BerandaAdventurial
Minggu, 3 Nov 2018 12:30

Museum Kereta Keraton Yogyakarta, "Garasinya" Kereta Kencana

Pintu masuk Museum Kereta Keraton Yogyakarta. (Inibaru.id/Clara Ariski)

Keraton Yogyakarta masih menjadi salah satu objek wisata edukasi favorit bagi para wisatawan. Di tempat ini, selain mempelajari sejarah Keraton dan Yogyakarta, pengunjung juga bisa melihat-lihat puluhan koleksi kereta kuda para penguasa.

Inibaru.id – Jalan-jalan ke Yogyakarta kurang lengkap rasanya kalau belum mengunjungi Keraton Yogyakarta. Nggak hanya mempelajari sejarah para penguasa, kamu juga bisa melihat-lihat koleksi kereta kudanya, lo. Berbagai kereta kuda yang umurnya mencapai ratusan tahun ini tersimpan dengan baik di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Oya, Museum Kereta Yogyakarta ini berada tepat di seberang Bangsal Pagelaran. Kalau pengin mengetahui latar belakang masing-masing kereta dalam museum ini, kamu perlu bertanya pada abdi dalem yang sigap menjawab semua pertanyaanmu.

Museum ini juga menyediakan jasa pemandu yang mampu menjelaskan sejarah masing-masing kereta. Para pemandu ini fasih dalam menyampaikan fakta sejarah dan diselingi dengan guyonan kekinian, lo. Turmu dijamin nggak terasa membosankan, deh.

Berbagai koleksi topi kusir. (Inibaru.id/Clara Ariski)

Museum tersebut menyimpan 23 koleksi kereta kuda, lengkap dengan pelbagai peralatan dasar kuda dan kereta. Dari jumlah itu, terdapat 18 kereta yang masih digunakan untuk upacara-upacara kebesaran keraton. Selain kereta kuda dan perlengkapannya, ada pula patung kuda di sana.

Menurut Yatno, salah satu abdi dalem museum, tempat ini semula merupakan garasi pribadi Sultan. Baru pada 1985 garasi ini dibuka sebagai museum yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Semula, garasi dikelilingi kandang kuda. Namun, kini tempat tersebut telah digantikan rumah-rumah penduduk.

Kereta Landower Ngabean. (Inibaru.id/ Clara Ariski)

Kendati dibuka untuk umum, bukan berarti kamu bisa sembarangan mengutak-atik kereta-kereta ini, Millens. Beberapa kereta yang dikeramatkan disimpan dalam ruangan bersekat tepat di tengah-tengah museum. Di antara kereta-kereta itu, Kereta Roto Praloyo, Kanjeng Nyai Jimad, dan Kyai Garuda Yaksa adalah yang paling terkenal.

Museum ini memiliki langit-langit yang tinggi untuk menampung kereta berukuran besar membuat sirkulasi udara yang sejuk. (Inibaru.id/ Clara Ariski)

Kereta Kyai Garuda Yaksa yang Megah

Salah satu kereta yang unik di museum tersebut adalah Kereta Kyai Garuda Yaksa. Kereta ini dibuat di Belanda pada 1861. Lantaran keramat, kereta itu selalu "dimandikan" setiap satu tahun sekali pada bulan Suro.

Berbeda dari kereta lain, kemegahan kereta ini terlihat dari ornamennya. Dengan desain khas Eropa, puncak kereta itu dihiasi pula dengan ornamen mahkota seberat 20 kilogram yang konon terbuat dari emas 18 karat. Biasanya, mahkota ini hanya dibersihkan saat upacara penobatan akan digelar.

Untuk kereta berusia lebih dari seratus tahun, Kereta Kyai Garuda Yaksa memiliki sistem yang mutakhir pada masanya, lo. Jika pintu dibuka, tangga untuk naik maupun turun akan terjulur secara otomatis. Bisa dibayangkan, “kecanggihannya” seperti kecanggihan tangga pesawat.

Hingga kini, Kereta Kyai Garuda Paksa masih digunakan untuk acara penobatan Sultan.

Kereta Kyai Garudayaksa. (Inibaru.id/Clara Ariski)

Menjelajahi seisi Museum Kereta Keraton Yogyakarta mungkin bakal menghanyutkanmu dalam suasana Keraton tempo dulu. Daripada hanya berangan-angan, mending siapkan waktumu dan ajak orang-orang terdekat.

Untuk melihat koleksi museum ini, kamu hanya perlu membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang. Kalau pengin foto-foto, ada tambahannya. Nggak banyak, kok, cuma Rp 1.000. Murah, kan? (Clara Ariski/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: