BerandaAdventurial
Minggu, 3 Des 2022 20:52

Melindungi Macan Tutul, Pemuncak Rantai Makanan di Hutan Jawa

Macan tutul jawa yang kini hampir punah. (Good News From Indonesia)

Hanya ada di hutan Jawa, populasi macan tutul jawa tiap tahun kian meresahkan. Upaya konservasi pun terus ditingkatkan, namun sayangnya jumlahnya terus menurun.

Inibaru.id – Pemuncak rantai makanan yang ada di Pulau Jawa adalah harimau jawa dan macan tutul jawa. Sayangnya keberadaan harimau jawa atau panthera tigris sondaica benar-benar dinyatakan punah sejak 1980.

Mengikuti jejak saudaranya, kini, macan tutul jawa juga dikategorikan satwa endemik yang terancam punah. Potensi kepunahan ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan sejak zaman kolonial Belanda, hewan ini termasuk hewan yang dilindungi.

Nyaris Punah

Macan tutul jawa merupakan satwa endemik yang hanya hidup di Pulau Jawa, Kangean, dan Pulau Nusakambangan. Wilayah ini merupakan persebaran habitat asli macan tutul jawa.

Kita semua tahu bahwa mayoritas penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Semakin padatnya populasi penduduk dan penyusutan hutan, menyebabkan angka kehidupan bagi macan tutul jawa turut terancam.

Dikutip dari Indonesia.go.id (24/08/19), sepanjang 20 tahun sejak 1988 hingga 2008, telah terjadi kepunahan macan tutul jawa di 17 lokasi. Jika upaya konservasi nggak segera dilakukan dengan gencar, diprediksi kemungkinan besar binatang yang memiliki nama latin panthera pardu melas ini akan punah serupa dengan harimau jawa.

Upaya Konservasi

Status perlindungan macan tutul jawa sebenarnya sudah ada sejak 1970. Hal ini berdasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian No 421/Kpts/Um/8/1970. Namun jumlah mereka selalu berkurang tiap tahunnya.

Evakuasi penyelamatan macan tutul jawa di perkebunan kopi milik warga di Kabupaten Bandung. (FK3I Jawa Barat)

Hingga pada tahun 2012, Indonesia yang tergabung pada IUCN (Internasional Union for Conservation of Nature) mengeluarkan IUCN Red List. Data ini menjelaskan bahwa posisi macan tutul jawa sudah tercatat sebagai hewan terancam punah.

IUCN merupakan lembaga internasional yang berwenang menetapkan status konservasi suatu spesies yang ada di seluruh dunia. Sejak 1964, lembaga ini mengeluarkan Red List yang bertujuan memberi informasi, analisis, tren, dan ancaman terhadap spesies dan memberikan advis untuk tindakan upaya konservasi.

Belum Ada Data Pasti

Sayangnya, hingga sekarang masih belum teridentifikasi berapa jumlah macan tutul jawa yang masih ada di hutan Jawa. Data-data sementara juga hanya ada di wilayah tertentu dengan menggunakan metode perhitungan yang berbeda.

Contohnya di Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang estimasi populasinya ada satu ekor tiap 6,67 km persegi. Lalu di hutan Gunung Salak ada satu tiap 6,5 km persegi, dan di kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar ada satu ekor tiap 7,6 km persegi.

Riset secara parsial pada tahun 2016 saja, asumsi perhitungan total hewan yang termasuk pada famili felidae ini hanyalah sekitar 491 sampai 564 ekor. Jika dibanding dengan data tahun 1992, saat itu macan tutul jawa berkisar antara 350 sampai 700 ekor, maka perhitungan pertahun 2016 ini sangat menunjukkan penurunan populasi.

Duh, dari jumlah macan tutul yang berkurang ini semoga pemerintah segera menindaklanjutinya ya, Millens. Serta teruntuk penduduk di Pulau Jawa, semoga kita semua bisa hidup berdampingan tanpa merusak alam satwa yang tinggal di habitat aslinya, ya! (Kharisma Ghana Tawakal/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: