BerandaAdventurial
Minggu, 16 Mar 2024 18:00

Dipanggang di Oven Batu, Roti dari Toko Djoen Lama Setia pada Resep Warisan

Toko Djoen Lama, toko roti yang sudah eksis di Malioboro sejak 1935. (Googleuser/Langit Ramadhan)

Jika kebanyakan toko roti sudah menggunakan oven listrik, maka nggak dengan Djoen Lama di kawasan Malioboro ini. Sejak 1935 hingga sekarang, mereka tetap memanggang roti dengan oven batu.

Inibaru.id – Ada banyak toko roti atau bakery yang menarik di Yogyakarta. Tapi, kamu mencari yang levelnya sudah legendaris, bisa lo mampir ke Toko Djoen Lama atau yang juga dikenal dengan nama Toko Djoen. Pasalnya, tempat ini sudah eksis sejak sebelum Indonesia merdeka, yaitu pada 1935.

Lokasinya ada di kawasan Malioboro, tepatnya di Jalan Margo Mulyo nomor 78, Kalurahan Ngupasan, Kapanewon Gondomanan, nggak jauh dari gerbang Kampung Ketandan. Kalau kamu kebetulan sedang jalan-jalan santai di kawasan wisata paling populer di Yogyakarta tersebut, pasti mudah kok menemukannya. Soalnya, papan nama yang menunjukkan toko ini cukup besar dan jelas.

Kalau menurut pemilik toko roti ini, Emak Hadinah, bukan keluarganya yang mendirikan toko roti ini. Dia hanya tahu kalau mertuanya, yaitu Tan Lian Ngau, membeli Toko Djoen lengkap dengan berbagai perlengkapannya pada 1930-an. Sayangnya, nggak ada kejelasan tentang siapa yang sebelumnya mendirikan toko tersebut. Yang dia tahu hanyalah toko tersebut sudah memproduksi sejumlah roti klasik seperti roti sobek polos, roti semir, roti rol polos, serta roti rempah khas Belanda yang dikenal dengan nama onbitjoek.

Sejumlah menu roti baru ditambahkan setelah Emak Hadinah menikah dengan anak Tan Lian Ngau, Tan Ing Hwat pada 1959. Salah satunya adalah roti favoritnya, roti pisang.

“Dulu sebelum nikah di Semarang. Lalu aku ditembung (dilamar untuk dijodohkan). Nah karena aku suka roti pisang, setelah nikah pindah ke sini dan bikin roti pisang,” cerita perempuan yang bernama asli Hoo Ren Pin tersebut sebagaimana dilansir dari Kompas, (15/6/2023).

Banyak roti zadul homemade enak yang dijual di Toko Djoen. (Brilio/Agib Tanjung)

Sepuluh tahun setelah pernikahannya, Toko Djoen kemudian menelurkan biskuit bagelen roomboter dengan jenama Meila Chandra yang legendaris. Nama ini diambil dari nama buah hati Emak Hardinah, Widowati. Setahun kemudian, toko ini melayani pesanan roti buaya yang kala itu sering disediakan untuk acara pernikahan.

“Dulu toko rotinya besar. Isi rak-raknya juga nggak hanya roti, melainkan ada gula-gula, sabun, hingga odol. Kala itu roti-rotinya dijual hingga ke wilayah sekitar seperti Wonosari (Gunungkidul), Sleman, Klaten, dan Muntilan,” lanjutnya.

Kini, pelanggan Toko Djoen nggak sebanyak dulu. Apalagi, roti-roti yang dijual di sini kebanyakan adalah roti zadul, bukannya roti kekinian yang digemari anak muda, khususnya dari kalangan gen Z. Untungnya, masih banyak pelanggan dari kalangan orang tua yang tetap berdatangan ke sana.

“Kami ya begini-begini saja. Pelanggannya ya orang-orang tua atau turunannya. Kami nggak bisa menambah produksi karena ya tenaganya tinggal sedikit. Yang dipakai juga tungku oven batu. Kami bisanya segini,” ungkap Widowati yang kini juga ikut mengelola toko roti tersebut.

Kalau kamu tertarik untuk mencicipi roti-roti legendaris yang dijual di Toko Djoen Lama, pastikan untuk datang di jam bukanya, ya? Yaitu pukul 11.00 WIB sampai 21.00 WIB. Terkait harga, bervariasi dari Rp7 ribu sampai Rp19 ribu. Pokoknya, dijamin terjangkau dan enak! (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT