu semua terdapat beberapa fakta menarik yang jarang diketahui.<br>

Inibaru.id - Lawang Sewu telah menjadi ikon Kota Semarang. Gedung yang berada di Jalan Pemuda ini selain terhimpun banyak peristiwa sejarah juga dilingkupi sejumlah cerita miring. Namun, nggak sepenuhnya begitu kok. Yuk, simak fakta yang menarik soal Lawang Sewu.

1. Tonggak Sejarah Industri Kereta Api Indonesia

Monumen kereta api di Lawang Sewu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Lawang Sewu awalnya merupakan kantor Nederlandsch indische Spoorweg Maatschapij (NIS). Yakni sebuah perusahaan kereta api Belanda. Menurut Manajer Museum Lawang Sewu dan Indonesian Railway Museum Trisna Cahyani, NIS membuat jalur kereta api pertama di Indonesia dan sampai sekarang jalur tersebut digunakan sebagai moda darat masyarakat.

“Dulu sebetulnya kantornya terletak di Stasiun Samarang, namun karena terus kena rob, akhirnya pindah ke sini. Sebetulnya memang hampir sebagian area sekitar Tugu Muda yang dulu bernama Wilhelmina Plein ini sudah milik NIS,” jelasnya, Jumat (31/1).

2. Perbedaan Pembangunan Gedung

Menurut pengelola museum Lawang Sewu, nggak semua gedung dibangun pada waktu yang sama. Untuk Gedung A (Gedung paling depan), C, dan E dibangun pada 1904 hingga 1907. Kemudian Gedung B (Gedung belakang) didirikan pada 1916-1918.

Gedung B di Lawang Sewu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Material yang digunakan pun berbeda. Kalau gedung A, C, dan E menggunakan material yang dikirim langsung dari Amsterdam, Belanda, mulai dari lantai, marmer, genting, dan batu bata. Nah, karena bahan baku sulit didapatkan, akhirnya saat membangun gedung B, bahan baku diambil dari dalam negeri.

“Kontruksi kedua gedung tersebut berbeda. Kalau gedung A menggunakan struktur bearing wall (struktur dinding pemikul). Sementara Gedung B, menggunakan struktur beton bertulang. Perbedaannya mencolok sekali. Bahkan rangka atapnya saja kalau gedung A menggunakan baja dan gedung B dari kayu,” papar Trisna.

3. Ruang Bawah Tanah

Ruang bawah tanah Lawang Sewu selalu menjadi misteri dan menarik rasa penasaran. Namun menurut pengelola museum Lawang Sewu, ruang bawah tanah sebetulnya digunakan untuk maintenance saluran air. Mungkin dulu sempat jadi penjara namun nggak ada bukti yang menyatakan kalau di situ terjadi pembantaian.

“Banyak kabar miring soal bawah tanah Lawang Sewu. Namun tidak sepenuhnya benar,” ungkapnya

Lawang Sewu selalu menjadi daya tarik wisatawan. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

4. Jumlah Pintu

Jumlah pintu Lawang Sewu nggak sesuai namanya. Jumlah tepatnya adalah 928. “Sewu itu hanya sebutan masyarakat saja karena pintunya banyak," ujarnya. Ini seperti kebiasaan orang Jawa yang suka menambahi kata sewu (seribu) pada apa saja yang terlihat banyak.

5. Kisah 6 Pemuda Gugur

Saat Pertempuran 5 Hari ada 6 pemuda yang gugur saat mempertahankan Lawang Sewu. Awalnya mereka dimakamkan di depan Lawang Sewu Semarang. Namun karena adanya pelebaran jalan, makam tersebut dipindah ke Taman Makam Pahlawan.

Menurut arsip Suara Merdeka edaran Rabu 11 Juni 1975, keenam pemuda tersebut adalah, Noersam, Salamoen, R.M Soetajo, Roesman, Moenardi, dan Soewardi.

Nah, jadi itu tadi fakta seputar Lawang Sewu. Bagian mana yang sudah kamu tahu, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024