Inibaru.id – Jalan-jalan ke Yogyakarta kurang lengkap rasanya kalau belum mengunjungi Keraton Yogyakarta. Nggak hanya mempelajari sejarah para penguasa, kamu juga bisa melihat-lihat koleksi kereta kudanya, lo. Berbagai kereta kuda yang umurnya mencapai ratusan tahun ini tersimpan dengan baik di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.
Oya, Museum Kereta Yogyakarta ini berada tepat di seberang Bangsal Pagelaran. Kalau pengin mengetahui latar belakang masing-masing kereta dalam museum ini, kamu perlu bertanya pada abdi dalem yang sigap menjawab semua pertanyaanmu.
Museum ini juga menyediakan jasa pemandu yang mampu menjelaskan sejarah masing-masing kereta. Para pemandu ini fasih dalam menyampaikan fakta sejarah dan diselingi dengan guyonan kekinian, lo. Turmu dijamin nggak terasa membosankan, deh.
Berbagai koleksi topi kusir. (Inibaru.id/Clara Ariski)
Museum tersebut menyimpan 23 koleksi kereta kuda, lengkap dengan pelbagai peralatan dasar kuda dan kereta. Dari jumlah itu, terdapat 18 kereta yang masih digunakan untuk upacara-upacara kebesaran keraton. Selain kereta kuda dan perlengkapannya, ada pula patung kuda di sana.
Menurut Yatno, salah satu abdi dalem museum, tempat ini semula merupakan garasi pribadi Sultan. Baru pada 1985 garasi ini dibuka sebagai museum yang diperuntukkan bagi semua kalangan. Semula, garasi dikelilingi kandang kuda. Namun, kini tempat tersebut telah digantikan rumah-rumah penduduk.
Kereta Landower Ngabean. (Inibaru.id/ Clara Ariski)
Kendati dibuka untuk umum, bukan berarti kamu bisa sembarangan mengutak-atik kereta-kereta ini, Millens. Beberapa kereta yang dikeramatkan disimpan dalam ruangan bersekat tepat di tengah-tengah museum. Di antara kereta-kereta itu, Kereta Roto Praloyo, Kanjeng Nyai Jimad, dan Kyai Garuda Yaksa adalah yang paling terkenal.
Museum ini memiliki langit-langit yang tinggi untuk menampung kereta berukuran besar membuat sirkulasi udara yang sejuk. (Inibaru.id/ Clara Ariski)
Kereta Kyai Garuda Yaksa yang Megah
Salah satu kereta yang unik di museum tersebut adalah Kereta Kyai Garuda Yaksa. Kereta ini dibuat di Belanda pada 1861. Lantaran keramat, kereta itu selalu "dimandikan" setiap satu tahun sekali pada bulan Suro.
Berbeda dari kereta lain, kemegahan kereta ini terlihat dari ornamennya. Dengan desain khas Eropa, puncak kereta itu dihiasi pula dengan ornamen mahkota seberat 20 kilogram yang konon terbuat dari emas 18 karat. Biasanya, mahkota ini hanya dibersihkan saat upacara penobatan akan digelar.
Untuk kereta berusia lebih dari seratus tahun, Kereta Kyai Garuda Yaksa memiliki sistem yang mutakhir pada masanya, lo. Jika pintu dibuka, tangga untuk naik maupun turun akan terjulur secara otomatis. Bisa dibayangkan, “kecanggihannya” seperti kecanggihan tangga pesawat.
Hingga kini, Kereta Kyai Garuda Paksa masih digunakan untuk acara penobatan Sultan.
Kereta Kyai Garudayaksa. (Inibaru.id/Clara Ariski)
Menjelajahi seisi Museum Kereta Keraton Yogyakarta mungkin bakal menghanyutkanmu dalam suasana Keraton tempo dulu. Daripada hanya berangan-angan, mending siapkan waktumu dan ajak orang-orang terdekat.
Untuk melihat koleksi museum ini, kamu hanya perlu membayar tiket sebesar Rp 5.000 per orang. Kalau pengin foto-foto, ada tambahannya. Nggak banyak, kok, cuma Rp 1.000. Murah, kan? (Clara Ariski/E03)