BerandaAdventurial
Rabu, 19 Jan 2021 10:01

Asyiknya Naik Kereta Mini, Wahana Tamasya dan Hiburan Murah Masyarakat di Pinggiran Kota Semarang

Ramai anak-anak. (Inibaru.id/ Audrian F)

Setiap melintas di sekitar Semarang Utara saya sering mendapati kereta mini melintas. Bentuknya yang lucu dengan cat warna cerah memang memikat anak-anak untuk naik. Dengan tarif terjangkau, kendaraan modifikasi ini menghibur masyarakat di pinggiran kota.<br>

Inibaru.id - Reno menyambut Sabtu sore dengan dandanan maksimal. Bocah itu memakai baju rapi dan wangi. Wajahnya penuh usapan bedak khas anak-anak dan rambutnya disisr ke tepi. Di tangannya, ada selembar uang Rp 20 ribu yang sudah kusut karena dicengkeram dengan kuat.

Reno sudah membayangkan kalau sore itu bakal menjadi saat yang menyenangkan. Dirinya akan naik kereta mini.

Nggak lama berselang, wahana yang ditunggu-tunggu itu tiba. Kehadirannya ditandai dengan sirine khasnya yang meraung-raung. Reno bersama anak-anak yang sedari tadi menunggu, semringah. Mereka berlarian menghampiri kereta mini.

Melayani warga rusun Kaligawe. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Belakangan, kereta mini menarik perhatian saya. Lokasi edarnya nggak bakal kamu temui di tengah kota atau di jalan-jalan utama. Kalau kamu hendak melihat atau menaikinya, mainlah ke pinggir-pinggir kota di Semarang Utara tepatnya di Rumah Susun Kaligawe, seperti yang saya lakukan sore itu.

Saya bertemu dengan Bagong, salah seorang pemilik kereta mini. Kepada saya dia mengaku belum lama memiliki usaha kereta mini ini. Alasan Bagong memilih wahana ini sebagai usaha juga dia ungkapkan.

“Bosan kerja sama orang terus. Pengin mandiri,” ujar Bagong pada Sabtu (16/1/2020). Selain menjalankan kereta mini dia punya usaha angkringan.

Rute yang ditempuh oleh kereta mini Bagong memang nggak jauh-jauh dari daerah Semarang Utara. Biasanya jarak edarnya hanya sekitar Kota Lama, pelabuhan, Pleret, dan Taman Banget Ayu.

“Kalau sampai tempat tujuan penumpang saya persilakan turun lalu mau foto atau jajan-jajan. Ya, seperti bis-bis wisata itulah,” ujarnya.

Bagong, menanti penumpangnya yang sedang tamasya di Taman Banget Ayu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Saya menyempatkan ikut jalan-jalan dengan kereta mini Bagong. Tujuannya kami ke Taman Banget Ayu. Sepanjang perjalanan, kereta mini ini dipenuhi banyak suara. Musik dangdut yang lirih, celoteh anak-anak, derit bangku, dan suara selongsong knalpot yang terus terbentur karena nggak terpasang dengan baik menjadi "backsound" kereta mini ini.

Saya sebenarnya cukup khawatir dengan keselamatan anak-anak selama perjalanan terutama yang duduk di pinggir bangku. Pasalnya, bangku pinggir nggak dilengkapi besi penutup. Jadilah saya pengasuh sekaligus pengawas dadakan. Kerap saya ingatkan mereka agar nggak melakukan hal berbahaya seperti melepaskan pegangan atau mengeluarkan anggota tubuh.

Kereta mini yang dibawa Bagong nggak setiap hari narik. Dia hanya beroperasi pada akhir pekan atau hari libur. Itupun juga jika cuaca cerah.

Sekali naik, penumpang dipatok tarif antara Rp 5 ribu sampai Rp 7 ribu. Kata Bagong, dia sudah menghitung-hitung agar nggak memberatkan penumpangnya.

“Tarifnya nggak mahal soalnya kami bukan ‘orang punya’,” terang Bagong. Dalam sekali operasi, dia bisa meraup pendapatan Rp 200 sampai Rp 300 ribu. Itu kalau lagi ramai.

Berhenti di Taman Banget Ayu. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Wahana 'Refreshing' dan Momong Anak

Meski targetnya adalah anak-anak, nyatanya orang dewasa juga ikut naik. Banyak juga ibu rumah tangga yang menghabiskan sore sambil momong anak dengan naik kereta ini. Sesampainya di Taman Banget Ayu, sembari jajan saya ngobrol ke salah seorang penumpang bernama Reni.

Kata Reni, naik kereta mini sebagai bentuk refreshing agar nggak jenuh di rumah. Selain itu kalau sambil naik kereta mini, anaknya jadi gampang makan karena sambil jalan-jalan.

“Biayanya nggak mahal tapi bisa jalan-jalan ke kota Semarang. Lagipula ini juga tetangga sendiri jadi nggak susah buat naik,” ujar Reni.

Kereta Mini juga jadi sarana bagi ibu-ibu rumah tangga untuk momong anak. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selain Reni ada juga Dewi. Perempuan berusia 60-an tahun ini, menemani cucunya berjalan-jalan dengan kereta mini. Uniknya, ini kali pertama Dewi naik kereta ini meskipun dia dan Bagong adalah tetangga rusun.

“Tadi cucu saya minta naik. Nggak sempat ganti baju ini, masih pakai daster,” ucap Dewi yang disusul gelak tawanya.

Dewi antusias ikut karena awalnya dia kira kereta mini ini bakal memutari Kota Lama. Namun kendati demikian dia senang karena bisa jalan-jalan di sore hari.

Sementara buat saya, ikut jalan-jalan menggunakan kereta mini ini seperti wisata kecil dengan menelusuri sisi lain Kota Semarang yang belum pernah saya jamah. Cukup menyenangkan. Sepertinya, saya punya alternatif hiburan; naik kereta mini!

Kamu pernah naik kereta mini, Millens? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024