BerandaTradisinesia
Kamis, 16 Mar 2022 11:05

Uniknya Tari Lengger, Ratusan Tahun Dimainkan Laki-laki yang Berdandan Menyerupai Perempuan

Tari lengger, unik karena dimainkan oleh laki-laki yang menyerupai perempuan. (Phinemo)

Tari Lengger khas Jawa Tengah memiliki keunikannya tersendiri. Ratusan tahun usai kali pertama dikembangkan oleh Sunan Kalijaga, tarian ini masih dimainkan oleh laki-laki yang menyerupai perempuan. Hm, unik ya?

Inibaru.id – Bukan Indonesia namanya kalau nggak kaya akan budaya. Nah, salah satu wujud dari budaya ini adalah tari Lengger Wonosobo. Nama lain dari tarian ini adalah Tarian Wanasaban.

Sebenarnya, tari lengger aslinya berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Penarinya dua sampai empat orang laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan. Cukup unik ya, melihat laki-laki harus menari dengan gemulai layaknya perempuan?

Khusus untuk tari Lengger Wonosobo, asalnya dari Dusun Giyanti, Kecamatan Selomerto. Orang yang mengembangkannya adalah Gondowinangun pada 1910 lalu. Meski begitu, kalau soal siapa yang kali pertama menggubah tarian ini, jawabannya adalah Sunan Kalijaga. Sementara versi Tari Wanasaban yang paling modern, dikembangkan Ki Hadi Soewarna pada 1970-an.

Omong-omong ya, Lengger berasal dari dua kata Bahasa Jawa “eling ngger”. Eling bisa diartikan sebagai ‘ingat’ atau ‘tidak mudah lupa’, sementara ngger bisa diartikan sebagai anak laki-laki. Jadi, sebenarnya tarian ini dibuat Sunan Kali Jaga awalnya untuk selalu meminta sang anak laki-laki mengingat kebesaran Tuhan dan menjalankan kewajibannya.

Tari Lengger asli Banyumas, Jawa Tengah. (ruangkerjacreative.com)

Menariknya, tari Lengger juga memiliki unsur asmaranya, lo. Yang diceritakan adalah pasangan Panji Asmoro Bangun serta Galuh Candra Kirana. Meski begitu, inti dari tarian ini sebenarnya adalah penyebaran agama Islam yang ada di Jawa Tengah, sebagaimana yang dilakukan Sunan Kalijaga dengan karya-karya seni lainnya.

Sebutan lain dari tari Lengger adalah Lengger Lanang. Kalau yang ini sih karena penarinya adalah laki-laki. Tapi, agar nggak terlihat seperti menonjolkan sisi transgender, kini banyak penari lelaki yang memakai topeng. Meski begitu, dalam perkembangannya, penari perempuan kini juga bisa ambil bagian dalam tarian ini.

Keunikan lain dari tarian ini adalah adanya mitos yang nggak boleh dilanggar, khususnya dalam hal pemilihan warna pakaian tradisional Jawa yang dikenakan. Kalau dilanggar, dikhawatirkan sang penari bisa sampai kerasukan dan akhirnya merepotkan orang lain deh.

Oya, tarian ini juga memiliki empat babak. Babak pertama dan kedua adalah Gamyongan dan Lenggeran. Di babak ini, penari-penari perempuan atau laki-laki yang menyerupai perempuan menonjolkan keanggunan perempuan Jawa sehingga bisa memikat para pemuda. Sementara itu, di babak ketiga, yakni Badhutan/Bodhoran, ditampilkan dua penari yang menunjukkan adegan-adegan lucu dan menghibur. Babak terakhir yang jadi penutup tari Lengger adalah Baladewan

Kamu pernah melihat tari Lengger Wonosobo belum nih, Millens? (Tem/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024