BerandaAdventurial
Kamis, 7 Agu 2019 14:31

Menyaksikan Wajah Jawa Kuno di Dusun Tanjung Yogyakarta

Joglo di Desa Tanjung. (Bakpiamutiarajogja)

Dusun Tanjung memiliki sebuah bangunan khas yang bernama Joglo Tanjung. Rumah tradisional Yogyakarta ini sudah berusia 200 tahun, lo. Ada apa saja di dalamnya ya?

Inibaru.id – Monumen Jogja Kembali (Monjali) kerap menjadi pilihan berwisata sebagian orang saat berkunjung ke DI Yogyakarta. Kalau belum cukup, sekitar lima kilometer dari Monjali, ada sebuah dusun yang sebaiknya nggak kamu lewatkan, yakni Dusun Tanjung.

Berlokasi di Desa Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, dusun ini menawarkan suasana Jawa yang kental. Di sana, kamu bakal menjumpai sebuah Joglo berusia 200 tahun.

Rumah Joglo yang disebut Joglo Tanjung ini terbagi menjadi enam bagian, yaitu pendopo, pringgitan, ndalem longkangan, pawon, garasi kereta, serta kandang kuda. Usai direnovasi, kandang kuda berubah fungsinya sebagai tempat penyimpanan gamelan.

Di Desa Tanjung, kamu bisa merasakan gimana jadi petani. (Visitingjogja)

Selain mengeksplorasi Joglo Tanjung, kamu bisa melakukan aktivitas lain seperti menjajal kegiatan bertani. Biasanya, yang tertarik mempelajari aktivitas ini adalah wisatawan mancanegara.

Usai melakukan kegiatan bertani, jangan lewatkan untuk menonton atraksi Ciciblung. Atraksi ini menarik karena pesertanya menghasilkan nada dengan cara menepuk aliran air di sungai. Dari tepukan itu, terciptalah bunyi yang unik.

Apa lagi yang bisa kamu lakukan di sana? Selain membatik, kamu bisa menonton beragam kesenian dan tradisi dusun ini. Kesenian Dusun Tanjung antara lain Tari Klasik, Tari Angguk Putri, Jathilan, dan Karawitan.

Untuk menikmati tur ke dusun ini secara lengkap, kamu hanya perlu membayar Rp 50 ribu. Biaya itu sudah termasuk makan tiga kali sehari, lo. Murah, kan?

Ah, pengin menyepi ke Dusun Tanjung, nih! Ada yang pengin ikutan? (IB10/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024