Inibaru.id - Pada hari-hari tertentu, komunitas ini sama rajinnya dengan para bakul sayur yang hendak kulakan belanjaan. Pagi-pagi sekali mereka sudah merapat ke pasar. Alih-alih membawa keranjang belanjaan, orang-orang ini malah nyangking kamera untuk memotret.
Yap, merekalah Komunitas Hunting Pasar (KHP) Semarang. Selain karena hobi yang sama, yakni fotografi, komunitas ini juga memiliki satu hal lain yang menyatukan, yaitu pasar sebagai objek fotografi.
“Ya intinya kami kumpul karena hobi yang sama, lalu suka-suka motret bareng di pasar,” ujar Daud Prayogo Utomo, Koordinator KHP Semarang.
KHP adalah sebuah komunitas yang berpusat di Yogyakarta, tapi membuka "cabang" di banyak kota, salah satunya di Semarang. Pada 9 Januari 2021 lalu, kebetulan KHP Semarang berulang tahun dan mengadakan acara motret bareng di Pasar Gang Baru, Pecinan Semarang, sehari setelahnya.
Tertarik dengan acara tersebut, saya pun turut serta. Pengalaman hunting foto di pasar bukanlah yang perdana bagi saya. Namun, memotret bersama banyak orang adalah yang pertama. Ada perasaan yang berbeda hari itu, Minggu (10/1).
Saya tiba ketika para anggota KHP Semarang sudah berkumpul. Oya, sebetulnya komunitas ini nggak punya keanggotaan khusus, hanya ada pengurus inti yang mengelola. Tiap hunting pun orangnya berganti-ganti.
“Di sini memang nggak terikat. Buat kegiatan bersama saja,” kata Daud.
Kemudian, nggak lama berselang, kegiatan hunting foto pun dimulai. Kami masuk pasar dan mulai mengabadikan pelbagai momen di sana, mulai dari kegiatan para pedagang, dagangan di pasar, hingga aktivitas-aktivitas lain di sana.
Pasar, Area yang Komplet
Daud mengatakan, pasar merupakan arena yang komplet untuk menjadi objek fotografi. Berbagai teknik dan genre fotografi bisa diterapkan di sana, mulai dari street photography, human interest, hingga kebudayaan.
“Menarik, karena kompleks. Termasuk untuk saya yang suka street (photography)," ungkap Daud. "Jadi, pasar adalah tempat yang cocok (untuk semua orang)."
Ya, kompleksitas di dalam pasar inilah yang membuat siapa pun bisa turut serta dalam komunitas ini. Jadi, bukan kesamaan genre, alat, atau teknik yang menjadi ruh dari komunitas tersebut, tapi objeknya, yakni pasar. Keleluasaan inilah yang membuat para anggota memiliki kebebasan berkreasi.
Oya, untuk kamu yang tertarik mengikuti kegiatan KHP Semarang, komunitas ini biasa melakukan kegiatan pada minggu kedua saban bulannya. Selama pandemi, kegiatan mereka sempat diliburkan. Namun, sebulan terakhir mereka sudah mulai berkegiatan lagi.
Menurut saya, ada perbedaan yang cukup mencolok antara hunting foto sendiri dengan melakukannya secara berkelompok, katakanlah bersama KHP Semarang. Meski sama-sama blusukan ke pasar, memotret bersama orang lain membuat saya belajar dari sudut pandang yang lain.
KHP Semarang memang terbiasa membahas apa yang mereka dapatkan selama hunting. Ya, sehabis hunting, tiap anggota umumnya bakal langsung diminta menampilkan karya-karya mereka untuk dilihat bersama. Kami menggunakan media grup di Whatsapp.
Foto yang ditampilkan umumnya akan langsung dikomentari anggota yang lain. Bisa apresiasi atau kritik yang membangun. Menurut saya, ini menarik, karena kami langsung dapat masukan dari sesama pencinta fotografi.
Berbagi Pengalaman
Ada yang bilang, komunitas adalah tempat yang tepat untuk mengukur diri dan memperluas perspektif. Saya sepakat. Dengan mengikuti aktivitas KHP Semarang di Pasar Gang Baru, saya bisa melihat teknik, angle motret, hingga objek seperti apa yang diambil orang
Nggak hanya mengamati, kami juga bisa saling berbagi pengalaman, termasuk mendapatkan ilmu dari para fotografer senior yang juga kerap ikut hunting di KHP Semarang. Salah seorang fotografer yang banyak memberi insight kepada saya adalah Agus Budi Santoso.
Di kalangan fotografer Kota Semarang, dia cukup senior dan menjadi anutan banyak orang. Hunting bersama dia memberikan cukup banyak pencerahan, salah satunya dalam memilih lokasi hunting.
Misalnya, dalam menentukan pasar sebagai tempat hunting. Agus mengatakan, nggak semua pasar bisa bagus untuk dipotret. Jadi, menurutnya, pasar yang dicari adalah yang memiliki karakter dan ciri khas.
“Karakter, misal, jenis jualan dan bentuk pasarnya," ungkap Agus, yang kemudian memberi contoh pasar di Gang Baru yang identik dengan mbok gendong-nya. "Mbok gendong" adalah sosok ibu yang menggendong dagangan di punggung.
Hm, apa lagi yang seru dari komunitas fotografi yang bisa kamu temukan di IG @huntingpasar.smg ini? Ehm, gabung dan temukan pengalaman sendiri saja ya!
Untuk ikut hunting, kamu tinggal pantengin jadwal hunting motret KHP Semarang yang biasanya diunggah di laman Instagram mereka. Setelah itu, tinggal gabung saja, nggak perlu sungkan! (Audrian F/E03)